TRIPOLI- Pemimpin Libya Kolonel Muammar Khadafi muncul ke publik untuk pertama kali dalam dua pekan terakhir. Dalam tayangan TV yang dikelola pemerintah, kemarin, Khadafi tampak sedang bertemu para pemimpin suku di Tripoli.
Dalam tayangan itu, Khadafi berpakaian khas warna coklat, kacamata hitam, dan kopiah hitam. Dia tampak dalam kondisi sehat. “Kami katakan pada dunia, mereka merupakan perwakilan suku-suku Libya,” ujar Khadafi sambil menunjuk orang-orang yang mengunjunginya, seperti ditayangkan TV yang dikontrol pemerintah Libya.
Seorang pria kemudian mengatakan pada Khadafi, “Anda akan menang.”
“Video itu direkam di ibu kota pada Rabu (11/5),” papar sejumlah pejabat Libya, seperti dikutip kantor berita AFP, meski belum dapat diverifikasi secara independen.
Khadafi tidak muncul ke publik sejak 30 April, saat serangan NATO menewaskan putra bungsu dan tiga cucunya. Kemunculan kembali Khadafi terjadi saat situasi di Misrata semakin memanas.
Pemberontak mengklaim menguasai bandara Misrata dan memukul mundur pasukan Khadafi. Pasukan pemerintah memang sedang berkonsentrasi di kota bagian barat tersebut, karena masih berada dalam kontrol pemberontak.
“Bandara Misrata jatuh ke tangan pemberontak setelah beberapa jam pertempuran antara pemberontak dan pasukan Khadafi,” papar saksi mata. Jasad-jasad pasukan Khadafi tampak tergeletak di jalanan saat pemberontak merayakan kemenangan mereka.
Juru bicara kepemimpinan pemberontak di Benghazi, Kolonel Ahmed Bani juga mengklaim bahwa pasukan revolusioner kini mengontrol Misrata. “Selain membakar tank-tank pemerintah, pemberontak menyita persenjataan dari pasukan rezim,” tuturnya.
NATO hingga kemarin terus mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya untuk membombardir berbagai wilayah Libya. “Pesawat-pesawat kami telah melakukan lebih dari 6.000 misi sejak komando operasi militer dikendalikan NATO pada akhir Maret,” papar pernyataan NATO.
Serangan udara NATO membantu pemberontak mengamankan basis mereka di timur Libya. Namun para pengamat masih ragu apakah NATO berhasil melemahkan cengkeraman pasukan Khadafi di bagian barat Libya.
Sementara itu, pasukan Yaman menembakkan peluru tajam ke arah ribuan demonstran yang mendesak agar Presiden Ali Abdullah Saleh mundur. “Serangan itu menewaskan sedikitnya 16 demonstran dan melukai ratusan orang lainnya,” kata para medis dan saksi mata.
“Demonstran bergerak dari Lapangan Universitas Sanaa ke gedung pusat pemerintahan. Jumlah korban tewas mungkin akan bertembah, dengan 10 dari 226 demonstran yang terluka akibat senjata api dalam kondisi kritis, sedangkan 141 orang terluka oleh berbagai benda, dan 735 menderita akibat menghirup gas air mata,” papar tim medis.
Sedangkan di Suriah, pasukan pemerintah terus menangkapi para pemimpin oposisi dari kota ke kota. Tentara dan aparat keamanan menahan puluhan orang di kota pantai Banias dan desa-desa al-Beyda serta al-Qariri.
Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah menyatakan, pengacara Jalal Kindo juga ditahan di kota Banias. Sementara itu, gerakan oposisi Suriah terus menyerukan unjuk rasa besar-besaran untuk menggulingkan pemerintahan. (syarifudin)