Pages

Labels

Muslim Palestina Menjalani Ramadan Tanpa Iktikaf di Masjid Al-Aqsa

YERUSALEM- Ramadan bagi Muslim di Yerusalem tidak sebebas umat Islam di negara-negara lain. Israel mengetatkan keamanan di Yerusalem dan membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa pada Jumat pertama (5/8) bulan Ramadan.



Polisi dan penjaga perbatasan Israel dikerahkan di penjuru kota Yerusalem saat ribuan muslim Palestina berkumpul untuk menjalankan salat Jumat di masjid yang menjadi tempat suci umat Islam ketiga setelah Masjidil Haram di Makah dan Masjid Nabawi di Madinah.



“Akses ke Masjid Al-Aqsa dibatasi untuk pria dan wanita yang berusia tertentu,” papar laporan VOA.



Muslim Palestina menganggap pembatasan akses itu melanggar hak asasi ribuan warga Palestina untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa dan beriktikaf di dalamnya saat bulan suci. Koresponden portal berita Alresalah.ps yang berusaha masuk ke Yerusalem tapi ditolak oleh polisi Israel.



Namun seorang warga Palestina, Riad Hamad diijinkan masuk Yerusalem karena usianya antara 45 hingga 50 tahun. Tapi Israel hanya mengijinkan dia dan orang seusianya untuk salat di Masjid Al-Aqsa.



“Saya menunggu untuk salat di Al-Aqsa saat Ramadan setiap tahunnya, dan tahun ini saya telah mempersiapkan diri saya, dengan sekelompok teman untuk iktikaf di dalamnya, tapi pada malam Jumat (4/8), salah satu teman saya mengatakan bahwa polisi Israel menolak semua Muslim untuk iktikaf di dalam masjid dan semua orang harus segera pergi setelah salat tarawih,” papar Hamad.



Sedangkan pada Minggu malam (7/8), polisi Israel masuk kompleks Masjid Al-Aqsa dan memaksa umat Islam untuk keluar dari masjid. “Polisi Israel mengusir sekelompok sekitar 30 orang yang sedang iktikaf di masjid itu,” tulis Alresalah.ps.



Awalnya 30 orang itu menolak pengusiran tersebut karena ingin mencegah penyerbuan kelompok sayap kanan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Kepala Manuskrip Masjid Al-Aqsa Dr. Najeh Bakirat yang diusir dari Al-Aqsa selama tiga bulan, mengatakan bahwa masjid tersebut kini menjadi medan perjuangan karena Israel hendak menghapus berbagai memori Muslim tentang lokasi tersebut.



Menurut Bakirat, dalam konteks mencegah Muslim yang ingin iktikaf, ini merupakan pesan Israel yang berarti Al-Aqsa kosong dari umat Islam yang beribadah di bulan paling suci dalam Israel.



“Seluruh umat Islam harus tahu bahwa pendudukan rezim Zionis itu secara nyata mencuri Masjid Al-Aqsa setiap hari, baik secara moral atau pun material, dan mengusir Muslim darinya, muncul dalam kontek deklarasi perang tentang itu,” tegas Bakirat.



Kepala Manuskrip Masjid Al-Aqsa itu menambahkan, “Sepanjang tahun, pasukan pendudukan Israel menutup masjid setelah salat Isya, dan mereka ingin memberlakukan tindakan yang sama selama Ramadan. Mereka hanya akan mengijikan iktikaf selama 10 hari terakhir Ramadan.”



Bakirat menyeru negara-negara Islam dan Arab untuk bertindak segera menyelamatkan Masjid Al-Aqsa. “Israel menutup masjid suci itu secara bertahap, dan di masa depan, masjid itu akan sepenuhnya ditutup dan tidak seorang pun dalam usia berapa pun yang bisa salat di dalamnya,” katanya. (syarifudin)