Pages

Labels

Thailand Menyangkal Klaim Kamboja Tentang Gencatan Senjata Baru

PHANOM DONG RAK- Baku tembak kembali terjadi di perbatasan Thailand dan Kamboja, kemarin, atau memasuki hari kedelapan. Bangkok menyangkal klaim Phnom Penh tentang gencatan senjata terbaru untuk mengakhiri konflik berdarah.

Kementerian Pertahanan Kamboja mengumumkan bahwa para komandan militer Thailand dan Kamboja kemarin menyepakati gencatan senjata baru, beberapa jam setelah baku tembak kembali terjadi di perbatasan.

“Para komandan militer kedua pihak sepakat menghentikan baku tembak serta menghentikan pergerakan pasukan,” papar Kementerian Pertahanan Kamboja, kemarin, beberapa jam setelah pertempuran kembali pecah.

Komandan garis depan Kamboja menjelaskan, pejabat militer dari kedua negara menggelar pertemuan kedua kemarin, meski Thailand menyatakan tidak dapat mengonfirmasi adanya tawaran baru untuk menyelamatkan gencatan senjata.

“Situasinya tenang. Kami sepakat menghentikan menembaki pihak lain,” papar komandan militer Kamboja Neak Vong, kemarin, setelah menghadiri perundingan dengan pihak Thailand.

Tapi juru bicara militer Thailand Kolonel Preeda Butraj menyangkal adanya gencatan senjata baru kemarin. “Saya telah katakan bahwa Kamboja tak dapat dipercaya. Saya tidak tahu apa pernyataan mereka tapi saya tegaskan bahwa kami tidak mempercayainya. Kami menunggu dan melihat situasinya dari hari ke hari,” tuturnya, seperti dikutip kantor berita AFP. “Thailand siap untuk perundingan gencatan senjata, jika Kamboja bersungguh-sungguh tentang itu.”

Konflik perbatasan ini telah menewaskan 16 orang dan lebih dari 85.000 warga mengungsi. Kedua pihak saling tuduh bahwa pihak lain yang memulai pertempuran kemarin, setelah gencatan senjata disepakati pada Kamis (28/4). “Kurang dari 12 jam setelah kesepakatan, militer Thailand kembali menyerang dan pertempuran berlanjut hingga pagi berikutnya,” papar pernyataan pemerintah Kamboja.

Panglima militer Thailand Jenderal Prayut Chan-O-Cha menyesalkan kembali terjadinya baku tembak kemarin. “Kami hanya membalas dengan senapan, tidak dengan menembakkan artileri,” tuturnya.

“Seorang tentara Thailand tewas dan enam tentara lainnya terluka dalam baku tembak sporadis sepanjang malam,” kata juru bicara militer Thailand Kolonel Prawit Hookaew.

Para komandan Thailand dan Kamboja kembali berunding pada Kamis (28/4) untuk membuka kembali gerbang perbatasan dan menciptakan iklim untuk mengijinkan warga sipil kembali ke rumah-rumahnya.

Kamboja kemarin mengatakan telah meminta Pengadilan Dunia untuk mengklarifikasi penetapan pada 1962 tentang kawasan sekitar candi Preah Vihear, lokasi konflik kedua negara tetangga. “Klarifikasi oleh pengadilan sangat penting untuk menetapkan masalah perbatasan dengan damai antar kedua negara di daerah itu,” paparnya.

Thailand menyatakan telah menyewa penasehat hukum dan akan berjuang dalam kasus perbatasan tersebut.

Baku tembak terbaru terjadi di sekitar dua kompleks candi yang terletak 150 kilometer barat Preah Vihear, meski pertempuran juga terjadi di Preah Vihear pada Selasa (26/4). Tujuh tentara Thailand dan delapan tentara Kamboja tewas sejak konflik pecah pada 22 April. Bangkok mengklaim seorang warga sipil Thailand tewas selama konflik.

Baku tembak memaksa 50.000 warga desa-desa perbatasan di Thailand dan 35.000 orang di Kamboja mengungsi. Mereka belum berani pulang ke desa asalnya karena baku tembak masih mengancam nyawa mereka.

Perbatasan Thailand dan Kamboja hingga saat ini belum sepenuhnya memiliki batas negara yang jelas. Ini karena di perbatasan itu tertanam banyak ranjau dari beberapa dekade perang di Kamboja.

Hubungan kedua tetangga itu memburuk sejak Preah Vihear yang dianggap sebagai simbol kekayaan arsitektur kuno Khmer selain Angkor Wat di Kamboja, diberikan status Warisan Dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juli 2008.

Pengadilan Dunia pada 1962 menetapkan candi itu milik Kamboja, tapi kedua negara saling mengklaim kepemilikan 4,6 kilometer persegi wilayah sekitar candi. Kedua negara sepakat pada Februari silam untuk mengijinkan pengamat dari Indonesia di daerah dekat Preah Vihear, tapi militer Thailand menyatakan delegasi itu tidak disambut dan mereka belum berada di sana.

Pada Februari, Dewan Keamanan PBB menyerukan kedua negara menahan diri dan menyepakati gencana senjata permanen. Desakan itu diungkapkan pula oleh Indonesia yang menjadi ketua Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia meminta Thailand dan Kamboja segera mengakhiri kekerasan di perbatasan. (syarifudin)

Beckhams Pimpin Selebritas Hadiri Pernikahan Kerajaan

LONDON- David Beckham dan Victoria Beckham menjadi salah satu selebritas dan tamu VIP yang hadir di pernikahan kerajaan Pangeran William dan Kate Middleton di Westminster Abbey, kemarin.

Mantan kapten tim sepakbola Inggris Beckham mengenakan pin medali OBE di kerah bagian kanan kemeja warna abu-abu rancangan Ralph Lauren. Dengan rambut hitam mengkilat yang disisir ke belakang, Beckham antri bersama Victoria di luar gereja bersama 1.900 tamu yang menunggu mendapatkan kursi mereka dalam pernikahan terbesar dalam 30 tahun itu.

Penyanyi yang kemudian berganti profesi menjadi desainer fesyen, Victoria, mengenakan gaun “trapeze” biru dari koleksi Autumn/Winter 2011. Perempuan yang mengandung empat anak Beckham itu mengenakan topi rancangan Philip Treacy dengan rambut disisir ke belakang membentuk ekor kuda.

Beckham diberi kelonggaran waktu oleh klub sepakbolanya, LA Galaxy, untuk menghadiri pernikahan William dan Kate. Beckham mengenal dekat William yang merupakan presiden Asosiasi Sepakbola Inggris (EFA), saat mereka bekerja sama memperebutkan hak untuk menjadi tuan rumah World Cup 2018, meski upaya mereka gagal.

Sir Trevor Brooking, teman William di EFA sempat berbincang dengan Beckham saat berjalan memasuki gereja.

Sejumlah tamu undangan yang tampak memenuhi antrian di Pintu Gerbang Utara gereja itu, antara lain aktor Rowan Atkinson yang memerankan “Mr Bean” dan Chelsy Davy, pacar adik kandung William, Pangeran Harry.

Daftar tamu undangan dipenuhi para selebritas, termasuk penyanyi Elton John bersama pasangan hidupnya David Furnish, Guy Ritchie yang menyutradarai film era 1990-an berjudul Lock, Stock and Two Smoking Barrels, serta penyanyi Joss Stone. Elton John yang terkenal untuk gaya pakaian yang semarak, mengenakan kemeja warna hitam dan celana panjang abu-abu.

Perenang Olimpiade asal Australia Ian Thorpe juga hadir dalam acara pernikahan tersebut. Thorpe bertemu William saat dia mengunjungi negara kediaman perenang itu tahun lalu dan Pangeran William mendukung organisasi amal Australia.

Pelatih tim sepakbola Inggris yang memenangkan World Cup Sir Clive Woodward tampak menjadi tamu yang paling awal tiba. Woodward yang terkenal untuk kemenangan Inggris pada World Cup 2003 dan sekarang bekerja untuk Asosiasi Olimpiade Inggris (BOA), diundang William untuk bergabung bersama tim Inggris dan Irlandia untuk tur 2005 ke Selandia Baru.

“Saya sangat bangga menjadi warga Inggris karena seluruh negara jelas bergembira dengan pasangan luar biasa ini dan ini menjadi hari yang luar biasa. Dia (Pangeran William) akan sangat gugup dan saya sedikit gugup padanya,” papar Woodward.

Sosialita Inggris Tara Palmer-Tomkinson menarik mata dengan topi dan pakaian biru kerajaan. Sedangkan Earl Spencer yang merupakan saudara kandung ibu William, Diana, tiba di gereja bersama keluarganya.

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron datang dengan pakaian pagi tradisional bersama istrinya Samantha dan mereka bergabung bersama Walikota London Boris Johnson.

PM Australia Julia Gillard baru tiba pada pukul 9.00 GMT dan diikuti perwakilan dari 50 negara lainnya.

Tidak terlalu banyak wajah-wajah yang kurang terkenal di dalam antrian tamu undangan yang mulai berbaris di luar gereja sebelum pintu-pintu dibuka pada pukul 07.15 GMT.

Hash dan Chan Shingadia merupakan salah satu dari kelompok pemilik toko yang diundang dari desa asal Kate di Bucklebury, Berkshire, barat London, bersama tukang daging Martin Fidler dan istrinya Sue. Pemilik Old Boot Inn di dekat Stanford Dingley, John Haley, juga ada dalam daftar tamu undangan.

Joki amatir Sam Waley-Cohen, teman lama William dan Kate yang disebut-sebut sebagai sosok yang menyatukan kembali pasangan itu setelah mereka berpisah pada 2007, juga hadir dalam pernikahan tersebut.

Sam Waley-Cohen dengan rendah hati mengatakan tentang perannya menyatukan kembali William dan Kate. “Sejujurnya, saya pikir mereka sendiri yang kembali bersama lagi. Tapi sangat senang menjadikan mereka dalam satu ruangan bersama dan memiliki peluang melakukan obrolan yang bagus,” tuturnya.

Dari sekian banyak tamu yang hadir dalam acara pernikahan, mantan PM Inggris Tony Blair dan mantan PM Inggris Gordon Brown ternyata tidak diundang dalam acara itu. Padahal Thatcher dan John Major yang keduanya merupakan mantan PM dari Konservatif, diundang dalam pernikahan tersebut.

Blair mengaku tidak sakit hati karena tidak diundang dalam pernikahan William dan Kate. Blair mengatakan bahwa sangat bijaksana jika pernikahan dihadiri orang dari seluruh bagian masyarakat. “Saya berbahagia untuk pasangan kerajaan tersebut. Sangat bijaksana untuk mengundang orang-orang dari berbagai bidang kehidupan, daripada hanya politisi,” tuturnya.

Saat Blair ditanya apakah dia sakit hati, dia menjawab, “Tentu saja tidak. Ini bukan masalah dan saya berdoa pasangan itu selalu bahagia.”

Istana kerajaan menegaskan tidak wajib mengundang Blair atau Brown. Meski saat Pangeran Charles menikahi Diana Spencer pada 1981, seluruh mantan PM Inggris yang masih hidup diundang. (syarifudin)

Palestina Sepakat Bersatu, Israel Berang

RAMALLAH- Hamas dan Fatah kemarin membuat kesepakatan mengejutkan yang mengakhiri perselisihan beberapa dekade. Kesepakatan untuk membentuk pemerintahan transisi itu disambut kepemimpinan Palestina tapi dikecam Israel yang menganggapnya melintasi “garis merah.”

Dalam kesepakatan yang diumumkan di Kairo pada Rabu (27/4) itu, sekuler Fatah yang mendominasi Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Hamas di Jalur Gaza, sepakat bekerja sama membentuk pemerintahan transisi menjelang pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar dalam setahun.

Kesepakatan yang muncul setelah 18 bulan perundingan yang buntu itu mendapat sambutan dari Perdana Menteri (PM) Palestina Salam Fayyad. “Saya harap ini akan menjadi langkah penting bagi proses terbentuknya segera persatuan nasional,” paparnya, seperti dikutip kantor berita AFP.

Iran juga menyambut kesepakatan antara Fatah dan Hamas. “Iran akan mempercepat pembangunan di wilayah Palestina dan meraih kemenangan besar melawan Israel,” tegas Teheran.

Tapi kesepakatan ini mendapat kecaman Israel. Menteri Luar Negeri (menlu) Israel Avigdor Lieberman dan Menteri Pertahanan (menhan) Ehud Barak memperingatkan bahwa rezim Zionis tidak akan pernah menerima pemerintahan Hamas.

“Dengan kesepakatan ini, garis merah telah dilewati,” kata Lieberman di radio militer Israel, kemarin, sambil mengancam rencana balas dendam. Sedangkan Barak menegaskan, “Militer akan menggunakan kepalan besi untuk menghadapi semua ancaman. Israel tidak akan pernah bernegosiasi dengan Hamas.”

Kesepakatan akan membuat Hamas dan Fatah dapat bekerja sama membentuk pemerintahan sementara dengan sejumlah politisi independen yang dipilih kedua pihak. “Pemerintahan sementara itu akan berjalan hingga pemilu dapat digelar,” kata kepala delegasi Fatah Azzam al-Ahmad melalui telepon dari Kairo, pada kantor berita AFP.

Azzam menjelaskan, faksi-faksi Palestina yang bertikai sejak awal 1990-an, telah menyepakati membentuk satu pemerintahan independen. “Pemerintahan ini akan bertugas menyiapkan pemilu presiden dan legislatif dalam setahun,” paparnya.

Pejabat senior Hamas Mahmud Zahar yang menghadiri perundingan itu menjelaskan, pemerintah transisi akan diisi oleh tokoh-tokoh yang dipilih kedua pihak.

“Perwakilan Hamas dan Fatah akan kembali ke Kairo pada akhir pekan depan untuk menandatangani dokumen kesepakatan, yang didalamnya akan menetapkan syarat-syarat pembebasan tahanan politik di kedua pihak,” ungkap Zahar.

Zahar mengkonfirmasi bahwa Fatah dan Hamas telah melepas perbedaan terkait isu keamanan yang selama 18 bulan silam menjadi penghalang negosiasi yang dimulai setelah gagalnya penandatanganan kesepakatan pada Oktober 2009.

Mussa Abu Marzuk, salah satu tokoh penting kepemimpinan Hamas di pengasingan Damascus menjelaskan, dua pihak akan menandatangani kesepakatan pada Rabu pekan depan (4/5), setelah itu mereka akan mulai berkonsultasi tentang pembentukan pemerintahan sementara.

Beberapa saat setelah kesepakatan itu diumumkan, PM Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan sebuah ultimatum untuk Presiden Palestina Mahmud Abbas. “Pilih antara perdamaian dengan Israel atau perdamaian dengan Hamas,” tegasnya.

Menurut Netanyahu, kesepakatan itu akan membuka lebar jalan bagi Hamas memperluas kontrol di Tepi Barat. “Tidak boleh ada perdamaian antara keduanya karena Hamas berupaya merusak Israel dan mengatakannya dengan sangat terbuka,” ujarnya.

Menanggapi komentar pedas Netanyahu, juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina menegaskan, “Untuk menanggapi pernyataan Netanyahu, kami katakan bahwa rekonsiliasi Palestina merupakan masalah internal Palestina. Netanyahu dalam bagian ini, harus memilih antara perdamaian dan pemukiman.”

Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, menyambut kesepakatan itu. “Pemerintahan Palestina yang baru harus menolak kekerasan, mendukung kesepakatan sebelumnya dan mengakui hak Israel untuk eksis,” papar juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS Tommy Vietor.

Hamas dan Fatah hampir saya menandatangani kesepakatan yang dimediasi Mesir pada Oktober 2009, tapi Hamas membatalkan menandatangani karena menolak beberapa isi kesepakatan tanpa memberitahu mereka.

Ketegangan antara dua gerakan itu dimulai sejak awal 1990-an saat pemimpin Fatah banyak menangkap para aktivis Hamas. Perselisihan memburuk pada Januari 2006, saat Hamas mengalahkan Fatah dalam pemilu. Hamas menguasai lebih dari setengah kursi di parlemen Palestina sehingga mereka berhak membentuk pemerintahan. (syarifudin)

Pemberontak Libya Hendak Kuasai Bandara Misrata

MISRATA- Pemberontak kemarin bertempur untuk merebut bandara Misrata, setelah mereka memukul mundur pasukan yang setia pada Pemimpin Libya Muammar Khadafi.

Pasukan pemberontak yang didukung serangan udara NATO mengklaim berhasil mengusir pasukan Khadafi keluar radius jangkauan rudal yang dapat jatuh ke pelabuhan Misrata. Pelabuhan ini merupakan jalur bantuan untuk setengah juta penduduk Misrata yang terkepung pasukan Khadafi selama lebih tujuh pekan.

“Pejuang kebebasan kami telah mengalahkan tentara Khadafi dengan memaksa mereka keluar Misrata,” papar Khalid Azwawi, kepala komite transisi lokal. “Pemberontak berupaya memaksa mereka keluar, tapi tidak terlalu jauh. Itulah mengapa Khadafi berupaya mengebom pelabuhan.”

Menurut pemberontakan, pertempuran terus berlanjut di sekitar bandara Misrata, kemarin pagi. “Pasukan Khadafi dalam jumlah besar berada di sekitar bandara, hanya beberapa kilometer barat kota Misrata,” kata panglima militer pemberontak Ibrahim Bet-Almal yang menegaskan tidak ada kerja sama antara pasukannya dan NATO.

“Kami sedang berusaha membersihkan daerah di luar kota yang terus dihujani ledakan rudal dan roket secara acak,” papar Ibrahim.

Pasukan yang dipimpin Ibrahim mempertahankan Zintan, di pegunungan baratdaya Tripoli. Mereka juga memukul mundur pasukan Khadafi yang membombardir kota itu dengan sedikitnya 20 roket Grad yang melukai tiga orang dan merusak sebuah rumah sakit.

Satu tim wartawan dari kantor berita AFP pada Rabu (27/4) menyaksikan pemberontak menembakkan senapan salvo di malam hari, saat pesawat tempur NATO terbang di atas kepala.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengijinkan rakyatnya membeli minyak, gas, dan produk pengolahan minyak dari pemberontak Libya, Dewan Nasional Transisional (TNC). “Rakyat Libya pemberani, tapi kita perlu akses ke pendapatan minyak sehingga kita dapat memberi makan, melindungi, dan membela keluarga kita,” papar TNC menyambut langkah Kementerian Keuangan AS.

Kepala atau perwakilan dari 61 suku dari penjuru Libya mendesak Khadafi segera mundur. Pernyataan bersama itu dirilis pada Rabu (27/4) oleh penulis Prancis, Bernard-Henri Levy. “Libya masa depan, saat diktator telah pergi, akan menjadi Libya yang bersatu, dengan Tripoli sebagai ibukotanya, dan tempat kita akan bebas membangun masyarakat sipil berdasarkan keinginan kita sendiri,” ungkap pernyataan bersama tersebut.

Levy menjadi juru bicara tidak resmi di Paris untuk gerakan revolusi di Libya. Dia mendesak Presiden Prancis Nicolas Sarkozy memobilisasi dukungan militer dan politik secara internasional.

“Setiap suku di Libya diwakili sedikitnya seorang utusan. Ini daftar 61 tandatangan, beberapa suku diwakili 100%, lainnya masih masih terpecah,” kata Levy.

Pada Selasa (26/4), pasukan Khadafi menembakkan roket-roket Grad di pelabuhan Misrata hingga menewaskan seorang pengungsi Afrika dan melukai lebih dari puluhan orang. Enam orang terluka serius. (syarifudin)

Upaya Perdamaian Thailand-Kamboja Buntu

PHANOM DONG RAK- Harapan terciptanya gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja sirna, kemarin, karena Bangkok keluar dari perundingan bilateral dan pertempuran di perbatasan memasuki hari keenam.

Perundingan bilateral yang bertujuan mengakhiri konflik yang dijadwalkan di Phnom Penh, kemarin, gagal digelar karena Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwon membatalkan kehadirannya di menit terakhir.

Juru bicara (jubir) militer Thailand Kolonel Sunsern Kaewkumnerd menjelaskan, perjalanan itu dibatalkan setelah media Kamboja melaporkan bahwa Bangkok mengakui kekalahan dalam konflik.

“Saya akan berbicara dengan Kamboja tapi saya tidak ingin publik berpikir keputusan untuk berunding merupakan sebuah kekalahan bagi Thailand,” tegas Prawit, sebelum terbang ke China untuk pertemuan yang tidak terkait dengan konflik perbatasan tersebut.

Thailand dan Kamboja saling tuduh sebagai pihak yang mengawali pertempuran. Konflik ini turut memperkeruh hubungan diplomatik kedua negara.

“Thailand tidak jujur tentang keinginan mencapai gencatan senjata permanen,” papar jubir pemerintah Kamboja Phay Siphan.

Delapan tentara Kamboja dan lima tentara Thailand tewas dalam lima hari pertempuran di perbatasan. Thailand menyatakan, seorang warga sipil juga tewas selama baku tembak.

Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen menyerukan gencatan senjata antara dua negara yang hingga kini menewaskan 14 orang dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Dia menegaskan ingin pertempuran berhenti. “Kamboja mengajukan gencatan senjata,” katanya dalam pidato di ibu kota Phnom Penh, menambahkan bahwa dia siap menggelar perundingan dengan PM Thailand Abhisit Vejjajiva saat konferensi tingkat tinggi di Jakarta pada awal Mei.

Abhisit menyatakan dia yakin diskusi akan digelar setelah Prawit kembali dari China. “Saya siap untuk berunding tapi saya tidak paham mengapa mereka tidak menghentikan penembakan,” paparnya.

Pada Selasa (26/4) pertempuran meluas hingga perbatasan sekitar candi Preah Vihear berusia 900 tahun yang menjadi fokus ketegangan hubungan dua negara sejak status Warisan Dunia dilekatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada candi itu pada 2008.

Lokasi sekitar Preah Vihear relatif tenang selama dua bulan terakhir, dan berjarak 150 kilometer dari lokasi baku tembak terbaru sejak Jumat (22/4). Para Februari silam, 10 orang tewas dekat Preah Vihear akibat pertempuran kedua negara.

Banyak warga desa yang terjebak dalam pertempuran mengaku ingin kehidupan kembali normal. “Saya ingin mereka saling bicara dan membawa perdamaian,” kata Pornchai Jongkod, penduduk desa Noi Rom Yen, Thailand, yang rumahnya hancur akibat bom dan putrinya terluka.

“Warga menderita, kehilangan nyawa dan barang miliknya. Kehidupan kami sudah keras dan ini hanya semakin memperburuk keadaan,” papar Noi Rom Yen.

Perbatasan Thailand dan Kamboja hingga saat ini belum sepenuhnya memiliki batas negara yang jelas. Ini karena di perbatasan itu tertanam banyak ranjau dari beberapa dekade perang di Kamboja. Pengadilan Dunia juga menetapkan pada 1962 bahwa candi itu milik Kamboja, tapi kedua negara saling mengklaim kepemilikan 4,6 kilometer persegi wilayah sekitar candi.

Kedua negara sepakat pada Februari silam untuk mengijinkan pengamat dari Indonesia di daerah dekat Preah Vihear, tapi militer Thailand menyatakan delegasi itu tidak disambut dan mereka belum berada di sana.

Pada Februari, Dewan Keamanan PBB menyerukan kedua negara menahan diri dan menyepakati gencana senjata permanen. Desakan itu diungkapkan pula oleh Indonesia yang menjadi ketua Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia meminta Thailand dan Kamboja segera mengakhiri kekerasan di perbatasan. Ketua ASEAN telah mengontak Menlu Thailand dan Kamboja, serta mendesak kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai.

Kamboja menginginkan mediasi asing untuk membantu menyelesaikan kebuntuan masalah perbatasan. Tapi Thailand bersikeras bahwa perselisihan itu harus diselesaikan melalui perundingan bilateral.

Thailand saat ini mengakui menggunakan Munisi Konvensional yang Ditingkatkan untuk Tujuan Ganda (DPICM) pada pertempuran Februari. Tapi Thailand menyangkal negaranya tidak mengklasifkasikan persenjataan itu sebagai peluru tandan yang dilarang digunakan di daerah sipil. (syarifudin)

Upaya Perdamaian Thailand-Kamboja Buntu

PHANOM DONG RAK- Harapan terciptanya gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja sirna, kemarin, karena Bangkok keluar dari perundingan bilateral dan pertempuran di perbatasan memasuki hari keenam.

Perundingan bilateral yang bertujuan mengakhiri konflik yang dijadwalkan di Phnom Penh, kemarin, gagal digelar karena Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwon membatalkan kehadirannya di menit terakhir.

Juru bicara (jubir) militer Thailand Kolonel Sunsern Kaewkumnerd menjelaskan, perjalanan itu dibatalkan setelah media Kamboja melaporkan bahwa Bangkok mengakui kekalahan dalam konflik.

“Saya akan berbicara dengan Kamboja tapi saya tidak ingin publik berpikir keputusan untuk berunding merupakan sebuah kekalahan bagi Thailand,” tegas Prawit, sebelum terbang ke China untuk pertemuan yang tidak terkait dengan konflik perbatasan tersebut.

Thailand dan Kamboja saling tuduh sebagai pihak yang mengawali pertempuran. Konflik ini turut memperkeruh hubungan diplomatik kedua negara.

“Thailand tidak jujur tentang keinginan mencapai gencatan senjata permanen,” papar jubir pemerintah Kamboja Phay Siphan.

Delapan tentara Kamboja dan lima tentara Thailand tewas dalam lima hari pertempuran di perbatasan. Thailand menyatakan, seorang warga sipil juga tewas selama baku tembak.

Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen menyerukan gencatan senjata antara dua negara yang hingga kini menewaskan 14 orang dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Dia menegaskan ingin pertempuran berhenti. “Kamboja mengajukan gencatan senjata,” katanya dalam pidato di ibu kota Phnom Penh, menambahkan bahwa dia siap menggelar perundingan dengan PM Thailand Abhisit Vejjajiva saat konferensi tingkat tinggi di Jakarta pada awal Mei.

Abhisit menyatakan dia yakin diskusi akan digelar setelah Prawit kembali dari China. “Saya siap untuk berunding tapi saya tidak paham mengapa mereka tidak menghentikan penembakan,” paparnya.

Pada Selasa (26/4) pertempuran meluas hingga perbatasan sekitar candi Preah Vihear berusia 900 tahun yang menjadi fokus ketegangan hubungan dua negara sejak status Warisan Dunia dilekatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada candi itu pada 2008.

Lokasi sekitar Preah Vihear relatif tenang selama dua bulan terakhir, dan berjarak 150 kilometer dari lokasi baku tembak terbaru sejak Jumat (22/4). Para Februari silam, 10 orang tewas dekat Preah Vihear akibat pertempuran kedua negara.

Banyak warga desa yang terjebak dalam pertempuran mengaku ingin kehidupan kembali normal. “Saya ingin mereka saling bicara dan membawa perdamaian,” kata Pornchai Jongkod, penduduk desa Noi Rom Yen, Thailand, yang rumahnya hancur akibat bom dan putrinya terluka.

“Warga menderita, kehilangan nyawa dan barang miliknya. Kehidupan kami sudah keras dan ini hanya semakin memperburuk keadaan,” papar Noi Rom Yen.

Perbatasan Thailand dan Kamboja hingga saat ini belum sepenuhnya memiliki batas negara yang jelas. Ini karena di perbatasan itu tertanam banyak ranjau dari beberapa dekade perang di Kamboja. Pengadilan Dunia juga menetapkan pada 1962 bahwa candi itu milik Kamboja, tapi kedua negara saling mengklaim kepemilikan 4,6 kilometer persegi wilayah sekitar candi.

Kedua negara sepakat pada Februari silam untuk mengijinkan pengamat dari Indonesia di daerah dekat Preah Vihear, tapi militer Thailand menyatakan delegasi itu tidak disambut dan mereka belum berada di sana.

Pada Februari, Dewan Keamanan PBB menyerukan kedua negara menahan diri dan menyepakati gencana senjata permanen. Desakan itu diungkapkan pula oleh Indonesia yang menjadi ketua Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia meminta Thailand dan Kamboja segera mengakhiri kekerasan di perbatasan. Ketua ASEAN telah mengontak Menlu Thailand dan Kamboja, serta mendesak kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai.

Kamboja menginginkan mediasi asing untuk membantu menyelesaikan kebuntuan masalah perbatasan. Tapi Thailand bersikeras bahwa perselisihan itu harus diselesaikan melalui perundingan bilateral.

Thailand saat ini mengakui menggunakan Munisi Konvensional yang Ditingkatkan untuk Tujuan Ganda (DPICM) pada pertempuran Februari. Tapi Thailand menyangkal negaranya tidak mengklasifkasikan persenjataan itu sebagai peluru tandan yang dilarang digunakan di daerah sipil. (syarifudin)

Uni Afrika Desak NATO Hentikan Serangan

ADDIS ABABA- Uni Afrika (UA) kemarin mendesak segera dihentikannya aksi militer NATO yang menargetkan para pejabat senior Libya. Desakan itu muncul dua hari setelah serangan udara aliansi asing di kompleks kediamanan pemimpin Libya Muammar Khadafi di Tripoli.

Organisasi pan-Afrika itu menekankan pentingnya semua pihak terlibat dalam melaksanakan resolusi 1973 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertindak sesuai hukum internasional dan pengawasan untuk memastikan pelindungan populasi sipil.

“Uni Afrika akan menggelar pertemuan luar biasa pada Mei untuk meninjau lagi perdamaian dan keamanan di benua Afrika, terkait krisis dan ancaman baru,” papar pernyataan UA, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Pesawat-pesawat tempur NATO menyerang kompleks Khadafi di Tripoli pada Senin (25/4). Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Robert Gates dan Menhan Inggris Liam Fox berdalih bahwa pilihan target serangan di Tripoli itu memiliki legitimasi.

Menteri Luar Negeri (menlu) Libya Abdelati Obeidi meminta Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika untuk menggelar konferensi tingkat tinggi luar biasa untuk mencari jalan melawan pasukan asing. “Delegasi saya mengusulkan menggelar sesegera mungkin sesi luar biasa Uni Afrika untuk mengidentifikasi cara-cara agar benua kita memiliki kemampuan mobilisasi menghadapi pasukan asing yang sepakat melawan kita,” tegasnya.

Perundingan di kantor pusat UA di Addis Ababa dilakukan untuk mencari jalan keluar konflik di Libya. Perundingan itu diikuti delegasi dari Khadafi dan pemberontak Libya. Tapi kedua pihak tidak bertemu secara langsung.

Kemarin, NATO sepakat mendirikan satu pos sipil di basis pemberontak, Benghazi, Libya, untuk meningkatkan kontak-kontak politik dengan oposisi. Para utusan 28 negara anggota NATO mendukung prinsip umum memiliki pos kontak di Libya. Pos sipil itu akan mulai menjalankan aktivitas dalam beberapa hari atau pekan lagi.

Prancis dan Italia hanya satu-satunya negara anggota NATO yang secara resmi mengakui oposisi Dewan Nasional Transisional (TNC). Qatar yang turut bergabung NATO dalam operasi di Libya, juga mengakui TNC. Pekan lalu, Prancis, Italia, dan Inggris mengirim penasehat militer untuk membantu pemerintahan bayangan oposisi di Benghazi.

Sementara itu, pasukan Suriah mengetatkan keamanan di Daraa, saat komunitas internasional mengecam serangan militer terhadap demonstran yang menewaskan sedikitnya 30 jiwa. “Pasukan keamanan menembak mati sedikitnya enam orang pada Selasa (26/4) setelah membunuh sedikitnya 25 orang saat mereka berpatroli ke kota Daraa, dengan tank-tank dan sniper,” papar seorang anggota oposisi Suriah.

Kantor berita SANA melaporkan, militer terus memburu kelompok bersenjata dan ekstrimis di Daraa yang menyerang posisi-posisi militer, memblokade jalan dan memaksa orang-orang yang melintasi jalan untuk berhenti.

Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB hari ini dijadwalkan menggelar sesi khusus untuk membahas Suriah. “Pertemuan khusus itu digelar Jumat, 29 April, pukul 11 siang,” kata juru bicara Komisioner Tinggi HAM PBB Cedric Sapey.


Jerman kemarin menyatakan akan mendukung sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Suriah, terkait kekerasan yang dialami para demonstran. “Kami mendorong respon Eropa terhadap pelanggaran berat HAM. Ini akan dikaji berdasarkan inisiatif Jerman, apakah mungkin menyetujui sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Suriah. Kami akan mendukung sanksi-sanksi itu,” papar Sapey.

Sementara itu, dua polisi Yaman dan seorang demonstran tewas dalam bentrok kemarin di kota Aden. Mereka tewas dalam dua bentrok yang berbeda. “Dua polisi Yaman tewas dalam bentrok antara pasukan keamanan dan demonstran,” kata pejabat kemananan.

Di bentrok yang lain, tentara Yaman menewaskan seorang demonstran dan melukai tiga orang lainnya. “Militer membunuh Mohsen al-Yahri dan melukai tiga orang lainnya,” ujar petugas medis.

Bentrok terjadi saat tentara memindahkan blokade jalan yang disusun demonstran yang menyerukan mogok kerja total setiap Rabu dan Sabtu agar Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh segera mundur.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam Suriah dan Yaman atas penyerangan yang dilakukan terhadap demonstran. “Kami mengawasi berbagai kejadian dengan cermat dan dengan keprihatinan yang meningkat. Saya mengecam pada berlanjutnya kekerasan terhadap demonstran damai, terutama pada penggunaan tank-tank dan peluru tajam yang menewaskan dan melukai ratusan orang,” tegas Ban setelah meninggalkan perundingan Dewan Keamanan PBB. (syarifudin)

Pertempuran Meluas Sepanjang Perbatasan

PHANOM DONG RAK- Pertempuran antara pasukan Thailand dan Kamboja terus meluas di sepanjang perbatasan, kemarin. Kedua pihak kemarin saling menembakkan roket jarak dekat di dekat candi Preah Vihear yang berumur 900 tahun.

Baku tembak yang telah menewaskan 13 tentara itu kian memanas meski ada tekanan diplomatik agar pertempuran dihentikan. Puluhan ribu warga sipil terpaksa mengungsi keluar dari desa-desa mereka di sepanjang perbatasan.

“Pertempuran terjadi dekat reruntuhan Preah Vihear pada pukul 1.30 siang dan terjadi selama 30 menit. Mereka menembakkan artileri dan mortir, kami membalas,” papar juru bicara (jubir) militer Thailand Kolonel Prawit Hookaew.

Jubir militer Thailand lainnya, Sansern Kaewkamnerd mengatakan bahwa kedua pihak saling menembakkan roket jarak dekat dan senapan di dekat candi Preah Vihear. “Kami mempertahankan konflik ini tetap berada di daerah yang kecil. Konfrontasi ini kesalahpahaman,” tuturnya.

Kamboja menuduh Thailand yang memulai baku tembak dan menggunakan pesawat mata-mata dan gas beracun dalam konflik terbaru. Bangkok menyangkal tuduhan tersebut.
“Jet-jet tempur Thailand menembaki wilayah Kamboja di dkeat candi. Sebuah jet tempur terbang di atas kami dan mulai menembak,” kata jubir pemerintah Kamboja Phay Siphan.

Pertempuran di perbatasan kedua negara terjadi sejak Jumat (22/4) di daerah pegunungan yang berjarak 150 kilometer timur candi Preah Vihear. Tapi kemarin, pertempuran juga terjadi di dekat Preah Vihear. Baku tembak sebelumnya yang terjadi pada 10 Februari di dekat Preah Vihear, menewaskan 10 orang, sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak gencatan senjata permanen.

Thailand dan Kamboja pada Februari sepakat mengijinkan pengawas dari Indonesia ke wilayah dekat Preah Vihear. Tapi militer Thailand sejak saat itu mengatakan para pengawas tidak disambut dan mereka belum dikirimkan.

“Pemerintah akan mengkaji kebijakan terhadap Kamboja, termasuk perdagangan, pemeriksaan perbatasan, dan kerjasama di semua level, tapi tidak akan memutus hubungan diplomatik,” kata Menlu Thailand Kasit Piromya.

Kasit dijadwalkan berunding dengan Menlu Indonesia Marty Natalegawa yang saat ini menjadi ketua Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Kamis (28/4) di Jakarta.

“Thailand akan memberitahunya bahwa Thailand sepakat untuk pengawas internasional tapi pasukan Kamboja harus ditarik dari Preah Vihear,” ujar jubir pemerintah Thailand Panitan Wattanayagorn.

Thailand mendesak Kamboja untuk perundingan bilateral, tapi Kamboja kemarin menolak desakan itu hingga 7-8 Mei saat KTT ASEAN di Jakarta. “Kami akan menunggu hingga nanti dan kami akan bertemu dan berbicara. Pertemuan dapat dilakukan bilateral dan jika perundingan tentang konflik perbatasan, pihak ketiga harus dilibatkan,” ujar Menteri Informasi Kamboja Khieu Kanharith.

Total korban tewas dalam pertempuran terbaru ialah delapan tentara Kamboja dan lima tentara Thailand, dan tentara Kamboja yang hilang. Korban dapat terus bertambah jika baku tembak terus terjadi.

Direktur rumah sakit Phanom Dong Rak, Thailand, Apisan Boonpradub menjelaskan, 65 tentara Thailand terluka, tapi tidak ada warga sipil yang terluka. “Mayoritas mereka terluka akibat ledakan. Sebagian besar pasien yang sedang dirawat itu terluka dalam pertempuran,” katanya.

Thailand mengatakan, 26.000 warganegaranya dievakuasi dan ditempatkan di 22 lokasi. Tiga distrik yakni Phanom Dong Rak, Kap Choeng dan Prasat dideklarasikan sebagai lokasi darurat. Sedangkan warga Kamboja yang dievakuasi sebanyak 22.000 orang.

Pengadilan Dunia pada 1962 menetapkan bahwa candi Preah Vihear milik Kamboja, tapi kedua negara mengklaim daerah sekitar seluas 4,6 kilometer persegi. Kedua negara terus menempatkan pasukannya di masing-masing sisi perbatasan.

Menteri Luar Negeri (menlu) Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mendesak kedua pihak menahan diri. Menurut Hillary, Paman Sam secara langsung menghubungi para pejabat Thailand dan Kamboja agar kekerasan segera diakhiri.

Konflik antara Thailand dan Kamboja terjadi saat Thailand hendak menggelar pemilihan umum (pemilu) pada Juli mendatang. Kamboja tampaknya memiliki kepentingan untuk perubahan pemerintahan di Thailand.

Deputi Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban menepis spekulasi bahwa konflik perbatasan akan menunda pemilu. “Kami sedang menyiapkan pemilu sesuai rencana,” katanya. (syarifudin)

Keterbukaan Jadi Pelajaran Utama Chernobyl dan Fukushima

MOSKOW- Pelajaran utama dari krisis nuklir Chernobyl dan Fukushima ialah pemerintah harus mengatakan kebenaran. Pernyataan itu diungkapkan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyambut peringatan ke-25 tahun bencana nuklir terburuk dunia di Chernobyl.

Medvedev kemarin mengunjungi Chernobyl untuk ikut dalam upacara mengenang kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. Dia bergabung dengan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych.

“Saya pikir negara-negara modern kita harus meliaht pelajaran utama tentang apa yang terjadi di Chernobyl dan tragedi terkini di Jepang, tentang perlunya mengatakan kebenaran pada rakyat,” ujar Medvedev dalam pertemuan di Kremlin, sebelum berangkat ke Chernobyl, Ukraina, seperti dikutip kantor berita AFP.

Medvedev menambahkan, “Dunia sangat rentan dan kita sangat terhubung sehingga segala upaya menyembunyikan kebenaran, untuk menutupi situasi yang terjadi, untuk membuatnya lebih optimistis, akan berakhir dengan tragedi dan mengorbankan nyawa rakyat. Ini satu pelajaran keras dan penting tentang apa yang telah terjadi.”

Saat bencana di Chernobyl terjadi, pemerintah Uni Soviet kala itu tetap diam tentang bencana itu selama tiga hari. Kantor berita resmi TASS hanya melaporkan insiden di sana pada 28 April setelah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Forsmark di Swedia melaporkan adanya radiasi tinggi yang tidak biasa.

Medvedev mengecam keengganan Soviet untuk mengakui bencana Chernobyl, dengan mengatakan bahwa laporan pertama di harian Pravda, corong Partai Komunis, hanyalah artikel kecil di halaman belakang koran. “Negara tidak segera mendorong kesadaran tentang konsekuensi yang terjadi. Saya ingat, seperti banyak orang lainnya, bagaimana semua terlihat sangat aneh,” tuturnya.

Operator PLTN Fukushima Daiichi di Jepang, Tokyo Electrical Power Co. (TEPCO), juga mendapat kecaman terkait kebijakan informasi. TEPCO dituduh tidak memberikan penjelasan lengkap tentang situasi yang terjadi, terutama di hari-hari pertama bencana nuklir bulan lalu.

Peringatan bencana Chernobyl ditandai dengan doa malam yang dipimpin pendeta Orthodok Rusia Patriarch Kirill di Kiev serta lonceng yang dibunyikan pada pukul 1.23 pagi waktu setempat. Momen itu merupakan saat terjadinya ledakan besar di reaktor nuklir Chernobyl.

Penduduk di kota baru Slavutych yang dibangun bagi pekerja yang selamat pasca bencana, menyalakan lilin di depan foto-foto petugas penyelamat dan pekerja PLTN yang meninggal dalam bencana nuklir tersebut.

“Chernobyl akan selalu menjadi simbol duka kemanusiaan mendalam,” kata Medvedev yang hendak mengajukan usul meningkatkan keamanan di berbagai PLTN di dunia pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Grup Delapan (G8) bulan depan.

Pada dini hari tanggal 26 April 1986, para pekerja di PLTN Chernobyl melakukan sebuah tes di reaktor empat, dan kesalahan rancangan mengakibatkan ledakan besar. Debu radioaktif berhamburan di sekitar reaktor, menciptakan pemandangan penuh cahaya di daerah sekitar. Material radioaktif juga terbang hingga ke Belarusia, dan Rusia, hingga Eropa barat.

Dua pekerja tewas seketika akibat ledakan di reaktor dan 28 orang penyelamat dan staf tewas akibat paparan radiasi pada bulan berikutnya. Puluhan ribu orang terpaksa dievakuasi dan dampak terhadap kesehatan terus terasa hingga beberapa dasawarsa berikutnya.

Sementara itu, di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano menegaskan bahwa dua bencana yang terjadi di Chernobyl dan Fukushima berbeda. “Jelas bahwa dua kasus itu berbeda secara alamiah,” tuturnya.

“Malangnya, jumlah kebocoran material radioaktif sekitar sepersepuluh dari Chernobyl, tapi paling tidak kita mampu menghindari sejumlah ledakan di beberapa reaktor,” katanya.

Menurut Edano, Jepang mampu menarik pelajaran dari Chernobyl dalam mengatasi krisis nuklir akibat gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret silam. Gempa dan tsunami itu merusak sistem pendingin di PLTN Fukushima. “Berbagai studi dan riset di Chernobyl tentang dampak kesehatan telah menjadi aset yang dibagi oleh semua pihak,” ungkapnya, yang menambahkan, riset semacam itu secara tidak langsung membantu cara pemerintah melakukan evakuasi. (syarifudin)

AS Tahu Tahanan Guantanamo Tidak Bersalah

WASHINGTON- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengetahui bahwa ratusan tahanan di Guantanamo tidak bersalah atau beresiko rendah untuk melakukan teror. Paman Sam justru membebaskan puluhan tahanan Guantanamo yang beresiko tinggi melakukan teror.

Informasi itu terungkap dalam dokumen rahasia yang dirilis di laman WikiLeaks. “Menurut dokumen itu, para tahanan dipenjara tanpa pengadilan dan seringkali hanya berdasarkan informasi yang kurang dapat dipercaya, misalnya dari orang yang sakit mental atau rekan tahanan yang tak dapat dipercaya atau pernyataan dari tersangka yang disiksa,” tulis harian The New York Times yang mengutip WikiLeaks.

Selain itu, menurut WikiLeaks, seorang tahanan mengklaim bahwa sebuah bom nuklir disembunyikan di suatu tempat di Eropa yang akan diledakkan jika pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden ditangkap atau ditahan.

Times merupakan satu dari beberapa media di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, termasuk The Daily Telegraph, NPR, El Pais, Le Monde, Der Spiegel dan La Repubblica yang menerima 779 dokumen dari WikiLeaks.

“Sedikitnya 150 tahanan Guantanamo merupakan warga Afghanistan atau Pakistan yang tidak bersalah, termasuk yang berprofesi sebagai sopir, petani, dan chef,” tulis Telegraph.

Menurut harian Inggris itu, “Para tahanan Guantaamo dituduh menjadi bagian pengumpul data intelijen di zona perang yang kemudian ditahan di Guantanamo selama bertahun-tahun hanya akibat salah identitas, atau sederhananya, berada di tempat yang salah pada saat yang salah.”

“Seluruh analis militer AS mempertimbangkan hanya 220 orang dari seluruh tersangka ‘perang melawan teror’ pemerintahan presiden George W. Bush yang ditahan di Guantanamo sebagai orang berbahaya,” tulis Telegraph.

Sedangkan 380 tahanan merupakan orang level rendah yang melakukan perjalanan ke Afghanistan atau bagian dari Taliban. Dalam puluhan kasus, para komandan senior AS mengatakan bahwa mereka telah menyimpulkan bahwa tidak ada alasan yang kuat untuk pemindahan tahanan level rendah ke Guantanamo.

“Para petugas penjara sadar bahwa sedikitnya dua kasus yang mereka menahan pria tidak bersalah dan hal itu ditulis dalam dokumen penjara mereka. Namun membutuhkan waktu berbulan-bulan bagi mereka (yang tidak bersalah) untuk dikembalikan ke negara asalnya,” ungkap stasiun radio NPR.

The New York Times menambahkan, sepertiga dari 600 pria yang dipindahkan ke negara ketiga, dianggap “beresiko tinggi” sebelum dibebaskan atau diserahkan pada negara lain. “Sebanyak 172 tahanan yang tetap berada di Guantanamo, sebanyak 130 orang dianggap memiliki resiko tinggi,” papar Times, berdasarkan dokumen WikiLeaks.

Menurut Times, kasus yang terdokumentasi dengan baik tentang kekerasan selama interogasi di Guantanamo terjadi saat pemeriksaan terhadap Mohammed Qahtani pada 2002 dan 2003. Warga Arab Saudi itu dituduh terlibat dalam perencanaan serangan 11 September di beberapa lokasi di AS. “Qahtani diikat seperti seekor anjing, mendapat pelecehan seksual dan dipaksa mengencingi dirinya sendiri,” tulis Times berdasarkan dokumen WikiLeaks.

“Meskipun publikasi tentang tahanan itu sebagian besar fokus pada teknik interogasi yang sangat kasar di awal tahan penahanan, dokumen Qahtani menyatakan bahwa pengakuannya sepertinya benar dan sesuai dengan pernyataan sumber-sumber lain,” tulis Times. Namun, sejumlah tahanan lain mengatakan bahwa mereka mengatakan pernyataan palsu akibat disiksa.

Telegraph melaporkan, komandan senior Al Qaeda Khalid Sheikh Mohammed mengklaim bahwa kelompok teroris menyembunyikan sebuah bom nuklir di Eropa dan akan terjadi neraka nuklir jika Bin Laden ditangkap atau dibuduh.

Dalam pengakuan tahanan paling rahasia, pengamat militer mengungkapkan informasi terbaru tentang Khalid Sheikh Mohammed yang mengaku dia sebagai dalang serangan 11 September. Dia mengatakan telah memerintahkan seorang penduduk Baltimore pada 2002 untuk mengenakan bom bunuh diri dan melakukan serangan martir terhadap Presiden Pakistan Pervez Musharraf saat itu.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama menyangkal bocornya dokumen rahasia oleh WikiLeaks tersebut. Dokumen itu merupakan bagian dari ribuan memo yang dimuat WikiLeaks. (syarifudin)

PM Jepang Hadapi Tekanan Pasca Pemilu Lokal

TOKYO- Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menghadapi tekanan baru kemarin, karena Partai Demokrat Jepang (DPJ) yang dipimpinnya kalah bersaing melawan oposisi Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilu sela di wilayah Aichi.

LDP memenangkan mayoritas kursi di majelis rendah, mengalahkan empat lawannya. Beberapa kandidat yang didukung DPJ juga mengalami kekalahan dalam pemilu lokal putaran kedua yang digelar Minggu (24/4) di Aichi. Kekalahan ini setelah DPJ gagal meraih kursi gubernur dan mayoritas di dewan perwakilan rakyat daerah Aichi pada awal bulan ini.

DPJ memang masih mengontrol majelis rendah di tingkat nasional, tapi PM Kan mendapat kritis baru di parlemen kemarin, terkait cara penanganan krisis di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukuchima Daiichi. Krisis nuklir terjadi akibat gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret.

Kemunduran hasil yang diraih DPJ mencerminkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan Kan dalam mengatasi bencana gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir. Kan menyoroti hasil pemilu tersebut tapi mengesampingkan kritik publik terhadapnya. Dia menegaskan bahwa pemerintah sedang melakukan segala cara untuk mengatasi bencana tersebut.

“Hasil pemilu yang berat itu dihadapi secara serius. Pemerintah akan melanjutkan melakukan segala cara untuk rekonstruksi dan mengatasi bencana nuklir,” papar PM Kan pada pertemuan komite anggaran majelis tinggi, kemarin, seperti dikutip kantor berita AFP.

Beberapa kandidat anti-nuklir memenangkan kursi dalam pemilu Minggu (24/4), yang memperebutkan 73 kursi walikota, 63 pemimpin kota dan desa, serta ratusan kursi dewan lokal. Di wilayah Setagaya, Tokyo, mantan anggota parlemen Nobuto Hosaka, 55, terpilih sebagai walikota setelah menyerukan perubahan ke energi terbarui dari ketergantungan terhadap energi nuklir.

Sementara itu, Jepang meluncurkan pencarian massal korban tsunami di pantai timur dengan mengerahkan 25.000 tentara. Mereka akan mencari ribuan jasad yang masih hilang selama lebih enam pekan setelah terjadinya bencana.

Puluhan helikopter dan pesawat dikerahkan bersama polisi, penjaga pantai, dan pasukan Amerika Serikat (AS) untuk misi pencarian. Ini merupakan pencarian massal ketiga setelah sebelumnya berhasil menemukan total 438 jasad.

Kantor penyiaran NHK menayangkan tentara Jepang mengenakan topeng wajah dan kaos tangan saat membersihkan gundukan tanah di lokasi rumah yang masih berdiri. “Puing ini sulit dibersihkan,” kata salah satu tentara.

Ratusan tentara dan pemadam kebakaran mencari di antara reruntuhan sebuah sekolah dasar di daerah Miyagi, untuk mencari 74 anak-anak yang hilang sejak diterjang bencana. Total 14.340 orang tewas akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret, dan 11.889 orang masih dinyatakan hilang. Banyak yang percaya, puluhan ribu korban itu terseret ke Samudera Pasifik dan tidak akan pernah ditemukan.

Para petugas juga memasuki zona larangan huni dalam radius 20 kilometer di sekitar PLTN Fukushima Daiichi. “Ini pertama kalinya kami masuk ke dalam zona 20 kilometer. Jika kami melihat ternak mati, kami mungkin berhenti dan menaburkan bubuk kapur padanya,” ujar seorang dokter hewan yang menjelaskan dekat zona evakuasi, lokasi 370 peternakan yang beroperasi sebelum bencana dengan 4.000 sapi, 30.000 babi, dan 630.000 ayam. (syarifudin)

Kamboja dan Thailand Masih Bertempur

PRASAT- Tentara Kamboja dan Thailand kemarin masih baku tembak di hutan perbatasan kedua negara. Konflik bersenjata itu memasuki hari ketiga berturut-turut dan sejauh ini menewaskan 10 orang.

Ribuan warga sipil melarikan diri dari wilayah konflik akibat pertempuran itu. Selama dua bulan terakhir, mereka harus hidup dalam ketegangan permusuhan.

Warga desa di Thailand membangun tenda-tenda di distrik Prasat, Provinsi Surin. Mereka sangat ketakutan sejak baku tembak terjadi di distrik perbatasan Phanom Dong Rak pada Jumat (22/4).

“Awalnya saya pikir ini latihan militer, tapi saat sebuah bom jatuh dekat rumah saya, saya tahu bahwa saya harus lari menyelamatkan diri,” ujar Somjai Lengtamdee, 37, warga desa Baan Khaotoh, seperti dikutip kantor berita AFP. “Saya sangat khawatir dengan tiga anak saya. Kami terpisah dan membutuhkan waktu sepanjang hari untuk menemukan mereka semua. Saya masih merasa tidak aman di kamp ini. Saya hanya dapat berharap perang berakhir segera. Saya sangat takut.”

Pejabat daerah Phanom Dong Rak, Somdee Suebnisai, menjelaskan ada 16 kamp di wilayahnya untuk menampung pengungsi yang berjumlah lebih 18.000 orang. “Jumlah pengungsi diperkirakan meningkat menjadi 20.000 jiwa pada Minggu malam,” tuturnya kemarin.

Bunyi tembakan dan mortar terdengar keras dalam jarak 20 kilometer dari lokasi pertempuran di bagian Kamboja pada kemarin pagi. “Warga dievakuasi ke sekolah-sekolah dan candi-candi yang jauh dari tempat pertempuran,” tutur fotografer AFP.

Enam tentara Kamboja dan empat tentara Thailand tewas sejak pertempuran pecah pada Jumat (22/4). Kedua negara saling tuduh sebagai pihak pertama yang memulai pertempuran. Sejak Februari, ketegangan di perbatasan sekitar candi Preah Vihear, memburuk saat 10 orang tewas dalam baku tembak. Pertempuran kali ini terjadi dekat kumpulan candi yang berjarak 10 kilometer dari Preah Vihear.

Pernyataan dari Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh pasukan Thailand menembakan ratusan peluru tajam ke wilayah sipil dan berupaya menduduki candi Ta Moeung di daerah tersebut.

Pejabat militer Thailand yang memberikan pidato kemarin siang, menyangkal tuduhan tersebut. Menurutnya, Kamboja yang pertama kali menembakkan senjata untuk merebut candi-candi di kawasan itu.

“Kami merespon dengan tembakan senapan mesin dan artileri, bukan gas atau invasi ruang udara Kamboja,” tutur juru bicara militer Thailand Sunsern Kaewkumnerd untuk menyangkal tuduhan Kamboja bahwa Negeri Gajah Putih menggunakan gas beracun dan pesawat tempur ke wilayah udara Kamboja.

Thailand baru-baru ini mengakui penggunaan Munisi Konvensional Perbaikan Tujuan Ganda (DPICM) yang didesain untuk meledak menjadi beberapa bom saat pertempuran Februari. Tapi Thailand tidak mengklasifikasikannya sebagai munisi tandan.

Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva menegaskan, negaranya akan menggelar perundingan bilateral dan menuduh Kamboja berupaya menginternasionalisasi konflik tersebut. Kamboja meminta mediasi asing untuk membantu mengakhiri konflik, tapi Thailand menolak intervensi pihak ketiga.

“Kewajiban seluruh rakyat Thailand untuk membela kedaulatan kami. Kita tidak boleh jatuh dalam jebakan Kamboja yang berupaya menyebarkan gambaran konflik, atau mengatakan bahwa konflik itu tidak terpecahkan melalui perundingan bilateral. Kita tidak akan membiarkan itu terjadi,” tegas Abhisit.

Pada Februari, kedua negara sepakat mengijinkan pengawas dari Indonesia di wilayah dekat Preah Vihear. Tapi militer Thailand sejak saat itu menyatakan mereka tidak menyambutnya dan pengawas belum dikirimkan.

Indonesia yang memimpin Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyerukan agar kedua negara segera mengakhiri kekerasan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyerukan gencatan senjata dan kedua negara harus melakukan dialog serius untuk menyelesaikan konflik.

Hubungan Thailand dan Kamboja memburuk sejak Preah Vihear mendapat status Warisan Dunia dari PBB pada Juli 2008. Pada 1962, Pengadilan Dunia menetapkan bahwa candi yang menjadi simbol arsitektur Khmer itu milik Kamboja, tapi kedua negara mengklaim kepemilikan daerah sekitar candi seluas 4,6 kilometer persegi.

Candi Preah Vihear, Ta Moan, dan Ta Krabey, serta sekitar hutan Pegunungan Dangrek, menjadi daerah konflik sejak penarikan Prancis dari Kamboja pada 1950-an. Thailand menyatakan, Candi Ta Moad dan Ta Krebey abad 12, terletak di Provinsi Surin, berdasarkan peta 1947. Kamboja menolak klaim tersebut dan mengatakan bahwa candi-candi itu terletak di Provinsi Oddar Meanchey. (syarifudin)

AS Kirim Pesawat Pengebom Tanpa Awak di Libya

BENGHAZI- Pemberontak Libya kemarin memuji keputusan Amerika Serikat (AS) mengerahkan pesawat tempur tanpa awak. Mereka berharap kehadiran pesawat itu akan mempercepat kemenangan pemberontak melawan pasukan Muammar Khadafi.

Pengumuman itu muncul bersamaan tibanya Senator John McCain dari Partai Republik untuk berunding dengan kepemimpinan pemberontak Libya.

“Kami sangat senang. Kami harap ini akan mengembalikan kepercayaan rakyat di Misrata,” papar Mustafa Gheriani, juru bicara pemberontak Dewan Nasional Transisional di Benghazi, seperti dikutip kantor berita AFP.

Wilayah Misrata, Libya barat, dikepung pasukan Khadafi selama lebih darienam pekan. Pertempuran di sana menewaskan lebih dari ratusan orang. Pemberontak Libya yang lusa kemarin menguasai satu pos di perbatasan Tunisia merayakan kemajuan pertama mereka. Tapi mereka mengeluhkan warga sipil yang tewas di Misrata.

“Rumah-rumah kami dihujani bom dan roket. Kami ingin aliansi menghentikan pasukan Khadafi menguasai kota,” papar Ibrahim Issa Abu Hajjar, 45, yang pergi dari Misrata bersama ratusan warga sipil dengan naik sebuah kapal Turki yang berlabuh di Benghazi pada kamis (21/4).

“Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengerahan pesawat tanpa awak yang membawa rudal di atas Libya karena situasi kemanusiaan,” papar Menteri Pertahanan AS Robert Gates.

Pesawat tanpa awak itu akan memberi kemampuan presisi pada NATO untuk menargetkan sejumlah serangan. “Kini Anda berada di garis yang bercampur, sehingga sangat sulit membedakan teman dari lawan. Pesawat tanpa awak seperti Predator ini dapat terbang rendah dan menandai sejumlah titik strategis,” kata wakil Kepala Staf Gabungan AS Jenderal James Cartwright. Pengerahan pertama pesawat canggih itu sempat tertunda karena cuaca buruk.

Deputi Menteri Luar Negeri (menlu) Libya Khaled Kaim mengecam pengerahan pesawat tanpa awak tersebut. “Mereka akan membunuh lebih banyak warga sipil. Ini sangat menyedihkan. Mereka mengklaim mendukung demokrasi, tapi mendukung demokrasi, saya pikir, membantu orang untuk duduk bersama dan bicara bersama, serta memiliki dialog serius untuk masa depan,” tegasnya.

“Hak rakyat Libya untuk memutuskan masa depan mereka, bukan oleh serangan udara dan mengirim uang pada pemberontak,” ujar Kaim.

McCain yang menjadi pelobi keterlibatan besar AS dalam kampanye udara NATO di Libya, tiba di Benghazi kemarin. Dia disambut banyak orang saat mengunjungi kantor pusat pemberontak di pusat kota Benghazi. Sekitar 50 orang berteriak, “Libya bebas, Khadafi pergi, terima kasih Amerika, terima kasih Obama.”

McCain merupakan politisi AS paling terkenal yang mengunjungi Benghazi sejak pemberontakan melawan Khadafi terjadi pada pertengahan Februari. McCain diperkirakan menggelar pembicaraan dengan para pemimpin TNC.

Saat ini pemberontak dipukul mundur oleh pasukan pemerintah Libya dalam tiga pekan terakhir di timur Libya. Pemberontak juga mengalami banyak kekalahan di Misrata. Pemberontak di Misrata terus meminta bantuan militer asing karena menurut mereka, serangan udara NATO tidak cukup mengusir pasukan Khadafi yang bersembunyi di wilayah sipil dan bertempur di jalanan.

Prancis, Italia, dan Inggris telah mengirim personil militer ke Libya timur. Tapi mereka hanya memberikan saran pada pemberontak tentang teknik, logistik, dan masalah organisasional, bukan melakukan pertempuran.

TNC menekankan, pemberontak tidak ingin pasukan asing bertempur bersama mereka. “Kami hanya menerima bantuan militer untuk menciptakan jalur aman pengiriman bantuan kemanusiaan dan menyelamatkan nyawa warga sipil,” ujar juru bicara TNC.

Di Benghazi, beberapa orang memberi penghormatan pada mendiang Tim Hetherington dan Chris Hondros, dua fotografer perang peraih penghargaan yang tewas di Misrata pada Rabu (20/4). Sebanyak 30 orang, termasuk jurnalis, diplomat, perwakilan badan bantuan dan pemberontak, berkumpul di Hotel Tibesti dengan menyalakan lilin di tangan segera setelah jasad keduanya tiba di kapal feri di kota pelabuhan.

Kedua fotografer itu tewas dalam serangan mortir saat meliput pertempuran sengit di Misrata, sepanjang Jalan Tripoli. (syarifudin)

Jepang Setujui Anggaran Darurat USD48,5 Miliar

TOKYO- Kabinet Jepang kemarin menyetujui anggaran darurat USD48,5 miliar untuk pembangunan kembali pasca gempa bumi. Ini merupakan anggaran kerja publik terbesar di Jepang dalam enam dekade.

Anggaran darurat USD48,5 milair itu tampaknya diikuti berbagai paket pengeluaran rekonstruksi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami 11 Maret, yang nilai kerugiannya mencapai USD300 miliar.

“Dengan anggaran ini, kita mengambil satu langkah ke depan menuju rekonstruksi dan menuju pemulihan ekonomi,” kata Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda setelah rapat kabinet, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menjelaskan, pemerintah akan mengeluarkan surat berharga untuk mendanai anggaran tambahan mendatang. Pemerintah berjanji akan terus mengawasi prosesnya. “Saya merasa inilah tujuan saya menjadi PM saat bencana dan kecelakaan nuklir terjadi,” tuturnya.

“Saya ingin bekerja untuk rekonstruksi dan pembangunan kembali serta mengatasi dua krisis ini. Untuk memiliki visi merupakan kehendak hati saya sebagai seorang politisi,” kata Kan.

Pendanaan paket-paket pembangunan selanjutnya akan lebih berat dan pemerintah tampaknya akan melibatkan dana campuran pajak dan pinjaman di pasar saham. Kondisi ini akan membebani ekonomi Jepang. Para pengamat menduga, jika Kan tidak dapat meloloskan draf undang-undang rekonstruksi pasca bencana di parlemen, dia mungkin terpaksa mengundurkan diri.

Gempa bumi berkekuatan 9,0 skala ritcher dan tsunami setinggi 15 meter membuat Jepang terjatuh dalam krisis terburuk sejak Perang Dunia II. Bencana alam ini menewaskan lebih dari 28.000 orang dan menghancurkan puluhan ribu rumah.

Bencana itu juga mengakibatkan krisis nuklir. Membutuhkan waktu sepanjang tahun untuk menormalkan kembali semua reaktor nuklir di Fukushima Daiichi.

PM Kan dituduh politisi oposisi, partainya sendiri, dan korban gempa, gagal memimpin respon mengatasi tiga bencana besar tersebut. Poling yang dilakukan kantor berita Jiji menunjukkan, dukungan publik terhadap Kan berada di posisi 20,5%, naik 1,6 poin dari bulan sebelumnya. Lebih dari tiga dari empat responden mengatakan bahwa Kan kurang pengalaman atau kurang memiliki kepemimpinan mengatasi krisis nuklir.

Sebanyak 57% mengatakan mereka mendukung peningkatan pajak untuk membiayai rekonstruksi, dibandingkan 38,6% yang menolak ide tersebut.

Sedangkan poling yang dilakukan kantor berita Reuters yang dirilis kemarin menyatakan, sebanyak 83% responden tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan cara pemerintah mengatasi krisis.

Saat Jepang hendak membangun kembali dari reruntuhan akibat tsunami di timur laut, negara itu harus menghadapi krisis nuklir terburuk dunia sejak bencana Chernobyl pada 1986. Pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima Daiichi mengalami kebocoran radiasi sehingga memaksa ribuan warga mengungsi. Kebocoran radiasi juga membuat negara tetangga khawatir dengan keamanan mereka. (syarifudin)

Usai Cabut Keadaan Darurat, Assad Tetap Didesak Mundur

DAMASKUS- Pengunjuk rasa anti pemerintah kembali memenuhi jalanan kemarin, sehari setelah Presiden Suriah Bashar al-Assad menandatangani dekrit pencabutan peraturan darurat yang berlaku lima dekade.

Unjuk rasa kemarin menjadi ujian bagi Assad dan agenda reformasinya. Assad mengeluarkan perintah mencabut keadaan darurat dan mengeluarkan dekrit pencabutan pengadilan keamanan negara serta mengijinkan warganya menggelar demonstrasi damai.

Pengumuman kebijakan ini mengisyaratkan kemungkinan suksesi dalam waktu dekat. Tokoh hak asasi manusia menyambut langkah Assad tapi dia didesak untuk melakukan lebih banyak tindakan.

“Pencabutan keadaan darurat dan pembubaran pengadilan keamanan negara emrupakan langkah positif, tapi selama beberapa hari ke depan, kami akan mengawasi ketat pasukan keamanan untuk melihat apakah mereka melanggar hukum,” ujar Rami Abdul Rahman dari Pengawas HAM Suriah yang berkantor pusat di London, pada kantor berita AFP.

Pengacara HAM Haitham Maleh mengulangi seruan untuk emncabut satu pasal dalam konstitusi yang merujuk pada Partai Baath sebagai pemimpin negara dan masyarakat Suriah. “Pasal 49 yang dijadikan landasan agar anggota Persaudaraan Muslim (Ikhwanul Muslimin) dapat dihukum mati, harus dihapus,” paparnya.

Sedangkan aktivis cyber Suriah yang berbasis di Beirut, Malath Omran menjelaskan, berakhirnya keadaan darurat tidak akan mengubah apa pun di Suriah karena saat ini rakyat menginginkan perubahan rezim. “Sejak hari pertama, orang-orang yang turun ke jalan memiliki satu tujuan, menjatuhkan rezim,” kata pemain utama di balik unjuk rasa di Suriah.

Menteri Luar Negeri (menlu) Jerman Guido Westerwelle menyambut langkah Assad mencabut keadaan darurat sebagai langkah pertama ke arah yang tepat. Tapi dia memperingatkan, keputusan itu harus diikuti reformasi politik yang cepat dan penghentian kekerasan.

Sedangkan juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Toner menekankan, “Assad harus melakukan lebih banyak, atau mengijinkan orang lain melakukan lebih banyak, jika dia hendak memuaskan desakan reformasi rakyat Suriah.”

Sementara itu, otoritas Mesir mempertimbangkan mengirim mantan Presiden Hosni Mubarak ke penjara atau sebuah rumah sakit penjara, saat muncul laporan bahwa kesehatannya tidak stabil. Jaksa Mesir Abdel Magid Mahmud Mahmud memerintahkan tim medis menuju Sharm el-Sheikh, tempat Mubarak dalam tahanan di rumah sakit. “Tim itu akan melihat kondisi kesehatan terbarunya dan kemungkinan dia dipindah ke penjara Tora atau ke penjara rumah sakit,” papar kantor kejaksaan.

Kejaksaan juga memerintahkan persiapan di rumah sakit di selatan penjara Tora, Kairo. “Tim medis akan menuju rumah sakit penjara Tora untuk menilai fasilitas dan perlengkapan serta melakukan persiapan yang diperlukan untuk dapat menampung mantan presiden Hosni Mubarak, berdasarkan kondisi medisnya,” papar kejaksaan.

Segera setelah pernyataan kejaksaan itu, kantor berita Mesir, MENA, melaporkan bahwa kondisi kesehatan Mubarak tidak stabil. “Mubarak, 82, berada di kamar 309 dan kesehatannya tidak stabil, kata sumber medis di Sharm el-Sheikh yang dikutip MENA.

Pemimpin Mesir yang mundur pada 11 Februari itu ditahan terkait tuduhan kekerasan terhadap demonstran selama 18 hari unjuk rasa anti pemerintah yang mengakhiri 30 tahun kekuasaannya. Dia juga diperiksa atas sejumlah kasus korupsi.

Dua putra Mubarak, Alaa dan Gamal, serta beberapa menteri dan pembantu seniornya, juga ditahan di kompleks penjara Tora dengan berbagai tuduhan, mulai dari korupsi hingga kasus kekerasan.

Petugas komisi pencari fakta menjelaskan, Mubarak terlibat dalam penembakan demonstran anti pemerintah, saat hendak meredam revolusi. Hakim Omar Marwan yang menjadi sekretaris jenderal komisi merilis laporan bahwa sedikitnya 846 warga sipil tewas dalam unjuk rasa menggulingkan Mubarak.

“Sebanyak 26 polisi juga tewas dalam kerusuhan. Polisi menggunakan kekuatan berlebihan terhadap demonstran dan menembak orang yang mencoba memfilmkan kerusuhan dari balkon-balkon dan jendela-jendela,” papar laporan komisi pencari fakta. “Benar bahwa Mubarak mengijinkan penggunaan peluru tajam terhadap demonstran. Penembakan terjadi dalam beberapa hari dan dia tidak dapat mempertanggungjawabkan siapa yang menembakkan peluru tajam.”

Sedangkan di Yaman, demonstran memenuhi jalanan ibu kota, kemarin. Mereka mendesak agar presiden Yaman Ali Abdullah Saleh segera mengundurkan diri. Demonstran memenuhi pusat kota Sanaa setelah salat Jumat. Selain demonstran anti pemerintah, para pendukung Saleh juga menggelar unjuk rasa tandingan.

Oposisi menyebut unjuk rasa itu “Jumat Peluang Terakhir”, sedangkan pendukung rezim menyebut pawai mereka “Jumat Rekonsiliasi.” Tentara dan polisi dikerahkan untuk mencegah terjadinya bentrok antara dua kelompok. (syarifudin)

Thailand dan Kamboja Baku Tembak, 6 Tewas

BANGKOK- Pasukan Thailand dan Kamboja kembali baku tembak di perbatasan kemarin, menewaskan enam orang dan melukai puluhan tentara. Konflik terbaru ini memperpanjang ketegangan yang sudah berlangsung dua bulan.

Pertempuran ini yang pertama terjadi sejak baku tembak pada Februari silam di dekat candi Hindu, Preah Vihear, yang menewaskan sedikitnya 10 orang dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan gencatan senjata.

Dalam pertempuran kemarin, tiga tentara Kamboja dan tiga tentara Thailand tewas di sekitar candi Ta Moan dan Ta Krabei, berjarak 100 kilometer dari Preah Vihear. Daerah hutan yang rawan konflik itu berada di timurlaut Provinsi Surin, Thailand. Lebih dari sepuluh tentara terluka, termasuk tiga tentara Thailand yang dalam kondisi kritis.

Kedua pihak saling menyalahkan sebagai yang pertama memulai baku tembak kemarin pagi dan berlangsung selama beberapa jam. Ribuan warga desa sekitar juga dievakuasi di wilayah Thailand.

“Tentara Kamboja menembakkan senapan ke arah Thailand terlebih dulu dan kini mereka mulai menembaki kami dengan artileri dan kami pun membalasnya,” ujar Menteri Pertahanan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon, seperti dikutip kantor berita AFP. “Saya pikir Kamboja ingin mengambil alih candi-candi di perbatasan.”

“Mereka tewas setelah terkena pecahan peluru meriam. Pertempuran sudah reda sekarang,” kata juru bicara militer Thailand di daerah perbatasan, Kolonel Prawit Hookaew.

Letnan Jenderal Thawatchai Samutsakorn dari militer Thailand juga menambahkan, “Ketegangan telah reda saat ini tapi kedua pihak masih di posisi siaga.”

Juru bicara militer Thailand Sirichan Ngathong menjelaskan, tiga tentara paramiliter Thailand tewas dan 13 lainnya terluka. Menurutnya, pertempuran terjadi setelah pasukan Kamboja bergerak mendekat untuk melanggar pakta gencatan senjata. “Saat diperingatkan, tentara Kamboja tetap mendekat dan mulai menembak,” katanya, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Sedangkan Kamboja menuduh pasukan Thailand memasuki 0,4 kilometer wilayahnya. “Pasukan Thailand berjalan langsung menuju posisi pasukan Kamboja di candi Ta Krabei, Kamboja, dan melancarkan serangan meski tanpa ada provokasi sebelumnya,” ujar juru bicara pemerintah Kamboja Phay Siphan. “Ini bentuk lain invasi Thailand di Kamboja. Kami tidak dapat menerima ini.”

“Beberapa tentara kami terluka dan tiga tentara tewas dalam pertempuran,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Socheat di Phnom Penh, seperti dikutip kantor berita AFP.

Perbatasan Thailand dan Kamboja hingga saat ini belum sepenuhnya memiliki batas negara yang jelas. Ini karena di perbatasan itu tertanam banyak ranjau dari beberapa dekade perang di Kamboja. Hubungan kedua tetangga itu memburuk sejak Preah Vihear yang dianggap sebagai simbol kekayaan arsitektur kuno Khmer selain Angkor Wat di Kamboja, diberikan status Warisan Dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juli 2008.

Pengadilan Dunia juga menetapkan pada 1962 bahwa candi itu milik Kamboja, tapi kedua negara saling mengklaim kepemilikan 4,6 kilometer persegi wilayah sekitar candi. Kedua negara sepakat pada Februari silam untuk mengijinkan pengamat dari Indonesia di daerah dekat Preah Vihear, tapi militer Thailand menyatakan delegasi itu tidak disambut dan mereka belum berada di sana.

Pada Februari, Dewan Keamanan PBB menyerukan kedua negara menahan diri dan menyepakati gencana senjata permanen. Desakan itu diungkapkan pula oleh Indonesia yang menjadi ketua Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia meminta Thailand dan Kamboja segera mengakhiri kekerasan di perbatasan.

“Indonesia, sebagai ketua ASEAN sekarang, menyerukan agar segera diakhiri permusuhan antara Kamboja dan Thailand,” papar Menteri Luar Negeri (menlu) Indonesia Marty Natalegawa. Dia telah mengontak Menlu Thailand dan Kamboja, serta mendesak kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai.

Kamboja menginginkan mediasi asing untuk membantu menyelesaikan kebuntuan masalah perbatasan. Tapi Thailand bersikeras bahwa perselisihan itu harus diselesaikan melalui perundingan bilateral.

Thailand saat ini mengakui menggunakan Munisi Konvensional yang Ditingkatkan untuk Tujuan Ganda (DPICM) pada pertempuran Februari. Tapi Thailand menyangkal negaranya tidak mengklasifkasikan sebagai peluru tandan.

Kelompok kampanye global Cluster Munition Coalition (CMC) menuduh Thailand menggunakan peluru tandan dalam baku tembak di perbatasan. Tuduhan itu disangkal oleh Negeri Gajah Putih. (syarifudin)

Dua Wartawan Peraih Penghargaan Tewas di Libya

BENGHAZI- Dua wartawan yang sangat berpengalaman dan pemenang penghargaan fotografi perang, tewas dalam baku tembak di kota Misrata, Libya.

Sutradara film Inggris nominasi Oscar dan fotografer Tim Hetherington dan fotografer Amerika Serikat (AS) Chris Hondros tewas dan dua wartawan barat lainnya terluka dalam serangan mortir pada Rabu (20/4) waktu setempat.

Vanity Fair membenarkan tewasnya Hetherington, 41, kontributor majalah yang meliput sejumlah konflik dunia dan memenangkan 2007 World Press Photo Award atas liputannya tentang tentara AS di Afghanistan.

“Hondros, 41, menderita luka kepala yang sangat parah dalam serangan yang sama. Dia meninggal beberapa jam setelah serangan, akibat lukanya,” papar petugas medis di Misrata.

Getty Images menyatakan duka mendalam atas kematian Hondros. “Fotografer freelance Guy Martin yang bekerja untuk Panos dan fotografer Michael Brown yang bekerja untuk Corbis, juga terluka dalam serangan itu,” papar agensi-agensi mereka. Keempat wartaran itu terkena serangan mortir di Jalan Tripoli, jalan utama dan menjadi garis depan pertempuran di kota pelabuhan Misrata yang dikepung pasukan Khadafi.

Hetherington dan Hondros merupakan wartawan kedua dan ketiga yang tewas di Libya selama dua bulan pertempuran antara pemberontak yang hendak menggulingkan Pemimpin Libya Muammar Khadafi dan pasukan rezim.

Melalui juru bicaranya, Presiden AS Barack Obama menyatakan kesedihan atas tewasnya Hetherington. Pernyataan itu dikeluarkan sebelum berita kematian Hondros. “Para wartawan di penjuru dunia mempertaruhkan nyata setiap hari untuk menyediakan kita informasi, menuntut akuntabilitas dari para pemimpin dunia, dan menyalurkan suara bagi mereka yang tidak pernah didengar,” ujar juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

Gedung Putih kemudian merilis pernyataan, “Kematian tragis Hondros menegaskan perlunya melindungi para wartawan saat mereka meliput berbagai konflik.”

Hetherington kelahiran Liberpool memproduksi dan menjadi sutradara bersama untuk film dokumenter berjudul "Restrepo" yang memenangkan nominasi Oscar. Sebastian Junger yang menjadi sutradara film itu bersama Hetherington mengatakan, “Dia bekerja di dunia tempat orang mempertaruhkan nyawa dan mati secara rutin, jadi saya tidak berpikir bahwa terlintas dalam pikirannya bahwa dia berani.”

“Tapi dia merupakan seorang pembuat citra dan dia berdedikasi untuk itu. Ini merupakan sesuatu yang menurutnya harus dilakukan oleh seseorang, dan dia tahu bahwa dia bagus untuk itu, dia benar-benar bagus untuk hal itu,” tutur Junger pada ABC News.

Tiziana Prezzo, wartawan Italia yang berada di Misrata, dua hari sebelum tewasnya dua wartawan itu mengakui, “Hetherington benar-benar ingin mendapatkan foto-foto tapi pada saat yang sama saya terkesan bahwa dia merupakan orang yang sangat bertanggung jawab.”

Sementara itu, Presiden Obama mendukung keputusan aliansi barat untuk mengirimkan para penasehat militer untuk membantu pemberontak Libya. “Tapi tidak ada rencana untuk menempatkan sepatu bot (pasukan) AS di darat,” tutur Carney.

“Obama menyetujui keputusan Prancis mengirimkan penasehat militer ke basis pemberontak di Libya timur, bersama Inggris dan Italia yang hendak mengikuti langkah tersebut,” kata Carney. “Presiden tentu tahu keputusan ini dan mendukungnya. Dia berharap dan yakin ini akan membantu oposisi.”

Para diplomat AS mengatakan pada anggota parlemen dalam sepucuk surat yang diperoleh AFP bahwa Obama berencana memberikan dana USD25 juta untuk pemberontak, dalam bentuk bantuan non senjata.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menegaskan, “Peralatan yang dikirim dari persediaan pemerintah AS itu, tidak ada pembelian baru, ini bukan cek kosong. Bantuan termasuk suplai medis, sepatu bot, tenda, peralatan pelindung personil, radio, dan makanan halal.”

Hillary menyatakan, langkah itu sesuai resolusi 1973 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membenarkan negara anggota untuk melakukan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dan daerah populasi sipil.

“Keptusan mengirimkan peralatan itu diambil setelah mendapat gambaran jelas kondisi oposisi yang diungkapkan utusan AS Chris Stevens di Benghazi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner. (syarifudin)

Jepang Deklarasikan Zona Larangan Masuk

TOKYO- Pemerintah Jepang kemarin melarang semua orang berada dalam radius 20 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Pelarangan itu memberikan kekuatan hukum yang lebih besar terhadap aturan zona pengeluaran yang ada sebelumnya.

Kebijakan itu muncul setelah polisi menemukan lebih dari 60 keluarga masih menghuni daerah terlarang dan warga kembali ke rumah-rumah yang ditinggalkan untuk mengumpulkan barang-barangnya.

Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan mengumumkan, zona larangan masuk itu mulai berlaku sejak dinihari kemarin, dalam kunjungan ke tempat ribuan orang kini berada di pengungsian di wilayah Fukushima. Krisis nuklir di Jepang tampaknya akan berlangsung lama setelah pemerintah menetapkan level darurat ketujuh, setara dengan insiden nuklir di Chernobyl 25 tahun silam.

Kan meminta warga memahami keputusan pemerintah tersebut. “Kami telah melakukan yang terbaik agar mereka dapat kembali ke kota kediaman dan kembali tinggal di sana. Dan kami akan melakukan berbagai upaya lain untuk merealisasikannya,” tuturnya, saat dia terbang menggunakan helikopter militer dan bertemu Gubernur Fukushima Yuhei Sato, sebelum mengunjungi tempat pengungsian warga.

“PLTN tidak stabil. Kami telah meminta warga untuk tidak masuk wilayah yang sangat beresiko bagi keamanan mereka,” tutur tangan kanan Kan sekaligus juru bicara pemerintah Jepang Yukio Edano dalam konferensi pers di Tokyo, kemarin, seperti dikutip kantor berita AFP.

Larangan itu diperkuat dengan sanksi berupa penahanan atau denda sebesar USD1.200. Setiap keluarga dalam radius 20 kilometer zona larangan masuk, diijinkan pergi ke rumah mereka untuk mengambil keperluan pribadi, tapi hanya selama dua jam dan harus mengenakan pakaian pelindung radioaktif serta alat pengukur radiasi, dosimeter.

Sejumlah perjalanan menuju rumah-rumah itu dilakukan menggunakan bus dan akan dimulai dalam beberapa hari kedepan, selama satu hingga dua bulan. Tapi perjalanan tetap dilarang untuk wilayah dalam radius tiga kilometer dari PLTN Fukushima, tempat resiko radiasi terlalu tinggi.

“Mereka disarankan untuk mengambil barang milik mereka secara minimal,” papar kepala sekretaris kabinet Edano yang menambahkan, seluruh pengunjung yang masuk zona larangan akan dipindai setelah kembali untuk mengetahui paparan radiasi.

Ada sekitar 27.000 keluarga yang tinggal dalam radius 20 kilometer dari PLTN Fukushima yang terpaksa mengungsi. Mereka tampaknya akan tetap berada di pengungsian selama beberapa waktu mendatang. Apalagi operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyatakan bahwa mereka memperkirakan dapat menormalkan keenam reaktor nuklir dalam waktu enam hingga sembilan bulan.

Gubernur Fukushima Yuhei Sato menyatakan dia meminta TEPCO serta pemerintah untuk membayar biaya kompensasi, termasuk kerusakan yang diakibatkan berbagai rumor, sehingga pengungsi dapat kembali ke rumah mereka.

Banyak pengungsi yang menyatakan frustrasi. “Kami semua khawatir karena kami tidak tahu seberapa lama ini akan berlangsung. Saya ingin pemerintah menjelaskan kapan ini akan berakhir,” ujar seorang wanita di tempat pengungsian, pada NHK.

Seorang pria dari Narahamachi mengatakan, “Saya ingin kembali. Saya memerlukan bahan-bahan studi saya. Saya bermain baseball, sehingga saya ingin membawa peralatan baseball saya.”

TEPCO menjelaskan, sebanyak 520 ton air yang bocor ke laut dari rekatan di sebuah kolam penampungan di PLTN telah mencapai sekitar 4.700 terabecquerel, atau 20.000 kali di atas ambang batas tahunan legal PLTN.

Kelompok lingkungan Greenpeace mengumumkan telah mengirim kapal berbendera Rainbow Warrior dari Taiwan ke Jepang untuk menguji air laut dan kehidupan laut dekat PLTN.

Saat tsunami menerjang, empat PLTN dekat pantai terkena dampaknya. Pemerintah juga mendeklarasikan zona evakuasi 10 kilometer di sekitar PLTN Fukushima Daiichi (No. 1), dan PLTN Fukushima Daini (No. 2).

Karena Daini sudah stabil saat ini, pemerintah mengurangi zona evakuasi menjadi radius delapan kilometer pada Kamis (21/4). “Resiko yang terjadi di sana sudah berkurang,” kata Edano. (syarifudin)

Seif Yakin Rezim Libya Bertahan

MISRATA- Putra pemimpin Libya Muammar Khadafi, Seif al-Islam yakin pemberontakan akan gagal dan pemerintah dapat bertahan.

Sikap Seif itu diungkapkan kemarin, saat pemberontak meminta Inggris dan Prancis agar mengirimkan pasukan untuk melawan tentara Khadafi. Prancis sejauh ini hanya mengirimkan tim penasehat militer ke basis pemberontak Dewan Nasional Transisional (TNC) di Benghazi, Libya.

“Saya sangat optimistis dan kami akan menang. Situasi berubah setiap hari yang menguntungkan kami,” tegas Seif di televisi Allibya tanpa memberi rincian lebih banyak, seperti dikutip kantor berita AFP.

Seif berjanji rezim ayahnya tidak akan membalas dendam pada pemberontak yang memerangi pemerintahan untuk menggulingkan Khadafi. Tapi Seif memperingatkan, “Penggunaan persenjataan dan pasukan hanya akan bertemu pasukan, dan mereka yang melintasi empat garis merah yang ditetapkan pada 2007 (Khadafi, Islam, keamanan negara dan persatuan nasional) akan menanggung konsekuensinya.”

Seorang anggota oposisi TNC Nuri Abdullah Abdullati dari Misrata menyatakan, mereka meminta pengiriman pasukan asing berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Ini merupakan permintaan pertama pemberontak agar koalisi barat mengirimkan pasukan darat.

“Kami sebelumnya tidak menerima ada tentara asing mana pun di negara kami, tapi sekarang, saat kami menghadapi Khadafi, kami meminta berdasarkan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan agar seseorang datang dan menghentikan pembunuhan,” papar Abdullati.

Permintaannya itu diungkapkan saat pasukan Khadafi dan pemberontak bertempur sengit di Misrata bagian tenggara. Pertempuran sempat terhenti sebentar saat pesawat-pesawat tempur NATO terbang di atas wilayah itu, tapi baku tembak kembali terjadi setelah pesawat-pesawat itu berlalu.

Pemberontak di Misrata telah dikepung pasukan Khadafi selama lebih dari sebulan dan tampaknya ratusan orang tewas dalam konflik tersebut. Pemberontak Misrata juga tidak memiliki kontak langsung dengan pasukan koalisi. “Permintaan ini telah dikirimkan pekan lalu pada TNC di Benghazi, tapi hingga kini belum ada jawaban,” ujar Abdullati.

Menteri Luar Negeri (menlu) Inggris William Hague mengatakan, London akan mengirim 12 penasehat militer ke Benghazi, Libya bagian timur. Tapi mereka tidak akan terlibat dalam pelatihan, mempersenjatai pemberontak, atau pun membantu dalam merencanakan berbagai operasi bersenjata.

“Mereka bukan pasukan darat, ini bukan pasukan tempur Inggris yang pergi ke sana. Di sana bukan invasi darat ke Libya,” kata Hague pada televisi BBC yang menjelaskan, penasehat militer Inggris akan membantu pemberontak membangun struktur organisasi, komunikasi, logistik, dan mengkoordinir bantuan kemanusiaan serta suplai medis.

Sedangkan Prancis kemarin menyatakan telah mengirimkan penasehat militer untuk TNC di Benghazi. “Prancis telah menempatkan sejumlah kecil pejabat penghubung bersama utusan khusus kami ke Benghazi yang melakukan misi penghubung dengan TNC,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (kemlu) Prancis Christine Fage.

“Tujuan pastinya ialah memberikan nasehat pengelolaan, logistik, dan teknis, untuk menguatkan perlindungan sipil dan memperbaiki distribusi bantuan medis dan kemanusiaan,” papar Fage.

Barat tetap menolak tuduhan bahwa mereka bersiap memecahkan tabu untuk menempatkan pasukan asing ke Libya. “Kurang dari 10 pejabat terlibat. Kami tidak menempatkan pasukan di darat, dalam bentuk apa pun,” ujar juru bicara pemerintah Prancis Francois Baroin kemarin.

Baroin menjelaskan, Prancis tidak menginginkan langkah baru Dewan Keamanan PBB yang akan memberi mandat lebih luas bagi aliansi barat untuk intervensi di Libya. “Kami tidak mengambil inisiatif untuk meminta resolusi baru Dewan Keamanan. Posisi Prancis stabil dan tidak berubah dalam masalah penerapan Resolusi 1973,” katanya.

Menlu Libya Abdelati Laabidi menganggap tindakan asing mengirimkan penasehat militer akan merusak peluang perdamaian di negara itu dan memperpanjang pertempuran. “Kami pikir kehadiran militer mana pun merupakan langkah mundur dan kami pastikan, jika pengeboman ini dihentikan dan ada gencatan senjata nyata, kita dapat melakukan dialog antar semua rakyat Libya tentang apa yang mereka inginkan, demokrasi, reformasi politik, konstitusi, pemilu. Ini tidak dapat dilakukan dengan apa yang terjadi sekarang,” tegasnya.

Laabidi menambahkan, jika pengeboman NATO dihentikan, setelah enam bulan dapat digelar pemilu di Libya dengan pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Pemilu akan mencakup apa pun isu yang diungkapkan rakyat Libya dan semua dapat dibicarakan, termasuk masa depan Khadafi sebagai pemimpin,” paparnya. (syarifudin)

Petugas Kontrol Udara AS Menonton Film

WASHINGTON- Seorang petugas kontrol lalu lintas udara di Ohio tertangkap basah tidak melakukan pekerjaannya. Dia memang tidak tidur di depan radar, tapi sedang menonton film.

Kejadian itu berlangsung pada Minggu pagi (17/4). Selama lebih dari tiga menit, audio dari film thriller yang dibintangi Samuel L. Jackson berjudul "Cleaner" disiarkan melalui frekuensi radio oleh seorang petugas kontrol lalu lintas udara di Cleveland Air Route Traffic Control Center, Oberlin, Ohio.

“Masalah yang berasal dari kontrol lalu lintas udara itu menjadi perhatian pilot sebuah pesawat militer yang menggunakan frekuensi alternatif,” papar pernyataan Pengelola Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA).

Pejabat FAA menjelaskan, petugas kontrol itu menonton film di sebuah peralatan elektronik portabel saat sedang bekerja.

Menteri Transportasi AS Ray LaHood menyatakan, pengawas petugas kontrol itu mengetahui bahwa karyawannya sedang menonton film dan dia tidak menghentikannya. “Ini konyol, memalukan dan tidak dapat ditoleransi,” tegas LaHood.

Petugas kontrol dan manajer garis depan telah dinonaktifkan dari tugas operasional untuk menjalani investigasi. Kebijakan FAA melarang penggunaan pemutar DVD portabel dan peralatan lain untuk digunakan di semua ruang radar.

Insiden terbaru ini terungkap saat kepala FAA dan pemimpin serikat pekerja kontrol udara memulai tur keliling negara bagian untuk mengkampanyekan semangat profesionalisme. Untuk sementara waktu, kejadian ini menjadi perhatian publik tentang perilaku para petugas kontrol lalu lintas udara.

Selain insiden tersebut, terjadi pula beberapa kasus serupa di Washington; Knoxville, Tennessee; Reno, Nevada; Seattle; Lubbock, Texas; and Miami dalam dua bulan terakhir. Saat ini otoritas sedang meningkatkan penegakan aturan secara ketat dan melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Nasib sejumlah petugas menara kontrol lalu lintas udara yang tertangkap basah tidak melaksanakan tugasnya, akan diumumkan setelah proses investigasi berakhir. Mereka dapat dinonaktifkan atau bahkan diberhentikan dari pekerjaannya jika pelanggaran yang mereka lakukan sangat berat.

Salah seorang penumpang pesawat di Reagan National Airport, Washington, mengatakan, “Mereka berada di sana untuk mengontrol lalu lintas udara dan menjaga kita semua tidak saling tabrakan, dan ini bagi saya terdengar bahwa mereka justru santai dan menikmati rekreasi di ruang radar,” tuturnya pada CNN.

Pusat kontrol lalu lintas udara di Cleveland itu merupakan yang tersibuk dari total 22 pusat kontrol lau lintas udara di AS. Tapi pusat kontrol lalu lintas udara di Cleveland berada di peringkat keenam berdasarkan statistik terbaru yang dikeluarkan FAA sejak 2010. Fasilitas ini juga menjadi salah satu yang tersibuk di dunia.

Pusat kontrol di Cleveland itu merupakan salah satu yang mengawasi banyak penerbangan asing yang menuju Maryland, Michigan, New York, Ohio, Pennsylvania, West Virginia, serta Ontario, Kanada. (syarifudin)

Pasukan Suriah Usir Demonstran

DAMASKUS- Pasukan keamanan Suriah kemarin menembaki ribuan demonstran di kota Homs yang hendak menggulingkan pemerintahan. Aksi itu beberapa jam setelah pemerintah bertekad memberangus revolusi bersenjata di negaranya.

Pemerintah Suriah juga mengumumkan, tiga militer dan dua anak-anak tewas terbunuh oleh geng-geng kriminal bersenjata di penjuru kota Homs. Situasi ini kian membuat krisis Suriah semakin memanas.

“Demonstran dibubarkan dengan pasukan. Di sana terjadi baku tembak sengit,” papar seorang aktivis oposisi yang menjelaskan melalui telepon pada kantor berita AFP, kemarin, tanpa bisa memberi keterangan rinci tentang kemungkinan jumlah korban tewas dan terluka.

Menurut aktivis itu, pasukan keamanan menyerbu Lapangan Al-Saa kemarin pagi. Saat itu ada sekitar 20.000 orang demonstran yang menduduki lapangan tersebut. Serbuan itu membuat demonstran kocar-kacir.

Aksi aparat itu hanya beberapa jam setelah pemerintah bertekad memberangus revolusi bersenjata yang dianggap mengacaukan keamanan negara. “Insiden terbaru menunjukkan bahwa kelompok Salafy bersenjata, khususnya di kota-kota Homs dan Bania, secara terbuka menyerukan revolusi bersenjata,” ujar pernyataan Kementerian Dalam Negeri Suriah, yang dikutip kantor berita SANA.

Pemerintah Suriah menuduh kelompok-kelompok itu yang membunuh para tentara, polisi dan warga sipil, serta menyerang fasilitas publik dan swasta. “Aktivitas teroris tidak akan ditoleransi,” ancam pemerintah.

Ribuan demonstran tiba di Lapangan Al-Saa pada Senin (18/4). Mereka mendirikan tenda, sehari setelah 11 orang tewas akibat serangan pasukan keamanan di Homs dan satu kota terdekat, dalam unjuk rasa besar-besaran. Pengunjuk rasa bertekad tetap bertahan hingga Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur.

Sementara itu, polisi Yaman menewaskan satu pria dan melukai beberapa orang lainnya, kemarin, saat aparat melepas tembakan ke arah demonstran. “Polisi menembak sembarangan ke arah pengunjuk rasa di distrik Taez, Wadi al-Qadi, yang mendesak agar Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri,” kata saksi mata.

“Beberapa orang menderita luka tembak, termasuk seorang yang hanya lewat. Dia terluka serius akibat tembakan saat berada di dalam mobilnya,” tutur saksi mata. Seorang yang hanya lewat saat demonstrasi terjadi, Talaat Abdullah Ghaleb, tewas akibat lukanya di sebuah rumah sakit di Taez, hanya beberapa jam setelah tertembak.

Koordinir unjuk rasa menjelaskan, ada empat orang, termasuk seorang fotografer surat kabar yang ditahan oleh aparat keamanan. Lebih dari 125 orang tewas dalam demonstrasi yang pecah di penjuru negara itu sejak Januari silam.

Satu delegasi pemerintah Yaman, kemarin, bertemu para menteri luar negeri (menlu) Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Abu Dhabi untuk membahas rencana keluar yang diusulkan blok kaya minyak tersebut. Para menlu GCC pada Minggu (17/4) bertemu delegasi oposisi Yaman di Riyadh untuk membahas rencana pengunduran diri Presiden Saleh.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergei Lavrov menuduh mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk intervensi di Libya sedang dilanggar oleh mereka yang menginginkan perubahan rezim di sana. Lavrov mendesak agar segera disepakati gencatan senjata.

“Pada mereka yang menggunakan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk tujuan perubahan rezim, mereka secara terbuka melanggar mandat yang diberkan oleh PBB,” tegas Lavrov kemarin, setelah berunding dengan Menlu Serbia Vuk Jeremic. “Buruk untuk melihat bagaimana oposisi Libya menolak negosiasi karena posisi beberapa negara barat, tapi sangat penting kita melakukan gencatan senjata.”

Lavrov menegaskan, dukungan barat untuk perubahan rezim di Libya juga mendorong munculnya krisis lain, seperti di Yaman, di mana oposisi berupaya menggulingkan Presiden Saleh. “Mungkin terinspirasi sikap itu, oposisi di Yaman menolak bernegosiasi dan mengharap bantuan dari asing. Ini logika berbahaya yang dapat menciptakan rantai reaksi,” ujarnya.

NATO kemarin menggencarkan serangan udara di ibukota Libya, Tripoli, dan kota kelahiran Muammar Khadafi, Sirte, serta kota Aziziyah, selatan Tripoli. “Tripoli dan Sirte menjadi target serangan agresi kolonialis pada Selasa (19/4),” papar kantor berita JANA.

JANA juga mengungkapkan, agresi NATO juga menargetkan wilayah Al-Hira dan kota Aziziyah, 50 kilometer selatan Tripoli. Deputi Menlu Libya Khaled Kaim menjelaskan, serangan NATO pada Senin (18/4) menargetkan infrastruktur telekomunikasi seluler di utara Sirte. (syarifudin)

Fidel Castro Mundur dari Kepemimpinan Partai Komunis

HAVANA- Fidel Castro mengonfirmasi pengunduran dirinya dari kepemimpinan Partai Komunis Kuba kemarin. Dia menyerahkan posisi sekretaris pertama pada adik kandungnya, Raul, saat para delegasi mempersiapkan voting tentang pembatasan masa jabatan pemimpin Kuba.

Langkah Fidel itu setelah Kongres Partai Komunis keenam menyetujui tetap menjaga ekonomi sentralistis Kuba dari kejatuhan, tanpa mengadopsi sistem pasar bebas seluas-luasnya.

“Raul tahu bahwa saya tidak akan menerima peran resmi di partai hari ini,” tulis Fidel dalam sebuah artikel di portal Cubadebate.cu, merujuk ketidakhadirannya di Komite Sentral Partai Komunis yang baru dipilih pada Senin (18/4).

Fidel Castro, 84, telah menjadi sekretaris pertama di Komite Sentral yang menjadi pondasi utama pemerintahan Komunis China, sejak pembentukan Partai Komunis pada 1965. Fidel mengatakan, dia menyerahkan fungsi-fungsi ketua partai pada Raul saat dia memberikan kekuasaan pada adiknya karena kesehatannya memburuk pada 2006, meski dia tetap memegang posisi sebagai sekretaris pertama.

“Raul selalu menjadi seseorang yang saya gambarkan sebagai Sekretaris Pertama dan Panglima Komandan. Dia tidak pernah gagal menyampaikan pada saya ide-ide yang telah direncanakan,” ungkap Fidel dalam artikelnya.

Fidel juga mengatakan, dia mendukung sejumlah tokoh penting di partai komunis. “Hal paling penting ialah saya tidak muncul di daftar. Saya telah menerima terlalu banyak kehormatan. Saya tidak pernah berpikir saya akan hidup sangat panjang,” paparnya.

Sebanyak 1.000 delegasi berkumpul di Havana mengikuti empat hari kongres, sekaligus menyetujui 300 proposal ekonomi. Reformasi yang dijanjikan untuk mengenalkan sedikit elemen pasar bebas dalam ekonomi Kuba, akan mulai diterapkan setelah Fidel secara resmi melepas posisinya sebagai sekretaris pertama partai.

Raul sejak awal menolak reformasi pasar bebas seperti yang diadopsi oleh China. “Itu akan menjadi kontradiksi terhadap esensi sosialisme yang mendorong pemusatan properti,” katanya.

Raul yang berulang tahun ke 80 pada 3 Juni mendatang, diperkirakan mengambil alih posisi kakaknya sebagai sekretaris pertama Partai Komunis yang baru. Pada Sabtu (16/4) dia menegaskan, mendukung pembatasan kekuasaan selama 10 tahun bagi posisi-posisi puncak kepemimpinan negara.

“Saya suka ide itu. Saya telah berpikir lama dan berat tentang masalah itu,” tutur Fidel.

Para pengamat Kuba saat ini fokus pada siapa yang akan memegang posisi sebagai orang nomor dua di partai berkuasa itu. Posisi kedua dapat menunjukkan arah siyarat pemindahan kekuasaan pada beberapa tahun ke depan.

Rakyat Kuba merespon ide reformasi dengan optimisme yang penuh kecurigaan. Mereka berharap pemerintah melaksanakan janji-janjinya tanpa merugikan pihak yang tergantung pada sektor publik untuk mendapatkan pekerjaan dan kebutuhan pokok lainnya.

Mikaela, 28, pemilik sebuah salon kecantikan di kota lama Havana, berharap pemerintah akan lebih banyak membuka lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan. “Itu yang kami butuhkan,” tuturnya.

Herminia Diaz, 40, yang meninggalkan karir sebagai insinyur dan kini menyewakan rumahnya untuk mendapat penghasilan, skeptis bahwa perubahan akan benar-benar terjadi. “Saya suka kejujuran Raul dalam mengatasi masalah-masalah kami, tapi saat Anda berpikir bahwa mereka sudah berkuasa selama 30 tahun dan kita tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya, Anda kehilangan harapan,” katanya. “Ini meninggalkan rasa buruk di mulut saya, itulah yang telah kita sia-siakan di seluruh tahun.”

Sedangkan Carlos Perez, 74, yang sudah 22 tahun menjadi ekonom, menyatakan jika semua berjalan sesuai rencana, tidak ada keraguan lagi kita akan berhasil. “Raul berada dalam jalur yang benar, untuk membuat berbagai hal terjadi,” ujarnya.

Fidelina Hernandez, 80, menunjukkan kekhawatirannya. “Saya pikir mereka tidak akan segera mencabut ‘libreta’, meski sudah muncul banyak pembicaraan tentang itu,” katanya. Libreta merupakan kartu ransum yang sejak 1963 diberikan para rakyat Kuba sehingga dapat membeli roti dengan harga murah.

“Raul telah menjamin rakyat bahwa apa pun yang pemerintah lakukan, tidak akan ada kesalahpahaman,” ujar Hernandez yang mendapat gaji USD11,36 per bulan dengan pekerjaannya sebagai penyapu jalanan di kota tua Havana. (syarifudin)

AS Mendanai Oposisi Suriah

WASHINGTON- Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara rahasia mendanai kelompok oposisi Suriah, termasuk jaringan TV satelit, Barada, yang menyiarkan program anti rezim di negara itu.

Laporan The Washington Post itu muncul kemarin, mengutip kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks. Menurut harian itu, Barada TV sejak April 2009 menyiarkan berbagai aksi unjuk rasa anti pemerintah di Suriah.

“Barada TV yang berkantor pusat di London, Inggris, itu memiliki kaitan erat dengan Gerakan untuk Keadilan dan Pembangunan (MJD), jaringan warga Suriah di pengasingan yang berpusat di London pula,” tulis Washington Post.

Washington Post juga mengungkapkan, kawat diplomatik AS menunjukkan bahwa Kementerian Luar Negeri AS menggelontorkan dana sebesar USD6 juta pada MJD sejak 2006.

Dana dari Paman Sam untuk oposisi Suriah mulai mengalir saat pemerintahan mantan presiden AS George W. Bush setelah dia secara efektif membekukan hubungan politik dengan Damaskus pada 2005. “Pendaaan itu berlanjut di bawah Presiden AS Barack Obama,” tulis Washington Post.

“Kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks menunjukkan sejumlah pejabat Kedutaan Besar AS yang menyebut bahwa Kementerian Luar Negeri AS terlibat dalam pengucuran dana tersebut,” papar Washington Post.

Washington Post menambahkan, “Diplomat AS mengatakan, ‘pemerintah Suriah tidak meragukan lagi adanya dana AS yang masuk ke gerakan politik ilegal sebagai upaya mendukung perubahan rezim.”

“Program yang disponsori AS untuk mendukung faksi-faksi, baik di dalam dan luar Suriah, mungkin terbukti produktif,” ungkap kawat diplomatik AS, seperti dikutip Washington Post.

Demonstrasi menuntut kebebasan dan reformasi politik di Suriah mulai muncul pada 15 Maret dan menjadi tantangan besar bagi rezim Presiden Bashar al-Assad yang berkuasa sejak 2000. Assad pekan lalu berjanji mencabut peraturan darurat yang telah berlaku 50 tahun silam. Tapi langkah tersebut tidak cukup meredam unjuk rasa oposisi.

Pasukan keamanan Suriah pada Minggu (17/4) waktu setempat menembakkan peluru tajam saat acara pemakaman di Talbisseh, dekat pusat kota Homs dan menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 50 orang lainnya.

Sementara di Yaman, ketegangan meningkat setelah pertemuan dengan mediator dari Teluk yang tidak membuahkan hasil. Unjuk rasa lusa kemarin malam pun berubah menjadi kekerasan di Sanaa.

Jalanan Sanaa tampak tenang kemarin pagi setelah bentrok malam sebelumnya antara demonstran dan pasukan keamanan. Pada Minggu malam (17/4), ratusan ribu demonstran tetap mendesak Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh untuk mundur.

Pasukan keamanan langsung menyerang demonstran, melepas tembakan dan gas air mata. “Sedikitnya 30 orang terluka akibat peluru tajam dan 1.000 orang menderita akibat menghirup gas air mata,” papar petugas medis, seperti dikutip AFP.

“Pasukan keamanan juga menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran saat mobil polisi membawa para demonstran yang terluka,” ungkap saksi mata pada AFP.

Sementara itu, putra Pemimpin Libya Muammar Khadafi, Saif al-Islam, menegaskan bahwa pemerintah tidak melakukan kejahatan apa pun terhadap rakyat. Sikap Saif itu ditegaskan dalam wawancara dengan Washington Post di Tripoli. Menurut Saif, bukti bahwa pasukan Libya menembaki demonstran anti pemerintah itu salah, seperti laporan sebelum perang Irak bahwa Baghdad menyembunyikan senjata pemusnah massal (WMD).

“Ini sama persis seperti WMD. WMD, WMD, WMD, pergi dan serang Irak. Warga sipil, warga sipil, warga sipil, pergi dan serang Libya. Ini sesuatu yang sama,” papar Saif, 38.

Saif yang lancar berbahasa Inggris menegaskan, dia telah melakukan banyak perubahan dalam pemerintahan Libya. Tapi beberapa dari pejabat pemerintah telah membelot ke pemberontak dan berperan penting dalam Dewan Nasional Transisional yang menjadi wajah resmi pemberontak Libya di kancah internasional.

Dia menekankan, pemberontakan itu dilakukan Al-Qaeda. Saif menolak tuduhan berbagai pihak bahwa warga sipil menjadi target dan dibunuh di Misrata. “Saya tidak menerima tuduhan bahwa tentara Libya membunuh warga sipil. Ini tidak terjadi. Ini tidak akan pernah terjadi,” tegasnya yang meminta AS harus membantu Libya memerangi Al Qaeda. (syarifudin)

25 Tahun Berlalu, Radiasi Chernobyl Masih Mengancam Lingkungan

CHERNOBYL- Sisa radioaktif dari fasilitas nuklir Chernobyl masih menjadi bencana bagi lingkungan, seperempat abad setelah bencana itu terjadi.

Pendapat itu diungkapkan para pakar kemarin. Memang, saat ini ada hewan-hewan liar seperti berang-berang, kijang, kuda liar, dan burung elang yang hidup di zona evakuasi di radius 30 kilometer dari Chernobyl.

“Tapi bukti foto-foto hewan itu menyesatkan. Chernobyl jelas bukan surga bagi kehidupan liar,” papar Tim Mousseau, profesor biologi dari University of South Carolina.

Dia merupakan satu dari sedikit ilmuwan yang menyelidiki secara cermat keanekaragaman hayati di sekitar Chernobyl. “Saat Anda benar-benar bekerja keras dalam melaukkan studi ilmiah, dengan mengamati semua variabel, dan Anda melakukannya berulang kali di banyak tempat berbeda, indikasi itu sangat kuat,” tuturnya.

“Di sana hanya ada sedikit binatang dan sedikit jenis hewan dibandingkan yang Anda harapkan,” katanya.

Pada 2010, Mousseau dan rekannya mempublikasikan sensus terbesar kehidupan liar di zona evakuasi Chernobyl. Sensus itu menunjukkan bahwa jumlah mamalia di sana menurun, dan keanekaragaman serangga, termasuk tawon besar, belalang, kupu-kupu dan capung, juga menurun.

Dalam satu studi yang dipublikasikan pada Februari tahun ini, peneliti menangkap 550 burung, dari 48 spesies di delapan lokasi berbeda. Peneliti mengukur kepala burung-burung tersebut untuk menentukan volume otak mereka.

Burung-burung yang hidup di “lokasi-lokasi panas” memiliki volume otak yang 5% lebih kecil dibandingkan burung-burung yang tinggal di lokasi radiasi lebih rendah. Perbedaan itu terlihat sangat besar pada burung-burung yang berusia kurang dari satu tahun. Volume otak yang lebih kecil terkait dengan rendahnya kemampuan kognitif dan bertahan hidup (survival).

Studi juga menegaskan bahwa banyak embrio burung yang mungkin tidak dapat bertahan hidup semuanya. “Ini jelas terkait dengan level kontaminasi radioaktif. Di sana ada konsekuensi bagi ekosistem secara keseluruhan,” tutur Mousseau.

Mousseau menjelaskan, sangat penting untuk menelaah kaitan yang ada, setidaknya relevan untuk krisis nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Terlebih lagi, Chernobyl merupakan satu-satunya insiden nuklir dengan level yang sama, yakni peringkat tujuh, skala tertinggi menurut standar internasional.

“Malangnya, pendanaan untuk riset Barat terkait dampak lingkungan di Chernobyl sudah menurun dan banyak studi berbahasa Rusia yang tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Inggris,” keluhnya.

Debu dan abu radioaktif menyebar lebih dari 200.000 kilometer persegi setelah reaktor No. 4 Chernobyl meledak dan mengalami kebakaran pada 26 April 1986. Ukraina, Belarusia, dan Rusia merupakan negara yang paling banyak terpengaruh, meski material radioaktif juga ke utara hingga mencapai Scotlandia dan ke barat hingga Irlandia.

Tingkat kontaminasi radioaktif di zona evakuasi Chernobyl juga tidak sama. Beberapa daerah cukup bersih dari kontaminasi. Tapi hanya berjarak ratusan meter saja, lokasi itu menjadi “titik panas” akibat angin dan hujan yang mengendapkan partikel radioaktif atau daun-daun yang menangkap material radioaktif.

“Saat ini, ancaman utamanya berupa caesium 137 dan tingkat lebih rendah strontium 90 yang jumlahnya turun dengan lambat dalam skala waktu beberapa dekade,” papar Institut Keamanan Nuklir dan Perlindungan Radiologi Prancis (IRSN).

Tingkat radioaktivitas telah rutun sejak 25 tahun silam, tapi “titik panas” masih terdapat dalam lapisan 10-20 centimeter tanah teratas. Titik panas itu masih mengandung radiaktif dalam level rendah, tapi konstan dan bertahan.

Partikel radioaktif bergerak dari tanah menuju tanaman melalui akar-akar tanaman, masuk ke dalam hewan yang makan tumbuhan dan ke tubuh manusia yang memakan daging atau minum susu hewan tersebut. radioaktif itu diserap ke dalam tulang dan organ.

Caesium yang memancarkan radiasi alpha merusak DNA dan mendorong resiko terjadinya mutasi berupa tumor, atau jika masuk sel reproduksi, dapat mengakibatkan kemandulan.

Barat dan Ukraina selatan tidak terkena dampak radiasi dari Chernobyl. Industri peternakan, pertanian, dan pabrik-pabrik makanan juga tidak terkena resikonya. Tapi radioaktif masih berdampak di daerah-daerah pedesaan Ukraina utara, tempat para petani miskin yang mengambil jamur-jamur dan buah beri liar, serta tidak dapat membeli rumput dari daerah lain yang bebas kontaminasi radioaktif, untuk sapi-sapi mereka. (syarifudin)