Pages

Labels

Kapal Induk Pertama China Mulai Diuji di Laut

BEIJING- Kapal induk pertama China memulai uji pengenalan laut kemarin. Langkah ini membuat komunitas internasional semakin curiga dengan ekspansi militer Negeri Tirai Bambu.



Beijing hanya baru-baru ini mengonfirmasi bahwa kapal induk itu diubah dari kapal induk yang hendak dibangun di era Uni Soviet. China menegaskan bahwa kapal induk itu hanya akan digunakan untuk pelatihan dan riset.



“Pelayaran pertama kapal induk akan berlangsung singkat dan kapal akan kembali ke pelabuhan Dalian untuk diperiksa dan dites lagi,” papar pernyataan Kementerian Pertahanan China, seperti dikutip AFP.



Andrei Chang, kepala Kanwa Information Centre yang memonitor militer China mengatakan pada AFP bahwa kapal induk itu mungkin menguji apakah mesin kapal bekerja dengan baik. Proses ujicoba laut itu diperkirakan akan berlanjut hingga setahun atau dua tahun.



Chang menyatakan, kapal induk itu tidak tampak memiliki peralatan untuk mengurangi kecepatan sebuah pesawat saat mendapat di kapal itu. “Itu sangat aneh. Ini merupakan teknologi yang sangat canggih dan China tidak memasangnya, kami tidak dapat menemukannya (dalam foto-foto yang telah saya lihat),” ujarnya. “Itu berarti mereka tidak dapat mendaratkan pesawat apa pun, mungkin hanya helikopter.”



Perjalanan kapal induk tersebut dilakukan saat ketegangan di Laut China Selatan meningkat. China termasuk salah satu negara yang mengklaim kepulauan Spratly dan Paracel di sana, selain Vietnam dan Filipina.



Tentara Pembebasan Rakyat China merupakan angkatan bersenjata terbesar di dunia yang sangat merahasiakan berbagai program pertahanannya. Mereka mendapat keuntungan dari besarnya anggaran militer yang diberikan pemerintah China yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.



Awal tahun ini, China mengumumkan pengeluaran militer akan meningkat 12,7% menjadi USD91,7 miliar pada 2011. Pada Januari, Beijing menyatakan sedang mengembangkan jet tempur siluman pertama dan sedang membangun rudal anti-balistik yang mampu menembus pertahanan kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) yang paling kuat.



Cepatnya pembangunan militer China membuat negara-negara tetangganya sangat curiga. Pekan lalu, Jepang menyuarakan kekhawatirannya dengan kemampuan angkatan laut Beijing yang semakin luas.



Namun Beijing berusaha menepis kekhawatiran berbagai pihak dengan mengatakan bahwa kapal induk China bukan ancaman bagi negara mana pun. “Membangun angkatna laut yang kuat yang setara dengan status kebangkitan China merupakan langkah yang diperlukan dan pilihan yang tidak dapat dihindari bagi sebuah negara untuk melindungi meningkatnya kepentingan nasional secara global,” papar kantor berita Xinhua yang menjadi corong pemerintah China.



“Meskipun China mengembangkan kapal induk dengan kemampuan tempur penuh di masa depan, ini tidak akan mengancam negara lain,” tulis Xinhua.



China baru menginformasikan secara resmi tentang kapal induk pertamanya pada Juni, saat pejabat tinggi militer Chen Bingde diwawancarai sebuah surat kabar Hong Kong. Tapi sejumlah media dan pengamat militer menyatakan, selama bertahun-tahun China sibuk memperbaiki sebuah kapal induk era Uni Soviet.



Media melaporkan China membeli lambung kapal induk tanpa mesin, jaringan listrik, atau baling-baling pada 1998. Kapal sepanjang 300 meter itu yang dulu disebut Varyag, awalnya dibuat untuk angkatan laut Uni Soviet, tapi pembangunannya terhenti akibat kekalahan Soviet pada 1991. Menurut televisi China, kapal induk itu tidak akan diberi nama secara resmi hingga kapal induk itu melakukan tugas resmi pertamanya.



Pakar militer Yin Zhuo menjelaskan, kunci untuk menciptakan kapal induk yang beroperasi secara penuh, perlu dilakukan training pilot pesawat. “Memerlukan waktu tiga tahun untuk melatih satu pilot berkualifikasi dan pilot itu perlu berlatih di kapal induk itu, yang mungkin memerlukan waktu beberapa tahun lagi,” katanya.



Pengamat mengatakan, pembangunan militer China memang dilakukan seiring pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Kekuatan militer itu diperlukan untuk melindungi berbagai kepentingan nasional China dari berbagai ancaman keamanan di masa depan. (syarifudin)