Pages

Labels

Tantawi Janjikan Pilpres

KAIRO– Kepala Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) Mesir Marsekal Hussein Tantawi menyatakan pemilihan presiden (Pilpres) akan digelar akhir Juni. Tantawi juga bersedia menggelar referendum jika diperlukan untuk menyerahkan kekuasaan. Adapun, pemilu parlemen akan tetap digelar mulai Senin (28/11) sesuai jadwal.Selain itu, Tantawi yang mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Mesir Husni Mubarak digulingkan pada Februari silam menerima pengunduran diri kabinet.

“SCAF tidak ingin mempertahankan kekuasaan dan sepenuhnya ingin memindahkan tanggung jawab segera seperti yang dikehendaki rakyat,” tegas Tantawi dalam pidato yang disiarkan televisi Mesir kemarin, dikutip Reuters.“Militer siap kembali ke barak segera jika rakyat menginginkan itu melalui referendum, jika diperlukan.” Dia menjelaskan,SCAF menerima pengunduran diri kabinet Perdana Menteri (PM) Mesir Essam Sharaf.

“Kami telah menugaskan kabinet untuk tetap bekerja hingga pemerintahan baru terbentuk, untuk menangani transisi dan bekerja sama dengan Dewan Tertinggi,” ungkap Tantawi. Petinggi militer itu menegaskan, SCAF akan menggelar pemilu parlemen pada tanggal 28 November sesuai rencana. Sedangkan, pemilu presiden akan digelar enam bulan lebih cepat dari jadwal sebelumnya. “Pemilu presiden republik digelar pada akhir Juni 2012,” kata Tantawi, dikutip AFP.

Namun, janji Tantawi itu tidak direspons positif oleh puluhan ribu demonstran yang membanjiri Lapangan Tahrir, Kairo.Mereka tetap mendesak Tantawi mundur.“Rakyat menginginkan marsekal turun,” teriak demonstran hanya beberapa blok dari lokasi bentrok dekat gedung Kementerian Dalam Negeri di luar Lapangan Tahrir.

“Kami tidak dapat mempercayai apa yang dia katakan.Bola sudah ada di pihak SCAF selama berbulan-bulan dan mereka tidak melakukan apa pun. Tantawi itu salinannya Mubarak. Dia Mubarak dalam seragam militer,”ujar Ahmed Mamduh, seorang akuntan yang ikut berunjuk rasa. Unjuk rasa yang digelar kemarin merupakan bagian dari demonstrasi berdarah sejak Sabtu (19/11).

Bentrok berlanjut malam kemarin. Polisi menggunakan tongkat, gas air mata,dan senapan angin untuk mengusir pengunjuk rasa. Puluhan demonstran berpegangan tangan untuk membentuk jalan bagi mobil ambulans dan pengemudi sepeda motor yang membawa korban lukaluka dalam unjuk rasa.Maskermasker bekas banyak ditemukan di jalanan.

Masker itu sebelumnya digunakan oleh para demonstran untuk menghadapi serangan gas air mata dari aparat keamanan. Di Lapangan Tahrir kemarin ratusan orang masih bertahan dan membangun tenda-tenda. Beberapa orang mengumpulkan sampah di karung plastik dan membakarnya di tumpukan kecil.Sebagian lagi mendatangi tempat makanan dibagikan. “Dia harus pergi! Kami tidak akan pergi!” ujar demonstran menentang Tantawi.

Untuk meredam kerusuhan, SCAF mengundang berbagai kekuatan politik di Mesir untuk diskusi membahas krisis yang dapat mengacaukan pemilu. Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim) yang merupakan kekuatan politik paling terorganisasi di negara itu terlibat dalam diskusi tersebut. Kandidat presiden dan mantan kepala Liga Arab Amr Mussa dan kepala Partai Wafd yang liberal, Sayyed Badawi, turut terlibat dalam diskusi itu. syarifudin