Pages

Labels

AS Tuduh Militan Pakistan Dalang Penyerangan Kabul

ISLAMABAD- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) menuduh militan dari Pakistan yang melakukan serangan terhadap kompleks Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan. Islamabad menyangkal tuduhan tersebut tidak memiliki bukti.

Panetta dan pejabat AS lainnya menuduh militan dari jaringan Haqqani menjadi dalang serangan roket di Kedubes AS di Kabul dan bom truk yang melukai 77 pasukan AS.

“Sekali lagi kami mendesak Pakistan untuk menggunakan pengaruh mereka terhadap jenis-jenis serangan dari Haqqani. Kami masih membuat sangat sedikit kemajuan dalam hal ini,” papar Panetta pada wartawan AFP yang terbang bersamanya menuju San Francisco kemarin. “Saya pikir pesan yang harus mereka ketahui ialah: kami akan melakukan segalanya untuk membela pasukan kami.”

Komentar Panetta itu dapat memanaskan ketegangan antar AS dan Pakistan. Hubungan dua negara itu berada di level terendah setelah pasukan khusus AS membunuh Pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden di wilayah Pakistan pada Mei silam.

Panetta merupakan direktur CIA hingga Juli. Dia berulang kali mendesak Pakistan untuk melumpuhkan jaringan Haqqani yang tampaknya merupakan faksi Taliban paling ditakuti NATO dan pasukan Afghanistan. “Haqqani memiliki kemampuan untuk menyerang pasukan Amerika Serikat dan melarikan diri ke tempat aman di Pakistan. Itu tidak dapat diterima,” kata Panetta.

CIA sering menargetkan serangan terhadap militan di Pakistan dengan mengerahkan drone atau pesawat yang dikendalikan dengan remote control. Bulan lalu, petinggi militer AS Laksamana Mike Mullen menjelaskan kemajuan menekan gerakan Haqqani di Afghanistan.

Pejabat Pakistan mengatakan, merupakan tanggung jawab pasukan pimpinan AS untuk melumpuhkan militan saat mereka masuk Afghanistan. “Kami menggunakan semua sumber daya kami untuk memerangi terorisme. Jika masalah seperti jaringan Haqqani melancarkan serangan dari wilayah Pakistan menjadi kekhawatiran, adakah bukti yang telah diberikan?” ujar seorang pejabat militer Pakistan.

Pejabat pemerintah Pakistan yang terlibat dalam kebijakan pertahanan menjelaskan, negaranya sudah melakukan semua cara untuk menghentikan militan melintasi perbatasan menuju Afghanistan. “Tapi jika ada milita yang melakukan sesuatu di Afghanistan, itu tanggung jawab Afghanistan dan pasukan Barat yang menghadapi mereka di perbatasan,” katanya. “Mereka membiarkan semua orang pergi bebas di perbatasan mereka dan lalu mereka mengatakan Pakistan tidak cukup berbuat.”

Direktorat Antar Badan Intelijen Pakistan sejak lama diduga menjalin hubungan dengan jaringan Haqqani yang berkembang pada 1980-an, saat Jalaluddin Haqqani menjadi komandan perang paling ditakuti dalam pertempuran melawan Uni Soviet di Afghanistan.

Haqqani dikhawatirkan dapat menggulingkan pemerintahan Afghanistan yang didukung AS. Haqqani diyakini memiliki ribuan pejuang dan dia mendapat dkungan dari kelompok pejuang lain yang dengan sukarela membelanya melawan serangan apa pun.

Pejabat AS dan Pakistan saat ini menunjukkan kerja sama kontraterorisme yang kuat setelah tokoh lapangan Al Qaeda Younis al-Mauritani tertangkap di Pakistan bulan ini. Komentar dari kedua negara menyatakan, aliansi mulai melupakan ketegangan akibat tewasnya Osama. (syarifudin)