Pages

Labels

Pengepungan Kabul Berakhir, 14 Tewas

KABUL- Pengepungan dan serangan Taliban di kompleks kedutaan besar Barat di Kabul akhir berakhir kemarin, setelah berlangsung hampir 20 jam. Aksi pengepungan itu secara dramatis menunjukkan Taliban masih kuat di Afghanistan.

Taliban menghujani kompleks kedubes Barat itu dengan roket-roket, granat, dan bom bunuh diri hingga menewaskan 14 orang dan enam pasukan asing terluka. Pengepungan baru berakhir setelah pasukan Afghanistan dan tentara asing terus menggempur posisi Taliban yang menargetkan Kedubes AS dan kantor pusat NATO di Kabul.

Pertempuran antara Taliban dan pasukan Afghanistan dibantu tentara koalisi asing itu terjadi hanya beberapa ratus meter dari Kedubes Amerika Serikat (AS) yang dijaga ketat.

“Para penyerang akhirnya tewas dan pertempuran berakhir. Ada enam penyerang di dalam gedung dan semuanya tewas,” papar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Siddiq Siddiqui pada AFP. “Tiga polisi tewas. Sekitar 28 orang diyakini terluka, sebagian besar merupakan warga sipil.”

Seorang fotografer AFP yang menjadi saksi mata mengungkapkan, pasukan Afghanistan menembakkan senjata dengan girang dari atas gedung setelah pertempuran berakhir. Pasukan Afghanistan menendang dan melempari jasad penyerang yang tewas dalam aksinya.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas pengepungan dan penyerangan tersebut. “Kami menargetkan kantor pusat ISAF, Kedubes AS dan badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS), dan tempat-tempat pemerintahan yang sensitif,” papar juru bicara Taliban.

Dengan keberhasilan mengepung kota selama dua hari, ini merupakan serangan terlama Taliban di ibu kota dan yang terbaru menyerang target-target Barat. Aksi ini pun menunjukkan bahwa Taliban semakin percaya diri dengan kemampuannya.

Penyerbuan Taliban itu menegaskan memburuknya keamanan di Kabul yang bulan lalu mengalami serangan bom bunuh diri di kantor badan budaya British Council bulan lalu dan penyerbuan di Intercontinental Hotel pada Juni silam.

Namun Duta Besar AS di Kabul Ryan Crocker tidak terlalu mempersoalkan aksi Taliban tersebut, meski sekitar enam roket (RPG) mendarat di kompleks kedutaannya. “Ini benar-benar bukan masalah yang sangat besar, satu hari yang berat bagi kedubes dan staf saya,” katanya. “Setengah lusin RPG ditembakkan dari jarak 800 meter, itu bukan Tet (satu serangan besar dalam Perang Vietnam), itu hanya gangguan.”

Crocker menuduh serangan itu didalangi jaringan Haqqani, kelompok yang beraliansi dengan Taliban. Haqqani merupakan kelompok perlawanan yang masih memiliki kekuatan di sepanjang poros perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Pejuang Taliban yang bersenjata bom bunuh diri dan granat berpelontar roket menghujani kompleks kedubes-kedubes Barat dengan sejumlah ledakan dan tembakan, setelah serangan dimulai pada pukul 1.30 sore pada Selasa (13/9).

“Saya duduk di toko saya saat tiba-tiba saya mendengar ledakan dan kemudian ledakan lainnya. Lalu terjadi baku tembak. Orang-orang di jalanan mulai berlarian,” kata Abdulbaqi, penjaga toko.

Kepala kepolisian Kabul Mohammad Ayoub Salangi menjelaskan, enam penyerang di dalam gedung, ditambah tiga orang lainnya dengan bom bunuh diri di tempat lain di kota Kabul pada Selasa (13/9). Mereka mengenakan burka untuk menghindari pemeriksaan di pos pemeriksaan.

“Data dari telepon seluler mereka menunjukkan bahwa mereka berhubungan dengan sejumlah kontak di Pakistan,” papar Salangi. Selama ini Pakistan dituduh menjadi tempat militan bersembunyi.

Penyerangan Taliban berakhir setelah beberapa helikopter dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan NATO (ISAF) dikirimkan untuk membantu pasukan Afghanistan. Tapi tidak jelas bagaimana para penyerang akhirnya tewas.

Juru bicara ISAF Letnan Kolonel Jimmie Cummings menjelaskan, sebanyak 11 warga sipil Afghanistan, termasuk tiga anak-anak tewas dalam pertempuran tersebut. “Enam tentara asing juga terluka dalam serangan itu, yakni tiga tentara AS yang mempertahankan kantor ISAF dari serangan itu dan tentara asing lainnya yang bertugas membersihkan lokasi dari pejuang Taliban,” kata Cummings. (syarifudin)