Pages

Labels

FBI Selidiki Skandal Penyadapan di AS

NEW YORK- FBI kemarin menggelar penyelidikan awal untuk mengetahui apakah skandal penyadapan oleh kerajaan media Rupert Murdoch juga mencapai Negeri Paman Sam.

Penyelidikan itu digelar setelah FBI mendapat tekanan dari anggota parlemen Amerika Serikat (AS). News International, perusahaan Inggris yang menjadi pusat skandal penyadapan para korban pembunuhan dan penyuapan petugas polisi, merupakan anak perusahaan News Corporation milik Murdoch yang berbasis di New York.

Selama beberapa hari, para anggota parlemen AS mendesak penyelidikan setelah muncul laporan bahwa pegawai News Corp berusaha mendapat akses rekaman telepon korban-korban serangan 11 September 2001.

“Kami menyadari berbagai tuduhan itu dan kami berupaya mengetahuinya,” ujar juru bicara FBI di New York yang berspesialisasi untuk unit ejahatan kerah putih dan cybercrime.

Sumber lain menjelaskan, “Untuk tuduhan terkait korban 9/11, penyelidikan akan digelar di New York.”

Juru bicara Departemen Kehakiman AS hanya mengatakan, “Departemen kami tidak berkomentar khusus tentang berbagai investigasi, saat kami melihat bukti kesalahan, kami mengambil langkah yang diperlukan.”

Kepala Komite Keamanan Dalam Negeri DPR (House) Peter King dari Partai Republik telah mengirim surat pada Direktur FBI Robert Mueller untuk mendesaknya menyelidiki berbagai kemungkinan tuduhan terhadap News Corp, terutama yang dilakukan di AS.

Senator Jay Rockefeller dan Barbara Boxer dari Partai Demokrat juga mendesak Jaksa Agung Eric Holder dan Mary Schapiro, kepala Komisi Bursa dan Sekuritas pengawas Wall Street, agar memeriksa jika ada undang-undang AS yang dilanggar kerajaan media Murdoch.

Sementara itu, Rebekah Brooks yang menjadi kepala eksekutif operasi surat kabar Inggris milik Murdoch, mengungdurkan diri kemarin. Brooks, 43, yang mantan editor tabloid terlaris Inggris, News of the World, mengatakan pada para pegawai bahwa dia merasa bertanggung jawab atas krisis yang terjadi.

“Saya menyerahkan pengunduran diri saya pada Rupert dan James Murdoch. Sementara ini menjadi subyek diskusi, saat ini pengunduran diri syaa telah diterima,” papar Brooks yang sudah menyerahkan pengunduran diri pekan lalu, menulisnya dalam pesan internal.

Brooks memulai karirnya sebagai seorang sekretaris di News of World pada usia 20 tahun, sebelum dia menjadi pemimpin redaksi pada 2000 hingga 2003. Dia kemudian menjadi pemimpin redaksi The Sun hingga 2009.

“Sebagai Kepala Eksekutif perusahaan, saya merasa sangat bertanggung jawab pada orang-orang yang tersakiti dan saya ingin menegaskan lagi penyesalan saya untuk apa yang kami tahu sekarang telah terjadi,” tulis Brooks. “Saya yakin hak dan tanggungjawab membawa kami melalui krisis. Selain itu, keinginan saya untuk tetap berada di jembatan telah menajdikan saya pusat perdebatan.”

Keputusan perempuan berambut berwarna merah api itu diambil setelah Murdoch akhirnya berbicara tentang krisis yang menimpa kerajaan medianya. Brooks akan diganti oleh Tom Mockridge, kepala eksekutif perusahaan penyiaran satelit Sky Italia. Mockridge memiliki tugas berat untuk memulihkan kepercayaan pembaca dan pemegang saham di berbagai surat kabar yang dimiliki Murdoch.

News International mengelola The Sun, surat kabar terbesar di Inggris, The Times dan Sunday Times. News International menutup tabloid terlaris di Inggris, News of the World yang berusia 168 tahun pada Minggu (10/7) untuk menyelamatkan upaya Murdoch mengambil alih perusahaan TV berbayar BskyB.

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron memimpin seruan agar Brooks mundur dari jabatannya. Seruan itu ditengah kemarahan publik atas tuduhan bahwa News of the World menyadap voicemail Milly Dowler, seorang remaja perempuan yang terbunuh, dan para keluarga tentara yang tewas.

Sementara itu, Rupert Murdoch dan putranya James bersedia memberi keterangan pada parlemen Inggris. Murdoch menekankan pada para pemegang saham News Corp untuk tetap tenang. “Krisis akan diatasi dengan sangat baik dalam semua cara yang memungkinan,” papar Murdoch pada Wall Street Journal.

Pengusaha media berusia 80 tahun itu menjelaskan, kerusakan citra News Corp di Inggris akan dapat dipulihkan. Dia menjanjikan bahwa komite independen dapat menginvestigasi semua tuduhan. (syarifudin)