Pages

Labels

Indonesia Jadi Basis Pasar Hankook di Asia dan Dunia


Kantor Pusat Hankook di Seoul, Korsel


Produsen ban terbesar di Korea Selatan (Korsel), Hankook Tire menjadikan pabriknya yang terbesar di Indonesia sebagai basis memperebutkan pasar di Asia dan dunia. Sudah siapkah para pemain lama menghadapi tantangan dari perusahaan keluarga dari Negeri Gingseng itu?

Hankook yang saat ini menjadi produsen ban terbesar ketujuh di dunia itu bertekad menjadi perusahaan ban terbesar kelima di dunia. Untuk itu, Hankook pun menggenjot kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik baru di Cikarang. Hankook yakin, setelah kapasitas produksi mereka mencapai 150 juta ban per tahun, maka mereka akan menggeser posisi Summitomo Rubber Industries Ltd yang berada di posisi keenam terbesar di dunia dan Pirelli & C. SpA yang memegang posisi kelima terbesar di dunia.

Dalam pertemuan dengan SINDO di Seoul, Korsel, pekan lalu, para pemimpin Hankook membeberkan berbagai strategi mereka di Indonesia, Asia, dan dunia. Pelan tapi pasti, Hankook terus melangkah menjadi yang terbaik di dunia.

Indonesia menurut Keung Soo Seong, Tim Manajer Asia Pasifik Hankook Tire memiliki karakter yang unik. “Karakter pasar di Indonesia kebanyakan berupa mobil keluarga, 70% MPV dan 98% merek Jepang. Kami pikir pasar Indonesia tetap besar dan terus mengalami perkembangan 15% per tahun. Dan kebanyakan produksi mobil itu merupakan industry local, di mana 60% diproduksi di Indonesia. Karena itulah Hankook akan memulai produk komersial di Indonesia,” tuturnya pada SINDO di hotel Imperial Palace, Seoul, Korea Selatan, pekan lalu.

Menurut Keung Soo Seoung, dengan adanya free trade agreement (kesepakatan perdagangan bebas), Hankook bisa mengekspor produknya di Indonesia ke seluruh negara-negara Asia. Dia mengakui, saat ini pemain terbesar produk ban di Indonesia masih dipegang oleh Gajah Tunggal yang menguasai 26,4% pasar nasional.

“Kami memiliki tantangan besar untuk menjadi produsen ban terbaik di Indonesia. Kami harus membangun jaringan distribusi, mengoptimalkan pengembangan produksi, marketing, membangun jaringan penjualan regional, baik melalui jaringan franchise, hypermarket, atau lainnya,” kata Keung Soo Seoung yang menjelaskan, fokus Hankook saat ini mengembangkan ban mobil jenis MPV dan GreenTire, ban ramah lingkungan.

Hyun Bum Cho, CFO dan CFO, Perencana Strategi Korporat Hankook Tire menambahkan, pemilihan pembangunan pabrik di Indonesia bukan tanpa alas an. “Indonesia memiliki populasi yang besar, memiliki stabilitas politik di mana warga terlibat aktif dalam politik, sumber daya alam juga ada di Indonesia, serta best financial dalam struktur ekonomi,” tutur Hyun Bom Cho yang membandingkan struktur ekonomi di Indonesia dengan Malaysia. “Ekonomi di Malaysia belum matang.”

Dia berharap dapat meraih sukses di Indonesia, seperti ketika Hankook meraup keberhasilan di China. “Kita sukses di China saat mulai merambah pasar di sana pada 1995,” katanya.

Hyun Bum Cho mengakui, pasar di negara-negara Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) masih didominasi produk-produk Jepang. “Kami harap bisa memperluas pasar di Asia,” katanya. “Kita mulai dari scratch, membangun jaringan dealer, memahami culture pasar dan karakter bisnis di Indonesia.”
Dia merasa membangun bisnis di Indonesia sangat mudah. “Sejauh ini tidak ada kesulitan di Indonesia,” ujarnya.

CEO Hankook Seung Hwa Suh


Andalkan Karet Mentah Indonesia

Sedangkan CEO Hankook Tire Seung Hwa Suh turut angkat bicara tentang besarnya sumber daya alam, terutama karet di Indonesia. Menurut Seung Hwa Suh, dalam upacara pembukaan pabrik di Cikarang, kami ungkapkan bahwa produksi karet di Indonesia sangat besar sehingga potensi Indonesia besar untuk berkembang bersama.

“Yang paling penting, sumber daya manusia (SDM) di Indonesia memiliki semangat belajar tinggi untuk menjadi basis produk kami di Asia. Pemerintah Indonesia juga bisnis friendly. Selain itu, ada beberapa mitra yang memberikan rekomendasi sehingga kami pilih Indonesia,” katanya.

Suh menerangkan, untuk bahan produksi ban di Cikarang, 100% karet alam dibeli Hankook di Indonesia. “Yang tidak ada di Indonesia baru kami beli dari luar negeri. Kami juga berpikir tentang transfer teknologi dan pelatihan SDM,” paparnya. “Secara global, total karet alam yang kami serap per tahun mencapai 209.000 hingga 330.000 ton. Saat ini kami baru menyerap 20.000 ton karet per tahun dari Indonesia. Pada 2018, kami targetkan menyerap 50.000 ton karet mentah dari Indonesia. “

Menurut Suh, produksi awal Hankook di Cikarang lebih banyak untuk ban mobil jenis sedan, truk ringan, truk umum, dan truk besar. Suh juga menekankan, Hankook yang ada di Indonesia bukan perusahaan Korea, tapi perusahaan Indonesia.

Untuk lebih memahami karakter ban yang paling cocok di Indonesia, Hankook mengirim tim teknologi untuk memeriksa kondisi jalan dan kerusakan jalan di Indonesia. “Kami juga akan membuka kantor Riset dan Development di sana,” ujarnya.

Saat ditanya tentang strategi Hankook di Indonesia, Suh menjawab, “Kami akan meningkatkan jalur-jalur distribusi. Tahun lalu kita sudah membuka satu cabang di Jakarta. Dealer-dealer local juga akan terus kami bangun.” (syarifudin)