Pages

Labels

Rusia Gelar Pemilu Parlemen

MOSKOW– Rusia kemarin menggelar pemilu parlemen. Partai berkuasa Rusia Bersatu pimpinan Perdana Menteri (PM) Vladimir Putin diperkirakan menang.

Partai Rusia Bersatu menjamin akan bermain jujur dan adil dalam menjaga dominasi mayoritas di parlemen. Namun, sejumlah pengawas pemilu independen mengklaim mendapat tekanan dari otoritas menjelang pemilu dan beberapa portal berita diserang hacker di hari pemilu. Pemilu parlemen majelis rendah untuk memperebutkan 450 kursi itu menjadi kunci apakah Putin mampu mempertahankan kekuasaan dengan baik atau tidak.

Pemilu itu menjadi ujian sebelum pemilu presiden yang bakal digelar pada Maret mendatang.Partai Putin diperkirakan bakal mendapatkan kursi mayoritas di parlemen. Meski demikian, jajak pendapat memprediksi penurunan suara Partai Rusia Bersatu sekitar 10%. Hasil poling menyatakan, partai berkuasa dapat mempertahankan mayoritas dengan 315 kursi dari total 450 kursi majelis rendah atau dikenal dengan sebutan Duma.

Beberapa pemilih menyatakan dukungan untuk Partai Rusia Bersatu. Adapun, pemilih lain justru antipati terhadap Putin. Anastasia Levchenko, mantan pendukung Rusia Bersatu, mengatakan bahwa partai berkuasa tak melakukan apa pun selama empat tahun terakhir. “Saya sangat kecewa,” ujar pensiunan berusia 62 tahun tersebut. Dia sekarang mendukung partai sayap kiri, Partai Hanya Rusia.

“Inilah saatnya untuk perubahan sehingga saya memilih untuk (partai nasionalis) LDPR.Sejauh ini,LDPR merupakan satu-satunya partai yang dapat menghadapi Rusia Bersatu,” kata Ye katerina Makarova, 24,seorang manajer di perusahaan swasta, saat memberikan suara di kota Yekaterinburg, Urals,kemarin. Pendapat berbeda diungkapkan Nikolai Ponomaryov, karyawan swasta.

Dia justru melihat banyak perubahan progresif selama Putin berkuasa.“ Keluarga saya akan mendapatkan apartemen baru di distrik baru,” katanya dari Reuters. Para pendukung Partai Rusia Bersatu menganggap Putin menyelamatkan Rusia sejak 2000 hingga 2008.Putin dinilai berhasil merestorasi Kremlin dan meningkatkan kekuatan ekonomi Rusia pascakehancuran Soviet. Meski kerap menggunakan kekuatan militer untuk menekan pemberontak, Putin masih mendapatkan banyak simpati dari dunia internasional.

Dalam pemilu parlemen Rusia kali ini terdapat tujuh partai yang diperkenankan mencalonkan kandidatnya.Dibandingkan pemilu sebelumnya, jumlah partai saat ini menurun dibandingkan pemilu lalu yang melibatkan 11 partai. Sementara, kelompok pengawas pemilu independen, Golos (Suara), mengklaim terjadi kekerasan yang merajalela ketika kampanye pemilu. Bahkan, Partai Rusia Bersatu dituduh melakukan tekanan kepada warga untuk memberikan suara pada partai tersebut.

Golos menyebutkan, mereka menerima 5.300 keluhan terkait proses penyelenggaraan pemilu. Laporan yang dikumpulkan itu menunjukkan bahwa banyak pelanggaran pemilu yang dilakukan Partai Rusia Bersatu.Namun,laporan Golos itu mendapat reaksi keras dari otoritas. Tekanan juga dihadapi pimpinan lembaga yang dibiayai Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa itu, Lilya Shibanova.

Pada Jumat (2/12) Golos didenda USD1.000 karena dituduh sebagai pengamat independen yang mewakili kepentingan Pemerintah AS.Petugas bea cukai menangkap Ketua Golos Lilia Shibanova dan menyita laptopnya di Bandara Sheremetyevo. Situs Golos yang menampilkan peta kekerasan langsung mendapatkan serangan peretas (hacker) dan langsung tidak bisa aktif. Kemudian, stasiun radio populer Echo di Moskow juga mengalami peretasan.

“Serangan terhadap situs pada hari pemilu merupakan langkah untuk membatasi publikasi informasi mengenai kekerasan yang terjadi,” ujar pemimpin redaksi Echo Moskow Alexei Venediktov dikutip AFP. Namun, klaim itu dibantah Putin dan televisi pro-Kremlin. Putin menuduh negara-negara asing ikut campur dalam proses pemilu di Rusia. Sejumlah anggota parlemen Rusia juga mempertanyakan keabsahan lembaga pemantau pemilu yang didanai asing seperti Golos.

Menurut sejumlah pengamat, selama ini parlemen Rusia hanya menjadi stempel bagi Kremlin. Hal itulah yang menyebabkan kampanye pemilu kali ini gagal menarik minat publik Rusia. andika hendra m