Pages

Labels

Kepala Scotland Yard Mundur, Brooks Bebas Bersyarat

LONDON- Kepala kepolisian Scotland Yard atau Komisioner Polisi Metropolitan Paul Stephenson mengundurkan diri, terkait dugaan kaitannya dengan skandal penyadapan telepon oleh tabloid News of the World.

Pengunduran diri Stephenson pada Minggu (17/7) itu disusul pembebasan bersyarat mantan pemimpin News International Rebekah Brooks kemarin. Skandal ini pun semakin meningkatkan tekanan publik terhadap Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron.

“Saya telah mengambil keputusan ini sebagai konsekuensi atas spekulasi dan berbagai tuduhan terkait hubungan kepolisian Metropolitan dengan News International di tingkat tokoh-tokoh senior,” papar Stephenson dalam pernyataan di televisi.

PM Cameron menyebut kejadian ini merupakan peristiwa sangat menyedihkan baginya. “Saya harap dia (Stephenson) baik-baik saja di masa depan.”

Dalam pidato pengunduran dirinya, Stephenson menyinggung Cameron dan pemerinathannya, meski Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May menyatakan dia sangat menyesalkan pengunduran dirinya.

Stephenson dikaitkan dengan mentan wakil pemimpin redaksi News of the World Neil Wallis dalam sejumlah laporan media yang terbit Minggu (17/7). Media menyatakan, kepala polisi itu menerima liburan lima pekan di sebuah spa kesehatan mewah tempat Wallis menjadi seorang konsultan PR. Liburan itu dilakukan Stephenson pada awal tahun ini.

Saat ini kepolisian Inggris yang membuka lagi investigasi skandal penyadapan telepon pada Januari, enam tahun setelah kasus itu muncul, menghadapi berbagai pertanyaan tentang mengapa kepolisian menyewa Wallis sebagai penasehat, dua bulan setelah dia keluar dari tabloid yang telah ditutup pemiliknya tersebut. Wallis ditahan pada pekan lalu.

“Ijinkan saya menjelaskan, saya dan orang yang tahu saya mengetahui bahwa integritas saya lengkap seutuhnya,” papar Stephenson. “Saya berharap kami telah melakukan sesuatu yang berbeda, tapi saya tidak akan pernah melalaikan integritas pribadi saya.”

Cameron saat ini menghadapi berbagai pertanyaan tentang keputusannya mengundang mantan kepala medianya, Andy Coulson yang juga mantan pemimpin redaksi News of the World ke kediamannya pada Maret, dua bulan setelah Coulson mundur dari posisinya di Downing Street.

Cameron mempekerjakan Coulson yang ditahan dan dibebaskan bersyarat oleh polisi awal bulan ini, setelah mantan pemimpin redaksi itu mundur dari News of the World terkait skandal tersebut.

Stephenson menyoroti keputusan Cameron tersebut saat membela keputusannya mempekerjakan Wallis. “Tidak seperti Coulson, Wallis tidak mundur dari News of the World, berdasarkan pengetahuan saya, atau pun terkait dengan investigasi penyadapan telepon sebelumnya,” papar Stephenson.

Skandal penyadapan telepon oleh News of the World itu terungkap ketika dua orang yang divonis pengadilan terkait kasus tersebut pada 2006. Namun skandal itu belum meledak hingga 4 Juli silam, saat terungkap bahwa salah satu korban penyadapan telepon itu ialah seorang remaja bernama Milly Dowler yang tewas terbunuh.

Brooks yang menjadi salah satu orang kepercayaan Rupert Murdoch, merupakan pemimpin redaksi News of the World saat sejumlah pesan suratsuara Dowler disadap dan dihapus. Juru bicara Brooks, David Wilson, membenarkan penahanan kliennya pada Minggu (17/7). Menurut Wilson, penahanan Brooks terjadi setelah dia menghadiri janji pertemuan di seubah kantor polisi London.

Tapi Brooks kemarin dibebaskan bersyarat. “Saya dapat mengonfirmasi bahwa dia (Brooks) telah dibebaskan awal petang ini dan telah dibebaskan bersyarat hingga Oktober,” papar Wilson.

Brooks mundur dari jabatannya sebagai pemimpin News International pada Jumat (15/7). News International merupakan sayap kerajaan media milik Murdoch di Inggris. Brooks ditahan pada Minggu (17/7) dan diperiksa selama 12 jam terkait tuduhan bahwa dia berkonspirasi untuk menyadap komunikasi dan tuduhan bahwa News of the World menyuap polisi untuk mendapatkan informasi rahasia.

Scotland Yard sebelumnya menjelaskan, Brooks ditahan terkait kasus korupsi dan penyadapan telepon. “Dia ditahan saat pertemuan di kantor polisi London atas kecurigaan berkonspirasi menyadap komunikasi, melanggar Akta Hukum Kriminal 1977 Pasal 1(1) dan kecurigaan atas tuduhan korupsi yang melanggar Akta Pencegahan Korupsi 1906 Pasal 1,” papar pihak kepolisian. (syarifudin)