Pages

Labels

Ma Ying Jeou Menang Pemilu Taiwan

TAIPEI – Presiden Taiwan Ma Ying Jeou menang dalam pemilu yang digelar Sabtu (14/1). Kemenangan itu akan semakin mempererat hubungan Taiwan dan China. 


Komisi Pemilu Pusat menyatakan Partai Nasionalis (Kuomintang/ KMT) yang dipimpin Ma Ying Jeou meraih 51,5% suara, sedangkan oposisi Partai Demokrat Progresif (DPP) yang dipimpin Tsai Ing Wen memperoleh 45,7% suara. Meskipun menang, melihat hasil pemilu itu tampaknya perjuangan Ma pada periode kedua pemerintahannya tidak akan mudah.

“Kita telah menang.Dalam empat tahun mendatang, hubunganlintasselatakanlebihdamai, dengan saling percaya yang besar dan peluang konflik yang berkurang,”tutur Ma, 61, di hadapan pendukungnya di kantor pusat partainya,dikutip Reuters. Tsai mengakui kekalahannya dan dia keluar dari posisinya sebagai ketua DPP.Namun, kemenangan Ma saat ini lebih banyak berkurang dibandingkan kemenangan pada 2008, yang saat itu selisih suara kedua partai mencapai 17 poin.

Partai Nasionalis saat ini mendapatkan 65 kursi di parlemen dengan total 113 anggota. Jumlah kursi itu merosot dari sebelumnya 81 kursi. “Kita akan melanjutkan pertumbuhan ekonomi, melindungi perdamaian dan persahabatan lintas selat untuk mencapai hasil lebih konkret dalam kerja sama di berbagai bidang penting,” papar Lien Chan, ketua kehormatan Partai Nasionalis, dikutip Reuters.

Lien mengakui berkurangnya suara mayoritas Nasionalis. “Kita perlu membahas kritik pemilih yang telah diungkapkan pada kita,”tuturnya. Mantan anggota legislatif DPP Wenjia Luo menyatakan Ma kehilangan banyak suara dalam pemilu kali ini.“Tapi kekecewaan rakyat tidak cukup untuk membuatnya kalah dalam pemilu,”katanya. DPP yang prokemerdekaan Taiwan membuat berang China.

Beijing masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya serta menganggap penjualan senjata AS ke Taipei sebagai penghalang utama perbaikan hubungan antara Washington dan China. Di bawah pemerintahan Ma,Taiwan meningkatkan hubungan dengan China, namun tidak mendeklarasikan kemerdekaan atau penyatuan kawasan. Pemilu akhir pekan lalu berjalan lancar.

Tidak seperti pada 1996 saat China menembakkan rudal ke perairan Taiwan, sebelum pulau itu menggelar pemilu presiden langsung pertama kali.Beijing mencoba menahan diri untuk menghindari reaksi pemilih yang bisa berbalik arah mendukung DPP. Hampir 200.000 warga Taiwan kembali dari luar negeri untuk memberikan suaranya dalam pemilu. Hal ini membuat beberapa penerbangan penuh saat-saat terakhir pemungutan suara.

Sebagian besar mereka datang dari China. Setelah pengumuman resmi kemenangan Ma, pemerintah China menyatakan hendak meningkatkan kerja sama dengan Taiwan. “Kami ingin bergandengan tangan dengan Taiwan dalam perjalanan hidup untuk terus menentang kemerdekaan Taiwan,” ungkap pernyataan Kantor Kabinet China untuk Urusan Taiwan.

Sementara itu, AS memberikan selamat kepada Presiden Ma atas kemenangannya untuk kedua kali.“Kami mengucapkan selamat untuk Ma Ying Jeou yang terpilih lagi dan rakyat Taiwan sukses menggelar pemilu presiden dan legislatif. Melalui kerja keras rakyatnya, perkembangan ekonomi dan politik yang luar biasa selama beberapa dekade,Taiwan membuktikan sebagai salah satu cerita sukses di Asia,” ungkap Gedung Putih.

“Perdamaian, stabilitas, dan perbaikan hubungan lintas selat merupakan lingkungan yang bebas dari intimidasi, yang penting bagi AS.Kami harap upaya kedua pihak untuk membangun hubungan lintas selat dapat berlanjut,” papar pernyataan Gedung Putih. Ketua institut riset hubungan lintas selat di Beijing Union University Zhu Songling menyatakan, kemenangan Ma merupakan hasil yang diharapkan China karena dapat meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan politik.

“Ini hasil yang sangat bagus bagi kami. Kami optimistis dengan perubahan politik antara kedua pihak, tapi ini masih memerlukan kesabaran dari kita untuk mempromosikannya dengan hati-hati,”tuturnya. Media China kemarin menulis bahwa kemenangan Ma dapat memberi peluang baru bagi perbaikan hubungan lintas selatTaiwan.

Pakar hubungan internasional dari Tsinghua University, Beijing Chu Shulong berpendapat bahwa kemenangan Ma merupakan skenario terbaik bagi hubungan lintas selat. “Kemenangan Ma akan memastikan bahwa stabilitas dan perdamaian antara dua pihak selama empat tahun silam dapat berlanjut,”ujarnya. syarifudin