Pages

Labels

Pakar Nuklir Iran Tewas Dibom

TEHERAN– Pakar nuklir Iran Mostafa Ahmadi Roshan tewas dan dua orang terluka saat sebuah bom magnet meledak di luar Universitas Allameh Tabatai, Teheran timur, kemarin. Bom itu ditempelkan di sebuah mobil oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor.Mostafa merupakan pakar nuklir yang bekerja di fasilitas pengayaan uranium Natanz. “Pagi ini seorang pengendara sepeda menempelkan sebuah bom pada mobil Peugeot 405 yang meledak,” kata Deputi Gubernur Teheran Safar Ali Bratloo kepada kantor berita ILNA. Ledakan terjadi di luar Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Allameh Tabatai.“Mostafa meninggal dunia dan dua orang yang terluka dibawa ke rumah sakit,”tutur Bratloo. Universitas Sharif, tempat pakar nuklir itu pernah menimba ilmu, menyatakan bahwa Mostafa memiliki keahlian dalam pembuatan membran polymeric yang digunakan untuk memisahkan gas. Iran menggunakan pemisahan gas untuk pengayaan uranium. Universitas Sharif merupakan perguruan tinggi teknik yang paling bagus di Teheran. Gubernur Teheran menuding Israel menjadi dalang pengeboman kali ini, karena memiliki kemiripan dengan pembunuhan terhadap para pakar nuklir Iran lainnya.“Tanggung jawab atas ledakan ini berada pada rezim Zionis.Metode aksi teroris ini serupa dengan aksiaksi sebelumnya yang menargetkan pakar nuklir Iran,” tegas Bratloo kepada televisi berbahasa Arab di Iran,Al-Alam. Tiga pakar nuklir Iran terbunuh pada 2010 dan 2011 saat mobil mereka meledak akibat bom. Salah satu serangan bom terjadi tepat dua tahun silam pada 11 Januari 2010 yang menewaskan pakar nuklir Masoud Ali Mohammdi. Kepala Organisasi Atom Iran Fereydoun Abbasi berhasil lolos dari upaya pembunuhan pada November 2010. Saat itu Fereydoun dan istrinya keluar dari mobil, hanya beberapa saat sebelum bom meledak. Berbagai serangan itu menurut pejabat Iran merupakan operasi pembunuhan yang dilakukan agen intelijen Israel, Mossad, dengan kemungkinan bantuan dari Amerika Serikat (AS).Serangan terbaru terjadi saat ketegangan terkait program nuklir Iran kian meningkat. Barat dan Israel menuduh Iran melakukan riset pengembangan bom atom.Tuduhan itu disangkal Teheran. Israel mengancam melancarkan serangan udara di fasilitas nuklir Iran.AS juga menegaskan semua opsi tetap ada dalam menghadapi Iran, termasuk aksi militer. Teheran mengancam menutup Selat Hormuz jika militer asing menyerang negaranya.Penutupan selat itu dapat mengakibatkan harga minyak naik dan memicu krisis ekonomi global. IAEA lusa kemarin menyatakan Iran telah memulai pengayaan uranium di fasilitas bawah tanah di Fordo.AS, Inggris, Prancis,Jerman,dan Italia menganggap perkembangan ini dengan sangat khawatir. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mendesak Teheran kembali ke perundingan dengan kekuatan Barat terkait program nuklirnya. “Langkah ini sekali lagi menunjukkan rezim Iran menghindari tanggung jawabnya dan negara itu semakin mengisolasi diri,” paparnya, dikutip Reuters.“Tidak ada pembenaran untuk produksi ini.Pengayaan semacam ini membawa Iran semakin mendekati kemampuan untuk memproduksi uranium pengayaan tinggi untuk senjata.” Direktur Eksekutif Asosiasi Kontrol Persenjataan Daryl Kimball menyambut seruan Hillary untuk solusi negosiasi. “AS dan mitranya P5+1,China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris, harus terus menyiapkan dan mendorong perundingan dengan Iran serta terus membuat proposal konstruktif untuk diskusi,”katanya. Komandan Angkatan Laut AS Admiral Jonathan Greenert mengaku kurang tidur karena sedang membuat persiapan untuk potensi konflik di Selat Hormuz. “Jika Anda bertanya apa yang membuat saya bangun waktu malam, itu Selat Hormuz dan kegiatan di Teluk Arab,”tuturnya. Greenert tidak menjelaskan apa langkah-langkah Angkatan Laut AS di Selat Hormuz. Tapi saat ditanya mengapa Selat Hormuz membuatnya bangun malam hari, dia menjawab bahwa dia seorang yang terorganisasi, seorang pelatih, dan seorang yang bersiap-siap. Dia akan memastikan bahwa mereka memiliki peralatan yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan benar. AS menegaskan tidak akan membiarkan Iran memblokade Selat Hormuz.Petinggi militer AS Jenderal Martin Dempsey akhir pekan lalu mengatakan bahwa tindakan Iran tidak akan ditoleransi. syarifudin