Pages

Labels

Kompetisi Penulisan Esai HAM 2011

Panduan Tema Penulisan Kerangka Esai “Kekerasan, Perdamaian dan Keindonesiaan”

Sekapur Sirih

Tiba saat bagi kaum muda untuk terlibat dalam pengungkapan kebenaran. Tiga belas tahun sejak peristiwa kekerasan yang berlangsung di tahun 1998, hal-hal yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan demokrasi terus diupayakan untuk ditumbuhkan kembali. Sejarah modern bangsa Indonesia yang dalam perjalanannya diwarnai oleh berbagai macam peristiwa kekerasan, dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia sejak awal periode Orde Baru hingga kini dapat memberikan pelajaran yang bermakna akan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga menjadi logis kemudian ketika pada tahun 2000, MPR menegaskan di dalam TAP MPR No.V/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional bahwa “diperlukan upaya mengidentifikasi masalah, menentukan kondisi yang harus diciptakan dalam rangka menuju rekonsiliasi nasional dan menetapkan arah pelaksanaan pemantapan persatuan dan kesatuan nasional”.

Oleh karena itu pula, sejak periode “Reformasi” telah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai organisasi masyarakat maupun individu untuk memperhatikan bagian dari bangsa Indonesia yang menjadi korban dari berbagai peristiwa kekerasan tersebut, baik yang berupa aktivitas pendampingan terhadap para korban peristiwa kekerasan, maupun pendokumentasian atas peristiwa-peristiwa kekerasan. Hal ini tidak mudah mengingat kuantitas peristiwa kekerasan maupun korban dari peristiwa kekerasan yang begitu besar, maupun kompleksitas ataupun kualitas dari berbagai peristiwa kekerasan tersebut. Terlebih lagi, tidak ada catatan ataupun tulisan yang cukup komprehensif mengenai, katakanlah, mulai dari peristiwa 1965 yang menunjukkan kekerasan massif di berbagai kota dan daerah di hampir seluruh wilayah Indonesia sampai dengan peristiwa Mei 1998 yang mendera etnik keturunan Tionghoa di Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Tengah. Ini belum terhitung kasus kasus kekerasan yang menghantam komunitas Muslim di Tanjung Priok dan Lampung, ataupun yang berlangsung di Aceh dan Papua. Bahkan keragaman kasus tersebut mencakup juga berbagai peristiwa kekerasan yang berkait dengan hak-hak ekonomi sosial dan budaya masyarakat, sebagaimana yang ditunjukkan melalui, misalnya, peristiwa-peristiwa penggusuran tanah di pedesaan pada periode akhir 1980-an maupun yang berlangsung di perkotaan belakangan ini, yang sama tidak mudahnya dengan upaya membuat berbagai peristiwa kekerasan tersebut sebagai bagian dari kesejarahan bangsa Indonesia, maupun upaya banyak pihak untuk mengembalikan harkat dan martabat para korban kekerasan sebagai bagian dari warga negara Indonesia.

Begitu banyak problem, baik itu tercatat atau tidak tercatat, mengenai segala peristiwa kekerasan tersebut telah dialami oleh banyak orang di negeri ini yang telah menjadi bagian dari ingatan kolektif bangsa Indonesia. Problematik kekerasan dan penggunaan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial, ekonomi dan politik tidak hanya berpengaruh terhadap diri korban, tetapi juga terhadap kerabat yang ditinggalkan ataupun terhadap kesadaran masyarakat yang berada di wilayah kekerasan. Persoalannya adalah pemahaman terhadap berbagai peristiwa tersebut beragam, bahkan, pemahaman dominan yang berkembang justru menyelubungi keberadaan berbagai peristiwa itu.

Oleh karena itu, upaya untuk mengungkapkan kebenaran, upaya untuk membuka kembali lembar-lembar peristiwa kekerasan dengan segala kekurangan dan kelebihannya, merupakan sesuatu yang tak terhindarkan, sebagai upaya untuk membangun sebuah keadaban publik. Upaya tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh berbagai individu maupun organisasi-organisasi sosial swadaya masyarakat, baik itu melalui jalur advokasi legal formal maupun melalui aktivitas-aktivitas kebudayaan. Namun, karena persoalan ini merupakan persoalan bangsa, maka penting bagi generasi muda, sebagai pemilik masa depan, untuk mulai menyadari sejarah bangsanya dan terlibat dalam upaya pengungkapan kebenaran.

Maraknya penerbitan dengan segmen generasi muda menjadi tanda minat mereka pada budaya literasi. Namun, di sisi lain budaya instan atau budaya pop cenderung menjadi pilihan di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong generasi muda agar menghasilkan karya-karya yang bermutu dan tidak hanya berhenti sebagai konsumen saja. Kaum muda mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan kesejarahan bangsanya yang sarat dengan berbagai peristiwa kekerasan, dan terdorong untuk mulai menuliskannya dalam bentuk esai. Kompetisi menulis esai ini merupakan aktivitas publik untuk pengungkapan kebenaran yang paling mungkin.

Peserta membuat sebuah kerangka esai sebanyak 2 halaman yang mengacu pada salah satu tema berikut:

1. Tragedi 1965
2. Penembakan misterius 1983
3. Peristiwa Tanjung Priok 1984
4. Peristiwa Talangsari Lampung 1989
5. Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II 1998
6. Tragedi dan kerusuhan Mei 1998
7. Peristiwa pelanggaran HAM di Aceh 1989-2005
8. Pelanggaran HAM di Papua (1963- sekarang)
9. Peristiwa pelanggaran terhadap hak asasi manusia lainnya yang terjadi di Indonesia

Kerangka esai dikembangkan dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang anda ketahui tentang salah satu peristiwa tersebut? (deskripsikan minimal dalam 7 kalimat)
2. Menurut anda apa yang menjadi penyebab peristiwa tersebut? (deskripsikan minimal dalam 5 kalimat)
3. Bagaimana pendapat anda atas peristiwa tersebut? (deskripsikan minimal dalam 7 kalimat)
4. Sepengetahuan Anda, langkah-langkah apakah yang sudah dilakukan pemerintah untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM tersebut? Jika ada, seberapa efektifkah langkah-langkah-langkah tersebut? (dekripsikan minimal 7 kalimat)
5. Terobosan/inisiatif apa sajakah yang bisa dilakukan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk membantu mempercepat penuntasan kasus tersebut? (deskripsikan minimal dalam 7 kalimat)
6. Berikan saran anda agar peristiwa ini tidak terulang lagi! (deskripsikan minimal dalam 8 kalimat)

Keterangan: Peserta diminta memberikan jawaban dalam paragraf yang saling terkait.*

Kerangka esai yang dibuat harus mengacu pada “Panduan Menulis Kerangka Esai”

HADIAH

Kategori SMA:

1. Juara 1 Notebook Sony Vaio (11″)
2. Juara 2 Netbook Fujitsu lifebook (10.1″)
3. Juara 3 Netbook Asus (10.1″)

Kategori Mahasiswa

1. Juara 1 Notebook Sony VAio (14″)
2. Juara 2 Netbook Fujitsu lifebook (10.1″)
3. juara 3 Netbook Asus (10.1″)

Panduan Menulis Kerangka Esai

I. Keterangan Umum

A. Kerangka esai ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
B. Karya orisinal dan belum pernah dipublikasikan
C. Setiap peserta hanya bisa mengirimkan satu buah esai
D. Naskah kerangka esai yang dikirimkan menjadi milik panitia
E. Tenggat waktu pengiriman kerangka esai adalah tanggal 1 Desember 2011
F. Pengumuman pemenang seleksi tahap I tanggal 10 Desember 2011
G. Pemenang yang lolos seleksi tahap I akan mengikuti program lokalatih penulisan tanggal 26-29 Januari 2012 di Jakarta*
H. Segala keputusan juri tidak dapat diganggu gugat

II. Peserta

A. Peserta adalah siswa sekolah menengah atas (SMA) atau mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu
B. Peserta menuliskan data diri dalam form yang telah tersedia dan dapat diunduh di blog
C. Peserta melampirkan scan kartu pelajar atau KTM
D. Peserta melampirkan foto diri baik dalam bentuk digital, scan ataupun hardcopy untuk pengiriman naskah langsung
E. Peserta melampirkan berkas pernyataan orisinalitas karya yang telah tersedia dan dapat diunduh di blog*

III. Syarat Penulisan

A. Judul bebas asalkan sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
B. Format tulisan adalah esai, ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
C. Naskah wajib disimpan dalam format *doc (word 97-2004).
D. format penamaan dan pengiriman file adalah Nama-sekolah/universitas-judul kerangka esai
E. Format dokumen naskah:
- Ukuran kertas: A4
- Margin atas: 2 cm
- Margin bawah: 2,5 cm
- Margin kiri: 3 cm
- Margin kanan: 2 cm
- Huruf: Times New Roman; ukuran 12 poin; rata kiri-kanan; spasi 1,5

IV. Pengiriman Naskah

A. seluruh materi dan naskah terkait dapat dikirimkan ke panitia.esai@gmail.com atau panitia.esai@yahoo.com untuk format digital (softcopy)
B. Seluruh materi dalam format hardcopy dapat langsung dikirim ke:
Sekretariat PEC
Jl.Madrasah IX No. 9A, Cawang Kavling,
Jakarta Timur 13340,
INDONESIA
Telp./Fax (021) 8590-4403, Tel.300-72278

Info juga bisa dilihat di http://esaimelawanlupa.wordpress.com/