TOKYO- Pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi kemarin memompa nitrogen ke dalam reaktor No. 1 untuk mencegah ledakan. Pemerintah Jepang juga memperlebar radius zona pengosongan di sekitar fasilitas atom itu.
Krisis di Fukushima memasuki akhir pekan keempat, tapi operator PLTN, Tokyo Electric Power (TEPCO) mengkhawatirkan pembentukan gas hidrogen di reaktor No. 1 dapat mengakibatkan ledakan baru di lokasi tersebut.
“Ledakan dapat terjadi jika nitrogen bercampur dengan oksigen yang masuk,” papar TEPCO. Pemompaan nitrogen ke dalam reaktor diharapkan akan membuang oksigen di dalam reaktor. Proses untuk menyuntikkan 6.000 meter kubik nitrogen itu akan membutuhkan waktu sekitar enam hari.
“Pekerja mulai menyuntikkan gas nitrogen pada pukul 1.31 pagi waktu setempat. Sejak saat itu, tekanan terus meningkat. Gas nitrogen berhasil masik ke dalam kontainer,” papar juru bicara badan keamanan nuklir Jepang, seperti dikutip kantor berita AFP.
Pakar nuklir juga menjelaskan, resiko ledakan kian meningkat saat batang bahan bakar nuklir dingin dan uap yang terbentuk di dalam bejana penahan berkondensasi menjadi air, mengurangi tekanan di dalam unit reaktor dan menarik udara melalui celah-celah retakan.
TEPCO berencana memasukkan gas nitrogen ke dalam reaktor nomor 2 dan 3, sebagai langkah pencegahan. Mereka tidak ingin mengulang terjadinya ledakan besar akibat berkumpulnya hidrogen di dekat reaktor. Ledakan itu merusak gedung-gedung terluar dari reaktor.
Sepekan setelah Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) mengatakan bahwa zona evakuasi dalam radius 20 kilometer dari PLTN harus diperlebar, juru bicara pemerintah Jepang Yukio Edano mengatakan, Tokyo berencana memperluas zona evakuasi.
“Standar keamanan yang ada bagi penduduk lokal ialah perintah evakuasi yang sudah dikeluarkan jika ada kemungkinan mereka menerima radiasi 50 millisievert atau lebih. Standar itu dengan asumsi bahwa radiasi level tinggi terpancar sementara,” papar Edano.
Menurut Edano, pemerintah Jepang sedang membahas cara terbaik untuk mengeluarkan perintah evakuasi berdasarkan data dan standar akumulasi radiasi.
Sementara itu, sebanyak 300 polisi dikerahkan untuk mencari jasad-jasad dalam radius 10 kilometer dari PLTN. Televisi menayangkan para petugas mengenakan baju yang menutup seluruh tubuh, sedang memasuki zona tersebut. Juru bicara kepolisian menjelaskan, semua petugas dilengkapi dengan pengukur radiasi.
Pemerintah Jepang kemarin kembali mengeluarkan data resmi tentang total korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami, yang mencapai 12.608 jiwa. Sedangkan 15.073 orang masih dinyatakan hilang.
“Data terbaru ini merevisi jumlah korban tewas dan hilang yang mencapai 27.681 jiwa, setelah meningkat lagi menjadi 28.000 jiwa pada pekan lalu,” papar Badan Polisi Nasional (NPA). Gempa bumi kali ini menjadi bencana alam paling mematikan di Jepang sejak gempa bumi Great Kanto pada 1923 yang menewaskan lebih dari 142.000 orang.
Sementara itu, reaktor yang rusak itu memancarkan material radioaktif ke udara, mengontaminasi air minum dan produk pertanian. Radioaktif iodine terdeteksi di sejumlah sayuran, produk susu dan jamur.
Material radioaktif dari Jepang juga mengganggu negara-negara tetangga. Pemerintah China mendeteksi radiasi level sangat rendah dari PLTN Jepang yang terdapat di sayuran bayam yang ditaman di China. Namun level radioaktif itu menurut pemerintah China tidak mengganggu kesehatan.
“Tes terhadap sayuran yang ditanam di luar ruangan di Beijing, kota utara Tianjin dan provinsi Henan, mendapati radioaktif iodine-131. Hujan yang turun baru-baru ini menyebabkan partikel radioaktif di udara terakumulasi di daun-daun bayam,” papar Kementerian Kesehatan China.
Pemerintah China menganjurkan warganya untuk mencuci sayuran yang akan dimasak. “Sudah terbukti bahwa mencuci bayam dengan air dapat secara efektif membuang material radioaktif,” ungkap Beijing.
Kadar radioaktif yang terdapat di bayam tersebut, satu hingga tiga ribu kali dari batas aman yang ditetapkan standar keamanan radiasi China. Ini merupakan laporan pertama produk domestik terkontaminasi radiasi sejak Beijing memerintahkan tes terhadap makanan dan air bulan lalu. China sudah mendeteksi 10 kasus kontaminasi radioaktif, termasuk di antara penumpang pesawat, pesawat, kapal, dan kontainer yang tiba dari Jepang, sejak 16 Maret. (syarifudin)