Pages

Labels

Abad Ke-21 Milik Asia Pasifik

HONOLULU – Kawasan Asia Pasifik semakin strategis dalam perekonomian global. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahkan menyatakan abad ke-21 sebagai era Asia Pasifik.

Dalam pidatonya di forum APEC CEO Summit 2011 di Hotel Sheraton Waikiki, Honolulu, Kepulauan Hawaii,kemarin WIB, Presiden mengatakan, kawasan Asia Pasifik dapat menentukan masa depan dunia apabila bisa mengidentifikasi langkah-langkah ke depan untuk memastikan perdamaian dan kemakmuran di kawasan tersebut. ”Kawasan Asia Pasifik harus berperan penting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif,” ujarnya.

Peran penting yang perlu dijalankan kawasan Asia Pasifik tidak memerlukan wadah baru lantaran telah ada kerangka kerja dan rencana aksi G-20 untuk mencapai tujuan tersebut. Sembilan dari 21 anggota APEC merupakan anggota G- 20, yang juga meliputi negaranegara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, China.“Wilayah Asia Pasifik juga meliputi negara-negara berkembang pesat seperti Korea Selatan, Indonesia, Meksiko, Rusia, Vietnam,”katanya.

Presiden optimistis sebagian besar negara dalam kawasan Asia Pasifik segera masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah. Pada 2050, Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi tidak akan ada negara kategori miskin di Asia. Presiden pun berkeyakinan bahwa Asia Pasifik akan memainkan peran penting dalam menyeimbangkan tatanan perekonomian global.

”Kita harus memainkan peran masing-masing dan menunjukkan kesungguhan politik untuk menghasilkan konsolidasi fiskal yang dibutuhkan,reformasi struktural, dan beberapa penyesuaian lain,”katanya. Hal lain yang harus dilakukan untuk mengantisipasi abad Asia Pasifik adalah mendefinisi ulang arsitektur kawasan itu menjadi lebih terbuka, efektif, dan transparan.

Penataan ulang arsitektur kawasan amat penting agar tercipta perubahan diplomasi, politik, ekonomi, dan sosial yang bisa mendatangkan arus perubahan cepat. Lagu ciptaan Presiden SBY yang berjudul SaveThe Earthdiperdengarkan dalam sesi ketiga pertemuan para CEO Asia Pasifik yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan KTT ke-19 APEC.

Sebelum acara di Hotel Sheraton Waikiki, Honolulu, Kepulauan Hawaii, dimulai, moderator Michael Oreskes memperkenalkan Presiden SBY kepada hadirin tidak hanya sebagai pemimpin Indonesia, tetapi juga sebagai pencipta lagu. Pada sesi dialog, Michael pun bertanya kepada Presiden tentang proses berkarya mencipta lagu di tengah-tengah kesibukannya memimpin negara.

”Saya kira para pemimpin di mana pun selalu punya hobi, ada berkuda,golf,memancing. Hobi saya menulis lagu,” ujar Presiden tentang kegemarannya mencipta lagu. Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono berada di Honolulu, Kepulauan Hawaii, hingga 14 November 2011 untuk mengikuti KTT ke- 19 APEC. Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kini menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia juga hadir sebagai pembicara dalam APEC CEO Summit 2011.

Krisis Utang Eropa

Di bagian lain,perkembangan krisis Eropa masih menyedot perhatian para pemimpin Asia Pasifik. Mereka menyerukan semua negara anggota melakukan segala upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi demi menghadapi meluasnya krisis utang Eropa. Seruan itu muncul meskipun tiap negara memiliki perbedaan dalam kebijakan mata uang dan perdagangan.

Krisis utang Eropa menjadikan 21 negara anggota APEC memfokuskan perhatian untuk segera bertindak mencegah dampak yang muncul dari krisis tersebut. Setelah pertemuan,pemimpin APEC merilis pernyataan yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa ketidakmampuan Eropa mengatasi krisis utang dapat meluas dampaknya ke kawasan Asia Pasifik.

Tidak seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki tingkat suku bunga mendekati 0%,banyak negara Asia punya ruang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar negara Asia juga memiliki kondisi keuangan publik yang sehat sehingga mereka memiliki kekuatan untuk mendorong pengeluaran pemerintah.

“Kita tidak melihat pertumbuhan masif di Eropa hingga masalah ini selesai dan itu akan mengurangi dampak terhadap ekonomi. Tapi jika kita dapat paling tidak menahan krisis itu, satu peluang besar yang kita miliki ialah melihat kawasan Asia Pasifik sebagai mesin luar biasa untuk pertumbuhan,”kata Presiden AS Barack Obama seperti dikutip Reuters kemarin. Namun mesin pertumbuhan itu melambat dan para pemimpin Asia khawatir terhadap inflasi yang terjadi.

China enggan untuk melepaskan paket stimulus yang besar seperti yang diluncurkan pada 2009 karena khawatir merupakan pengeluaran sia-sia. Pertumbuhan ekonomi China akan berada di bawah 9% pada tahun depan, pertama kali dalam satu dekade.Tapi itu masih akan empat kali lipat lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi AS. Meskipun para pemimpin APEC menunjukkan persatuan sikap,konferensi tingkat tinggi kelompok itu menunjukkan berbagai perbedaan yang semakin besar,khususnya antara dua pemain besar,AS dan China.

“Obama memperingatkan Presiden China Hu Jintao bahwa rakyat AS semakin tidak sabar dan frustrasi dengan perubahan kebijakan China,” papar seorang pejabat senior Gedung Putih kepada Reuters. Obama dan Hu bertemu pada Sabtu (12/11) di Honolulu. Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, Obama dengan kalimat sangat langsung mengatakan tentang isu mata uang dan perdagangan dalam pertemuan mereka.

AS sejak lama berkeberatan terhadap langkah China yang tetap mempertahankan mata uang yuan lemah sehingga para eksportir mendapatkan keuntungan. China menyatakan, yuan hanya bisa naik secara bertahap untuk menghindari hancurnya ekonomi dan meningkatnya pengangguran yang akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global.

Chinanews.com di Beijing mengutip pernyataan Hu bahwa apresiasi besar yuan terhadap dolar tidak akan membantu masalah perdagangan dan pengangguran di AS.“Masalah defisit perdagangan dan pengangguran tidak disebabkan oleh nilai tukar yuan. Bahkan apresiasi besar yuan tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi AS,”papar Hu. Pertemuan para eksekutif korporat APEC di Honolulu juga mengungkapkan sejumlah frustrasi terhadap China.

Namun sebagian besar berpendapat mereka memilih pendekatan lunak untuk menghindari rusaknya hubungan bisnis. “Bahkan di antara teman kadang kala ada konflik dan ada momen ketegangan. Saya harap saat berbagai masalah muncul, mereka dapat mengatasi secara diplomatis,” kata John Lechleiter, CEO perusahaan obat Eli Lilly, seperti dikutip Reuters.

Sebagai tuan rumah APEC di pulau kelahirannya Hawaii, Obama mengatakan bahwa kesepakatan telah terjadi dalam Kemitraan Trans-Pasifik,pakta perdagangan bebas regional yang sedang dinegosiasikan AS dan delapan negara lainnya. Kemitraan itu dipuji para pejabat AS saat Obama menandatangani kesepakatan itu dan kemungkinan penerapan untuk zona perdagangan bebas seluas APEC. syarifudin/ant