NEW YORK- Sebanyak 14 pengusaha Indonesia masuk dalam daftar Miliarder 2011 versi majalah Forbes. Daftar itu memuat 1.210 miliarder dengan total kekayaan USD4,5 triliun.
Dua warga Indonesia terkaya ialah pemilik Djarum Group, Budi Hartono dan Michael Hartono, dengan kekayaan USD5 miliar. Hartono masuk dalam peringkat 208 pada daftar tersebut.
Selanjutnya berturut-turut peringkat 304 Low Tuck Kwong yang bergerak di bisnis batubara dengan kekayaan USD3,6 miliar, rangking 402 Martua Sitorus bisnis minyak kelapa sawit sebesar USD2,7 miliar. Kemudian peringkat 488 Peter Sondakh bidang investasi dengan USD2,4 miliar. Peringkat 564 Sri Prakash Lohia di bisnis polyester dengan kekayaan USD2,1 miliar.
Kemudian peringkat 595 Kiki Barki bisnis batubara dengan kekayaan USD2 miliar. Diikuti peringkat 651 Sukanto Tanoto yang memiliki kekayaan USD1,9 miliar. Peringkat 782 Edwin Soeryadjaya di bisnis batubara dengan kekayaan USD1,6 miliar. Rangking 833 Garibaldi Tohir di bisnis batubara dengan kekayaan USD1,5 miliar. Kemudian peringkat 938 Theodore Rachmat di bisnis batubara dengan kekayaan USD1,3 miliarder.
Sedangkan pemilik Transcorp Media Chairul Tanjung berada di peringkat 1057 dengan total kekayaan USD1,1 miliar. Urutan 1057 Murdaya Poo memiliki kekayaan USD1,1 miliarder. Dan rangking 1140 Benny Subianto di bisnis batubara dengan kekayaan USD1 miliar.
“Miliarder asal Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi 14 orang pada tahun ini,” papar Forbes. “Aburizal Bakrie tidak masuk dalam daftar terbaru 10 pria terkaya di Indonesia.”
Menurut Forbes, tahun lalu, Bakrie berada dalam rangking ke-10 pria terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD2,1 miliar.
Sementara itu, pengusaha telekomunikasi Meksiko Carlos Slim Helu masih menjadi manusia terkaya di dunia, sesuai daftar miliarder dunia 2011 ala majalah Forbes. Pertumbuhan ekonomi Asia membuat jumlah miliarder di Rusia, China, dan Brazil meningkat drastis.
Slim yang tidak terlalu dikenal publik di luar Meksiko, mengumpulkan harga kekayaan USD74 miliar dari kerajaan telekomunikasinya. Dia pada tahun lalu berada di urutan puncak manusia terkaya versi Forbes, dan kini berhasil meningkatkan kekayaan hingga USD20,5 miliar.
Saat ini posisi kedua ditempati pendiri Microsoft Bill Gates dengan kekayaan USD56 miliar. “Ranking yang relatif rendah itu menunjukkan aktivitas filantropisnya yang luar biasa sepanjang tahun,” papar Forbes.
Rangking ketiga dan keempat ditempati guru investasi Amerika Serikat (AS) Warren Buffett dan Bernard Arnault dengan grup perusahaan LVMH, dengan masing-masing kekayaan sebesar USD50 miliar dan USD41 miliar.
Namun di luar kelompok miliarder yang namanya sering disebut itu, gelombang arus kekayaan mengalir ke Asia, dengan total populasi miliarder mencapai rekor 1.210 orang, dari 1.011 orang pada tahun lalu.
AS masih memimpin di atas 33% mega-kaya dunia, tapi jumlah itu turun sekitar setengah dekade silam. Sebaliknya, saat ini tumbuh banyak orang kaya baru di Asia Pasifik, hingga mampu melampaui Eropa untuk pertama kalinya.
Asia Pasifik saat ini memiliki 332 miliarder, posisi kedua setelah AS yang memiliki 413 miliarder. Jumlah miliarder di Asia Pasifik itu menignkat dari 234 orang pada 2010. Sedangkan Timur Tengah dan Afrika memiliki 89 miliarder.
“Ekonomi global sedang pemulihan, tapi kekayaan tidak menyebar ke penjuru kawasan. Daftar ini mencerminkan perubahan luar biasa yang terjadi dalam ekonomi global,” papar Steve Forbes, pemimpin redaksi majalah bisnis tersebut. “Garis dasarnya ialah komoditas dan Asia Pasifik. Terjadi boom komoditi global di sana. Tapi kita telah belajar, komoditas dapat naik sangat cepat, dan dapat turun sangat drastis.”
Pertumbuhan miliarder meningkat drastis di China, dari 69 menjadi 115 orang, Hong Kong dari 25 menjadi 36 orang, India dari 49 menjadi 55 orang, dan penjuru Asia Pasifik secara keseluruhan dari 234 menjadi 332 orang. “Di sana ada jutaan orang di penjuru dunia yang memiliki peluang untuk menjadi kreatif,” papar Forbes.
Pertumbuhan miliarder di Eropa, yang dipimpin oleh para pengusaha komoditi Rusia, sebagian besar karena kebutuhan besar Asia untuk bahan baku, atau dalam kasus LVMH, barang-barang mewah. “China benar-benar menetapkan nadanya tahun ini,” tegas redaktur senior Forbes Luisa Kroll.
Dia menambahkan, Asia untuk pertama kali memiliki jumlah miliarder lebih banyak daripada Eropa. Menurut Kroll, penyebab kesuksesan Asia ialah booming-nya bursa saham dan bisnis yang didukung pemerintah.
“Saat ini lebih mudah menjadi kaya jika Anda tinggal di Shanghai. Jika saya berusia 22 tahun dan seorang pengusaha, serta mungkin dapat bicara Mandarin. Saya memiliki peluang besar jika di sana,” papar Kroll.
Dengan banyaknya warga dunia yang masih trauma setelah terguncang resesi ekonomi, ritual tahunan daftar miliarder versi Forbes ini dapat dilihat sebagai cermin realitas sekarang. Namun Forbes mengingatkan, orang-orang yang berada dalam daftarnya ini menciptakan prestasi setelah melalui kesulitan dan kegagalan.
“Orang-orang ini, berbeda dengan mitos Hollywood, merupakan orang-orang yang sangat agresif dan individu-individu yang sangat fokus,” papar Forbes.
Kroll menambahkan, orang yang menjadi miliarder membutuhkan keberuntungan dan takdir, tapi juga sedikit ekstra. “Mereka orang unik. Kadangkala saya pikir mereka sedikit luar biasa,” katanya.
Menurut Forbes, AS masih tetap menjadi magnet miliarder terbesar di planet ini, dengan jumlah mencapai 413 orang. Tapi jumlah itu terus berkurang setiap tahun, menuju ke Asia. Satu dekade silam, lebih dari setengah miliarder dunia merupakan warganegara AS, tapi saat ini hanya sepertiganya yang warga Paman Sam.
Saat ini China memiliki jumlah miliarder 115 orang, sedangkan Rusia 101 orang dan Brasil 30 orang. Ini pertama kalinya ada negara selain AS , yang memiliki 413 miliarder, memiliki lebih dari 100 orang miliarder. Moskow saat ini menjadi kota paling banyak miliarder dalam daftar, sebanyak 79 orang, melampaui New York yang hanya 58 orang.
Brasil, Rusia, India, dan China memiliki setengah dari 214 miliarder baru dunia, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya 97 miliarder baru. Di antara wajah-wajah baru dalam daftar Forbes itu ialah empat miliarder yang kekayaan terkait jejaring sosial Facebook, pendiri bersama Dustin Moskovitz dan Eduardo Saverin serta investor Yuri Milner dan Sean Parker.
Sedangkan pendiri bersama Facebook Mark Zuckerberg melejit dari peringkat 212 menjadi 52. Kekayaan Zuckerberg saat ini diperkirakan sebesar USD13,5 miliar.
Salah satu miliarder yang naik rangking paling besar dalam daftar Forbes ialah pengusaha kasino AS Sheldon Adelson yang mengumpulkan kekayaan terbesar. Kekayaan pemilik Las Vegas Sands Corp itu mencapai USD23,3 miliar, naik dari USD14 miliar, atau dari peringkat 73 tahun lalu menjadi urutan 16.
Sedangkan jumlah miliarder India tidak naik terlalu besar, tapi rata-rata dengan kekayaan USD4,5 miliar, dibandingkan rata-rata kekayaan miliarder China sebesar USD2,5 miliar.
(syarifudin)