Pages

Labels

Putra Khadafi Masih Bebas

TRIPOLI- Pemberontak Libya kemarn mendeklarasikan era Muammar Khadafi telah berakhir setelah mengontrol sebagian besar Tripoli. Namun putra Khadafi, Seif al-Islam menegaskan bahwa ayahnya masih mengontrol ibu kota.



Seif yang lusa kemarin dikabarkan tertangkap oleh pemberontak, ternyata kemarin masih bebas. Dia muncul ke publik dan memberikan wawancara pada seorang koresponden AFP dan dua wartawan lainnya.



“Tripoli dalam kontrol kami. Siapapun harus yakin. Semua baik-baik saja di Tripoli,” papar Seif di luar kompleks kediaman Khadafi, Bab al-Azizya, di Tripoli kemarin pagi, seperti dikutip AFP. Kompleks tersebut pernah dibombardir oleh Amerika Serikat (AS) pada 1986.



“Anda telah menyaksikan bagaimana rakyat Libya bangkit untuk melawan pemberontak yang tiba di Tripoli,” tegas Seif.



Pertempuran sengit terjadi lusa kemarin di Tripoli saat pemberontak menyerbu itu kota. Saat itu Seif dikabarkan ditangkap dan ditahan pemberontak. “Barat memiliki teknologi tinggi yang mengacaukan sistem telekomunikasi dan mengirimkan pesan pada rakyat mendeklarasikan kejatuhan rezim,” ujar Seif tentang pesan singkat SMS yang dikirim pada penduduk di Tripoli pada Minggu (21/8). “Ini merupakan perang teknologi dan media untuk menciptakan kekacauan dan teror di Libya.”



Seif mengenakan kaus tradisional Khaki saat diwawancarai wartawan kemarin. Menurut Seid yang tiba untuk wawancara dengan mengendarai mobil bersenjata, menyatakan bahwa pemberontak mengalami kekalahan besar pada Senin (22/8) saat menyerbu kompleks kediaman Khadafi. “Saya di sini untuk menyangkal kebohongan itu,” tegasnya.



Sebelum Seif datang menemui para wartawan, puluhan pendukung Khadafi sudah berada di lokasi pertemuan. Mereka menduga mobil yang dikendarai wartawan berisi Seif. Mereka pun segera meneriakkan slogan-slogan dan melambaikan bendera Libya. Foto Seif juga diacung-acungkan. Saat akhirnya mereka tahu bahwa mobil itu berisi wartawan, para pendukung Khadafi tetap tidak menjauh dari mobil tersebut. Seif kemudian tiba dengan mengendarai mobil bersenjata lengkap.



Sedangkan Duta Besar Libya untuk Washington Ali Suleiman Aujali menjelaskan, putra Khadafi, Mohammed Gaddafi, yang juga dilaporkan ditangkap, telah melarikan diri. Aujali merupakan perwakila Dewan Transisi Nasional (NTC) yang diakui Amerika Serikat (AS) sebagai perwakilan rakyat Libya. “Mohammed tampaknya telah dibawa oleh pasukan Khadafi,” katanya pada CNN.



Seorang sumber pemberontak mengonfirmasi lepasnya Mohammed, saat dikonfirmasi oleh AFP. “Ya, itu benar, dia telah lepas,” katanya di ibu kota pemberontak, Benghazi, Libya timur.



Hingga kini keberadaan Khadafi masih menjadi misteri. Tidak seorang pun yang mengaku mengetahui keberadaan Khadafi. Tripoli saat ini mengalami gelap gulita karena aliran listrik sudah diputus di mana pun, kecuali di kompleks kediaman Khadafi. Suara baku tembak masih terdengar di sekolah kota pelabuhan Mediterania.



Pemberontak merayakan keberhasilan mereka menguasai Lapangan Hijau di Tripoli yang kemudian namanya diubah menjadi Lapangan Martir. Pemberontak dan pendukungnya menari-nari dan mengibarkan bendera anti-rezim.



Namun situasi masih tegang di hotel Rixos, tempat sekitar 30 koresponden asing menginap karena suplai air dan listrik telah terputus pada Senin (22/8). Tentara Khadafi tampak berjaga di luar gedung hotel.



Sementara itu, pemimpin pemberontak Mustafa Abdel Jalil mengatakan dalam konferensi pers di Benghazi, “Era Khadafi sudah selesai. Saya berharap dia tertangkap hidup-hidup sehingga dia akan mendapatkan pengadilan.” Dia pun yang mengatakan bahwa Seif ditangkap oleh wartawan.



Namun pemberontak juga tampak ragu tentang cara menguasai bagian Tripoli yang masih belum dapat mereka kontrol. Jalil mengatakan bahwa tidak semua wilayah Tripoli telah dikuasai pemberontak. “Momen kemenangan sebenarnya ialah saat Khadafi ditangkap,” katanya.



Pejabat NATO kemarin menyatakan, pasukan Khadafi menembakkan rudal Scud yang diarahkan ke Misrata pada pertempuran Senin (22/8). Awalnya NATO menyatakan ada tiga rudal Scud yang ditembakkan, tapi kemudian meralat menjadi satu rudal.



“Rudal Scud dari permukaan ke permukaan diluncurkan dari Sirte. Rudal itu mendarat di kota Misrata, tampaknya di laut atau bagian pantai. Kami tidak mengetahui kerusakan atau korban yang diakibatkannya,” papar kepala juru bicara NATO Oana Lungescu.



Lungescu menyatakan masih ada pertempuran di Tripoli. “Pasukan Khadafi telah lemah, atpi mereka masih berbahaya,” katanya.



AS dan NATO menyatakan pada 15 Agustus bahwa pasukan Khadafi menggunakan Scud untuk pertama kali sejak NATO mulai melancarakan kampanye udara terhadap rezim Libya. Menurut jurnal militer Jane\'s Defence, Libya memiliki 240 rudal balistik dan model Scud B memiliki jangkauan 300 kilometer.



Presiden AS Barack Obama menyerukan transisi inklusif di Libya dan meminta Khadafi menyerahkan kekuasaannya. Obama memperingatkan pemberontak bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Gedung Putih menyatakan, tidak ada indikasi bahwa Khadafi, 69, telah meninggalkan Tripoli.



Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet pada Senin (22/8) menyerukan rezim telah jatuh. Tapi kemarin, dia mengatakan, “Di Libya situasinya belum sepenuhnya berakhir, jauh dari itu.” Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menyatakan, “Saya katakan kemarin bahwa kemenangan belum sempurna.”



Deputi Perdana Menteri (PM) Inggris Nick Clegg kemarin mengatakan, Khadafi sudah terdesak dan kekalahannya hanya masalah waktu. Menyikapi kabar bahwa Seif masih bebas, Clegg berpendapat bahwa Seif tetap tidak bebas bergerak di Tripoli. “Dia dan sisa pasukan Khadafi kini tersudut, mereka melaukkan perlawanan terakhir, dan hanya masalah waktu sebelum mereka akhirnya kalah,” ujarnya. “Tentang itu kami sangat yakin.”



Clegg mengatakan pertempuran untuk menguasai Tripoli masih sengit, tapi pemberontak menguasai sebagian besar wlayah ibu kota. “Perkiraan kami sekarang pasukan pembebasan Libya mengontrol banyak wilayah, tapi tidak semua kawasan Tripoli,” paparnya.



Menlu Italia Franco Frattini kemarin mengatakan, Khadafi dan putranya akan segera ditangkap dan harus dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag. “Mereka akan ditangkap tanpa ragu dan segera. Pendapat saya, mereka harus dibawa ke pengadilan di Den Haag. Saya harap Dewan Transisi Nasional di Benghazi akan menyerahkan mereka ke Den Haag untuk diproses sebagai penjahat perang. Mereka juga dapat dibawa ke pengadilan untuk berbagai dakwaan di pengadilan Libya,” katanya.



Sebuah kapal yang disewa untuk mengevakuasi sekitar 300 warga asing dari Tripoli tertunda karena memburuknya situasi keamanan. Baku tembak masih terjadi di Tripoli, penembak jitu yang setia pada Khadafi masih ditempatkan di atas gedung-gedung.



Sementara itu, mantan Presiden Kroasia Stipe Mesic yang memiliki hubungan dekat dengan Khadafi mengatakan, pemimpin Libya mengatakan padanya bahwa dia siap mundur dari kehidupan politik jika NATO mengakhiri serangan udara.



“Saya dapat mengonfirmasi bahwa kolonel Khadafi siap mundur sepenuhnya dari kehidupan politik dan publik serta jaminan menyelenggarakan sistem multipartai, tapi dengan syarat serangan udara NATO berhenti,” ujar Mesic, seperti dikutip kantor berita Hina.



Menurut Mesic, dia memiliki pesan lisan pribadi dari Khadafi pekan lalu. Mesic sudah menyampaikan pesan Khadafi itu pada Duta Besar China, Rusia, dan AS untuk Kroasia. “Otoritas di Tripoli telah mencoba menyampaikan pesan ini melalui semua saluran ke negara-negara yang memainkan peran penting dalam operasi di Libya,” katanya.



Mesic merupakan presiden Kroasia pada 2000-2010. pada 2003, dia melakukan kunjngan resmi ke Tripoli untuk membahas keterlibatan perusahaan Kroasia dalam beberapa proyek infrastruktur. Khadafi dan Mesic memiliki hubungan dekat selama beberapa tahun.



Sedangkan Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Libya Abdul Ilah al-Khatib kemarin menyatakan bahwa rezim Libya telah meminta intervensi PBB sebelum serbuan pemberontak ke Tripoli. “Beberapa hari sebelum serangan pemberontak di Tripoli dimulai, pejabat Libya meminta saya untuk intervensi,” kata Khatib, mantan menteri luar negeri Yordania. “Saya katakan pada mereka bahwa sebagai seorang mediator saya melihat semua yang mungkin dapat diterima pihak lain, yang menolak berbicara kecuali Khadafi mundur. Pemberontak tidak mau bernegosiasi lagi. Mereka hanya minta Khadafi mundur sebelum negosiasi.” (syarifudin)