TRIPOLI- Pemimpin Libya Muammar Khadafi kemarin menegaskan negerinya siap bertempur dan memenangkan peperangan. Dia tetap bertahan meski serangan militer asing di negeri kaya minyak itu kemarin memasuki hari kelima.
Ini merupakan kemunculan pertama Khadafi ke publik dalam sepekan terakhir. Dia menyeru seluruh tentara Islam untuk bergabung dengannya.
“Kita akan memenangkan pertempuran ini,” tegas Khadafi pada pendukungnya di kompleks kediamannya, Bab Al-Aziziyah, Tripoli, kemarin.
Lokasi pidatonya itu menjadi target serangan rudal koalisi dalam beberapa hari terakhir. “Saat ini merupakan perang salib baru yang dilancarkan negara-negara salib terhadap Islam,” papar Khadafi di hadapan sekitar 200 pendukungnya.
“Panjang umur Islam di setiap tempat. Seluruh tentara Islam harus ambil bagian dalam pertempuran, semua rakyat merdeka harus terlibat dalam perang ini. Kita akan menang pada akhirnya,” ujar Khadafi dalam pidato pendek yang ditayangkan televisi pemerintah Libya. “Dalam waktu singkat, kita akan memukul mereka. Dalam jangka panjagn, kita akan memukul mereka.”
Khadafi menyimpulkan pidatonya dengan mengatakan, “Saya tidak takut badai yang menyapu cakrawala. Saya pun tidak takhut pesawat-pesawat menjatuhkan kehancuran hitam. Saya bertahan, rumah saya di sini di tenda saya. Saya pemilik hak sepenuhnya dan pencipta hari esok. Saya di sini. Saya di sini. Saya di sini.”
Pesawat-pesawat tempur Barat sudah melakukan lebih dari 300 serangan di Libya dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, lebih dari 162 rudal penjelajah Tomahawk ditembakkan militer Barat.
Hingga kemarin malam, suara tembakan senjata anti pesawat terus menyalak dan dari kejauhan terdengar ledakan-ledakan. Beberapa ledakan juga terdengar di ibu kota Libya, Tripoli, kemarin.
Menurut laporan CNN, serangan udara pasukan koalisi dilancarkan sepanjang malam dekat kota Misrata, timur Tripoli. Militer asing tampaknya hendak melumpuhkan tentara Khadafi yang sudah mengepung pemberontak di Misrata selama beberapa pekan.
“Situasi di rumah sakit lokal bagai bencana,” kata seorang dokter di Misrata. “Para dokter dan tim medis tidak memiliki kemampuan super dan beberapa dari mereka tidak dapat mencapai rumah sakit karena tank-tank dan sniper.”
Penduduk Misrata, Saadoun, mengatakan pada BBC bahwa setiap hari ada anacman serangan dari pasukan pemerintah Libya. “Setiap hari dimulai dengan tembakan artileri di pusat kota dan wilayah penduduk. Tank-tank akan memberi jalan bagi sniper untuk naik ke atap gedung-gedung tinggi di pusat kota dan memberikan perlindungan pada artileri serta tank-tank untuk masuk atau mencoba masuk pusat kota,” paparnya. Situasi serupa terjadi di kota Ajdabiya, timur Tripoli.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menjelaskan struktur komando operasi militer aliansi dalam beberapa hari ke depan. Menurut Obama, ada pengurangan berarti dalam penerbangan militer AS di Libya, saat aliansi Barat berupaya menerapkan zona larangan terbang yang disetujui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Saya tidak ragu bahwa kami akan mampu menyerahkan kontrol operasi ini pada koalisi internasional,” papar Obama.
Obama memperingatkan, Khadafi mungkin masih mempertahankan kekuasaan, tapi pendekatan militer bukan satu-satunya cara AS untuk menggulingkannya. “Pemimpin Libya mungkin bersembunyi di bunker bawah tanah dan menunggu semua berakhir, meski menghadapi zona larangan terbang,” katanya. “Tapi ingat, kami tidak hanya memiliki peralatan militer agar Khadafi mundur.”
AS sudah menerapkan sanksi terhadap 14 perusahaan yang dikontrol National Oil Corp milik pemerintah Libya untuk memutus sumber pendanaan rezim Khadafi.
Menteri Luar Negeri (menlu) AS Hillary Clinton mengatakan pada ABC News bahwa orang-orang dekat Khadafi telah menghubungi aliansi Libya di penjuru dunia untuk mencari penyelesaian atas krisis ini. “Kami telah mendengar tentang orang-orang dekatnya untuk menghubungi orang yang mereka ketahui di penjuru dunia—Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan lainnya—mengatakan apa yang harus kami lakukan? Bagaimana kami keluar dari masalah ini?” katanya.
“Jika di Libya ada oposisi sebenarnya, kami sudah memberi mereka peluang yang lebih baik daripada yang mereka miliki sebelum Dewan Keamanan PBB bertindak,” ujar Hillary.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates di Moskow mengatakan, pasukan koalisi menghancurkan radar dan rudal yang dimiliki Khadafi untuk memudahkan penerapan zona larangan terbang di Libya oleh pesawat tempur asing. Pentagon mengakui, AS telah menerbangkan 212 misi udara di Libya, sedangkan pasukan koalisi lain sudah melakukan 124 misi udara.
Pasukan koalisi yang dipimpin AS, Prancis, dan Inggris, serta beberapa negara Eropa dan Qatar, bertindak berdasarkan resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB yang mengijinkan semua tindakan yang perlu dilakukan untuk melindungi warga sipil Libya. Namun saat ini ada koordiansi antara pasukan asing, tapi tidak satu komando. Saat ini kendali hendak diserahkan pada NATO yang juga mengalami perpecahan sikap dalam membahas operasi di Libya.
Pada utusan NATO kembali berunding setelah negosiasi alot gagal mempertemukan perbedaan mereka. Tapi seorang diplomat mengatakan, mereka telah menyepakati penggunaan kekuatan angkatan laut untuk menerapkan embargo persenjataan di Libya sesuai resolusi PBB.
Menlu Prancis Alain Juppe mengatakan, aksi koalisi selanjutnya tergantung pada sikap Khadafi. “Operasi militer dapat berhenti setiap saat. Semua tergantung kemauan rezim Tripoli untuk menerima dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dan menerima gencatan senjata sebenarnya,” ujarnya.
Konflik di Libya mengakibatkan produksi minyak negara itu merosot hingga kurang dari tiga perempat produksi minyak normal. Sebelum konflik, Libya memproduksi 1,69 juta barrel minyak per hari, menurut data Badan Energi Internasional (IEA). Saat ini produksinya hanya 400.000 barrel per hari.
Sementara itu, Presiden Turki Abdullah Gul mengecam negara-negara yang terlibat dalam serangan koalisi di Libya sebagai oportunis. Turki mencurigai ambisi rahasia negara aliansi di Libya. “Isu tentang kebebasan dan mengakhiri tekanan terhadap rakyat itu penting, tapi malangnya, beberapa negara digerakkan oportunisme,” tegasnya.
“Kami selalu katakan, jika pemimpin Libya mundur sesegera mungkin, mereka akan membuat semuanya lebih mudah dan tidak akan memberi peluang bagi pihak lain untuk menjarah negara mereka,” kata Gul.
Turki merupakan anggota NATO dan negara mayoritas Muslim yang memainkan peran penting di Timur Tengah. Menurut Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan, serangan pasukan koalisi hanya meningkatkan korban jiwa, berubah menjadi pendudukan, dan merusak persatuan negara yang diserang.
Media massa China menganggap serangan militer di Libya oleh Barat itu untuk merebut minyak dan dominasi dunia. “Barat sudah mendominasi dunia selama berabad-abad dan berupaya mendominasi dunia tetap menjadi strategi utamanya,” tulis Global Times.
Menurut juru bicara (jubir) pemerintah China, serangan milter asing mengakibatkan korban sipil. “Sebagian besar militer dan intervensi politik Barat di Timur Tengah terkait minyak dan posisi strategis. Irak diserang karena minyak dan Libya diserang karena minyak,” tulis People's Daily, harian corong Partai Komunis China.
Sedangkan Swedia kemarin mengatakan, institusi keuangannya sudah membekukan lebih dari satu miliar euro aset rezim Libya, sesuai sanksi yang diterapkan Uni Eropa. “Berdasarkan regulasi sanksi UE sesuai situasi di Libya, perusahaan finansial Swedia telah melaporkan pada Otoritas Pengawas Keuangan Swedia membekukan lebih dari 1,12 miliar euro,” papar regulator keuangan Swedia.
Jerman mengatakan, kapal-kapal perangnya tidak akan berpartisipasi dalam operasi NATO untuk mengawasi embargo persenjataan di Libya. “NATO sudah memutuskan memberlakukan embargo senjata di Libya dan dapat memperoleh hasil kongkrit. Jerman tidak akan terlibat dalam hal ini. Kementerian Pertahanan sudah memutuskan menempatkan dua kapal pencegat dan dua kapal di Mediteranea berdasarkan komando nasional,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman. (syarifudin)