Pages

Labels

Rebut 6 iPad2 dari Lomba Ekspedisi Cincin Api!

Gunung berapi adalah ironi. Letusannya mematikan, sekaligus menghidupi. Diberkahi kesuburan tanah karena abu vulkanik ratusan gunung berapi yang berjajar, hingga dijuluki Zamrud Khatulistiwa. Nusantara adalah negeri yang retas karena dililit Cincin Api Pasifik.

Selama kurun waktu satu tahun ke depan, Harian KOMPAS, KOMPAS.com dan KOMPASTV akan menggali keunikan alam Indonesia dalam Ekspedisi Cincin Api Kompas. Bertolak dari Tambora dan berakhir di Mentawai.

Dalam rangka ikut menghadirkan konten bermutu dan bermanfaat dari masyarakat luas, KOMPAS mengajak Kompasianer (juga masyarakat umum, tentunya) untuk ikut ambil bagian dalam ekspedisi yang akan berlangsung selama satu tahun ke depan-dan liputannya mulai ditayangkan minggu besok di Harian KOMPAS, KOMPAS.com dan KOMPASTV.

Tulisan bisa berbentuk pengalaman, reportase ataupun ulasan atau opini seputar cincin api. Meliputi potensi, keindahan dan ancaman gunung berapi, bencana alam vulkanik maupun tektonik, serta tradisi dan kebudayaan masyarakat terkait keberadaan gunung berapi.

Kegiatan ini berlangsung selama enam periode, mulai September 2011 hingga Agustus 2012. Kompasianer menayangkan tulisan di www.kompasiana.com dengan menyantumkan tag “cincinapi” (tanpa tanda kutip). Setiap dua bulan sekali, Kompasiana akan mengumumkan tiga tulisan terbaik yang berhak mendapatkan hadiah berupa iPad 2, BlackBerry Gemini dan Samsung Galaxy Mini.

Mari ikut berkontribusi dalam memajukan negeri ini lewat tulisan-tulisan seputar cincin api. Semoga bangsa ini semakin siap dan dewasa dalam menghadapi setiap bencana alam, khususnya gempa bumi dan letusan gunung berapi.

JADWAL & HADIAH

* Periode 1: September - Oktober 2011

* Periode 2: November - Desember 2011

* Periode 3: Januari - Februari 2012

* Periode 4: Maret - April 2012

* Periode 5: Mei - Juni 2012

* Periode 6: Juli - Agustus 2012

Hadiah per periode:

* Tulisan Terbaik 1: Satu unit Apple iPad 2

* Tulisan Terbaik 2: Satu unit BlackBerry Gemini

* Tulisan Terbaik 3: Satu unit Samsung Galaxy Mini

TENTANG EKSPEDISI

Bertolak dari Tambora, mengarungi kaldera Toba, Sinabung dan Sibayak, Krakatau, Agung dan Rinjani, Semeru-Bromo, Merapi-Merbabu, Galunggung, Kerinci-Dempo, Egon-Lawu, hingga Sangihe-Ambon. Kemudian menyusuri lempeng benua Sesar Darat Sumatera dan berakhir di Mentawai.

Sebuah tim yang terdiri dari wartawan, ahli geologi, arkeologi, botani serta antropologi, mengintensifkan diri dalam sebuah perjalanan yang dinamai Ekspedisi Cincin Api Kompas.

Ekspedisi dilakukan selama satu tahun. Liputannya akan ditayangkan mulai tanggal 14 September di Harian KOMPAS, KOMPASTV dan KOMPAS.com. Sejak Juni 2011, tim ekspedisi melakukan perjalanan secara bertahap ke sejumlah kawasan gunung berapi dan patahan yang masuk dalam zona cincin api (ring of fire) di Indonesia.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berada di garis depan pertemuan antar tiga lempeng, yaitu lempeng Austronesia, Asia, dan Pasifik. Gesekan antar lempeng itu-terutama antara Australia dan Asia-membuat bawah bumi Indonesia selalu bergejolak dan mendidih. Selain berada di garis tumbukan tiga lempeng (Indo-Sutralia, Eurasia, dan Pasifik), Indonesia juga dalam lilitan Sabuk Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire.

Lempeng bebatuan di bawah bumi Indonesia, kecuali Kalimantan, termasuk yang paling retas di dunia. Hal ini dicirikan dengan banyaknya gempa bumi, dan gunung api yang berjajar mulai dari Aceh hingga Papua. Hingga sebelum terjadinya gempa diikuti tsunami yang melanda Aceh, 26 Desember 2004, potensi bencana geologi ini nyaris dilupakan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Kita tergagap. Padahal gempa, gunung meletus, dan tsunami telah memberi torehan panjang dalam sejarah nusantara.

Ekspedisi ini diharapkan bisa mengingatkan bangsa bahwa kita hidup di atas tanah yang retas dan agar bisa lebih bijak dan waspada. Juga untuk mendorong agar mitigasi bencana menjadi salah satu acuan dalam pembangunan nasional, terutama dalam tata ruang maupun anggaran.

Model Liputan
Ekspedisi Cincin Api akan diliput dalam model Cross Media Coverage selama 12 bulan mulai tanggal 14 September di Harian KOMPAS, KOMPASTV dan KOMPAS.com.